Hari ini jadwal kami keliling Mekah sekaligus umroh kedua. Tempat yang akan dikunjungi Jabal Tsur, Jabal Rahmah, seputar padang Arafah dan Mina kemudian mengambil Miqat di Masjid Ji'ronah. Umroh yang kedua ini saya badal untuk Bapak saya. Seandainya ada umroh ketiga saya maunya juga untuk ibu saya, tapi besok kami ke Madinah jadi umrohnya cuma 2 kali. Nanti jika saya ditakdirkan untuk umroh lagi, saya inginnya juga membadalkan ibu saya. Kenapa saya pilih Bapak bukan Ibu untuk kali ini, karena kedua kakak perempuan saya yang sudah umroh duluan telah mengumrohkan ibu total 2 kali, sementara bapak baru 1 kali. Kakak saya yang pertama datang, umroh 2 kali satunya untuk ibu, kakak yang kedua datang umroh bisa 3 kali, sehingga bisa untuk bapak dan ibu. Jadi setelah ditambah saya hitungan umroh badal untuk bapak dan ibu kami pas 2 sama.


Kemudian karena jadwal hari ini masuk kategori jalan-jalan eh mengunjungi tempat bersejarah umat Islam, maka foto-foto saya pasti bisa banyak kan ya. Selama dua hari pertama kan fokus ibadah, jadi fotonya jarang-jarang. Saking semangatnya ibadah, tidur juga waktunya kurang 😁... Kakak saya menyombong katanya foto-foto saat dia umroh banyak sekali, rasanya pengen saya jawab tidak kalah ngeselinnya, kalau foto saya selama saya umroh memang dikit karena sibuk ibadah, yang banyak itu foto Korea sama Jepang... soalnya dia belum pernah ke Korea dan Jepang... tuh kan sombong lagi... Astaghfirullah... 

Hari diawali sama seperti kemarin, bangun sebelum subuh untuk tawaf sunat. Namun kali ini saya bangunnya agak susah karena capek. Kemudian Desi ini bawaannya serba ribet, banyak sekali hana hini ritual yang harus dilakukan. Dia yang duluan mandi, tapi akhirnya yang duluan siap selalu saya, itulah sebabnya kami selalu telat. Maka untuk kali ini, para orang tua, ibunya Desi dan Ibu Ida duluan berangkat sama rombongan, saya dan Desi menyusul. Kalau ada pemilihan anggota kamar terlelet dan tertelat pasti kami pemenangnya. Kali ini kami tawafnya cuma berdua... dan harus berhasil memegang Ka'bah. Rombongan kami entah di mana dan sudah putaran ke berapa. Pada putaran ke sekian, saya melihat celah sepi untuk mendekati Ka'bah, Desi juga melihat. Maka dengan bersemangat kami mencoba menyentuh Ka'bah, dan berhasil saudara-saudara... 😁 Posisinya diantara rukun Yamani dan Hajar Aswad. Saya tidak tahu kalau di bagian bawah Ka'bah ada semacam plint untuk dinding bawah,  ini sepertinya keramik dan lumayan tinggi sebetis. Jadi ceritanya saking semangatnya saya mau menyentuh Ka'bah, betis saya terantuk tepat di tulang kering, tapi tidak saya pedulikan, pokoknya saya langsung mengutarakan keinginan saya sambil menangis, tanpa sadar top of mind yang saya sebut bukan minta jodoh, tapi minta segera tamat S3... Jadi sepertinya jauh di dalam diri saya, sebenarnya beban paling berat saat ini adalah kuliahπŸ˜…... Setelah selesai dan sadar... baru mikir lagi, kenapa bukan minta jodoh dan kemudian baru terasa sakitnya betis yang terantuk tadi... Sekarang saya boleh agak sombong ya kalau saya betisnya pernah terantuk di Ka'bah...

Solat subuhnya tetap di Masjidil Haram. jam 5.30 jadwal saya makan obat, dan saya selalu bawa obatnya serta air minum sedikit. Kenapa sedikit, sengaja soalnya botolnya mau diiisi air zamzam. Saking serunya saya taat makan obat, alarm saya pernah nyala di tas saat sedang solat subuh berjamaah. Untung suaranya kecil, tapi masih terdengar juga di kiri dan kanan. Jamaah dari berbagai negara ada di sana, dengan adat pakaian dan kebiasaan masing-masing. Kami dipesan saat manasik oleh Pak Haji agar tidak kepo urusan orang. Ada yang solat tanpa kaos kaki untuk perempuan, ada yang bergerak terus sepanjang solat, biarlah urusan mereka. Bacaan solat ayatnya seperti biasa kalau subuh, pasti panjang. Ada satu suara imam Masjidil Haram yang menjadi favorit saya, sayang orangnya tidak terlihat dimana. Sekarang setelah kembali ke Indonesia, saya suka menonton siarang langsung sholat di Masjidil Haram di youtube. Saya baru tahu kalau menjelang waktu sholat, area antara rukun Yamani dan Hajar Aswad dikosongkan dan diberi tali oleh askari. Kalau berada langsung di sana tidak terlihat, tapi kalau menonton di layar, jelas kelihatan. Sepertinya itu area di depan imam, makanya harus dikosongkan.

Setelah solat Subuh


Balik ke hotel langsung sarapan dan siap-siap untuk city tour. Bisnya sudah menunggu pagi-pagi di terowongan dekat hotel. Kenapa di terowongan, karena jalan di depan hotel sempit dan menanjak. Selama di perjalanan, yang dapat saya lihat pemandangan dari jendela bis bahwa tanah Arab Saudi memang tandus tidak seperti Indonesia. Kalau di Indonesia, di perjalanan yang kita lihat biasanya hutan dan bukit yang hijau penuh dengan tanaman. Sementara di sini, pemandangannya berwarna coklat, bukit-bukit sangat banyak namun semuanya adalah bukit batu dan pasir, tanaman hanya sedikit yang bisa dilihat. Di beberapa tempat hewan yang terlihat bukan sapi atau kambing, melainkan unta. Mereka sepertinya ada yang dipelihara, namun ada juga yang liar. Perhentian pertama adalah Jabal Tsur, Ustad Muthawif sepanjang perjalanan bercerita mengenai sejarah Kota Mekah dan kisah-kisah perjuangan Nabi Muhammad sesuai dengan tempat yang kami datangi. Saya jadi teringat kembali pelajaran Agama di masa sekolah dulu, ceritanya ada yang sama dan ada juga yang baru didengar. Saya tidak menyangka pelajaran teorinya saya dapat saat di SD, tapi pelajaran prakteknya baru sekarang saya lakukan.. πŸ˜…πŸ˜Ž Jabal Tsur adalah tempat di mana Nabi Muhammad berperang dan bersembunyi dari kejaran musuh, kisahnya Nabi sengaja memilih ke selatan, karena sesuai dugaan musuh mengejarnya ke arah utara Mekah. Kami hanya sebentar mampir ke Jabal Tsur, para jemaah umroh yang berkunjung jumlahnya luar biasa banyak. Bis bis besar terparkir rapi menunggu para jamaah mendengar penjelasan Muthawif masing-masing dan juga foto-foto tentu saja. 

Perhentian kedua adalah Jabal Rahmah. Informasi dari Tad (Ustad Muthawif) ada 2 peristiwa bersejarah yang terjadi di Jabal Rahmah. Yaitu tempat terakhir Nabi Muhammad mendapat wahyu dan tempat pertama kalinya Nabi Adam dan Siti Hawa bertemu di dunia. Nabi Adam diturunkan di India, sementara Siti Hawa di Jeddah, ketemunya di Jabal Rahmah, nah saya bilang sama Desi mungkin saya juga bakal ketemu jodoh di Jabal Rahmah...😁 Kalau kata kakak saya, dia sudah menulis di batu mengenai doa jodoh untuk saya dulu, kalau kata vlog Putra Setia tidak ada gunanya nulis di batu, doa tetap lebih mustajab di depan Ka'bah, kalau kata ibunya Desi kami harus naik sendiri untuk berdoa minta jodoh menghadap ke Ka'bah,... Jadi yang semulanya saya malas mau naik, akhirnya jadi naik. Naiknya lumayan tinggi, ada tangga yang bisa digunakan... Tapi Masya Allah prakteknya sangat berat, saya naik tangga ke lantai 4 kalau mau ngajar saja sudah ngos-ngosan, ditambah pernah kena Covid semakin cepat capek, sekarang harus naik tangga berbatu yang tinggi dan banyak orang... Saya memang selalu punya kisah tidak baik kalau soal naik tangga, saya pernah muntah akibat naik tangga di Batu Caves Malaysia, saya juga masih ingat ngerinya naik tangga tinggi di Seoul saat ke Ihwa Murral Village. 

Sampai di atas boro boro mau doa, sibuk ngatur napas dulu. Setelah tenang baru bisa doa dengan menghadap Ka'bah. Selesai doa sempat juga foto-foto sedikit. Desi dan adiknya jangan ditanya, foto-fotonya lama, jadi akhirnya saya putuskan saya turun duluan karena sudah capek dan haus. Cuaca luar biasa panas, air minum habis dan harus pakai kacamata hitam supaya tidak silau. Saat sudah turun saya iseng mengambil satu batu kerikil yang ada di sana, tidak punya niat apa-apa sih, cuma mau koleksi seperti saya mengambil keong di pantai Lampung atau daun di pohon di Jepang. Tapi ada bapak-bapak yang ngeliat dan dia orang Indonesia menegur "Buang saja Bu, nanti takutnya musrik" Duh saya bukan mau minta sesuatu sama batu itu, juga bukan mau dijadikan jimat, tapi akhirnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan batunya saya buang. Balik lagi ke soal haus tadi, saya abaikan semua tawaran penjual yang menawarkan dagangannya. Saya fokus mencari mobil yang tadi saya lihat jual air minum dingin. Saya sudah membayangkan alangkah leganya minum air dingin saat panas-panas seperti itu, pasti sangat nikmat seperti berbuka puasa. Lagi sibuk jalan sambil nyempil melewati orang-orang, tiba-tiba ada Bapak-bapak yang mengulurkan tangan ngasih botol minuman dingin, baru mau saya ambil eh diambil orang lain, si bapak kemudian ngambil botol lain dan saya ambil. Alhamdulillah ya Allah, selama di sana yang namanya rejeki tidak bisa disangka-sangka datangnya. Banyak sekali orang baik yang bersedekah membagikan makanan dan minuman. Saya sudah pernah dikasih kurma di Masjidil Haram, air jeruk kotak di samping hotel dekat jalan Masjidil Haram dan sekarang air dingin di Jabal Rahmah. Tidak terbayang bagaimana suasana berbuka puasa di tanah suci ini pasti lebih ramai lagi orang-orang yang berbagi makanan dan minuman. 

Balik ke bis kaki sudah lumayan sakit. Hari ini adalah hari yang paling berat. Subuh tadi sudah tawaf 7 kali, sekarang mendaki jabal Rahmah, tapi tenaga tetap harus disiapkan untuk umroh siang ini tawaf lagi ditambah sa'i. Sekarang setelah saya cek pakai aplikasi Fit, hitungan langkah kaki saya tanggal 12 November 2022 ini adalah 33.633 langkah, sementara dua hari yang lalu saat umroh pertama adalah 22.678 langkah. Jika dibandingkan saat perjalanan saya ke Korea, rekornya hanya 19.062 langkah di tanggal 26 Desember 2019, ini adalah saat saya mengunjungi Gyeongbokgung palace, lanjut ke Gwanghamun Square dan Bukchong Hanok Village. Kalau hari-hari normal, biasanya catatan langkah saya paling 500an langkah... luar biasa ya 

Tempat-tempat berikutnya kami tidak turun dari Bis, hanya dilewati diiringi penjelasan oleh Ustad Muthawib. Kebanyakan tempatnya yang digunakan untuk haji. Padang Arafah, tenda-tenda di Mina beserta terowongannya. Bedanya umroh dan haji terletak pada rukun wukuf di Arafah untuk haji, karena hanya dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sementara umroh bisa dilakukan setiap waktu. Informasi Ustad Muthawib, kalau sedang wukuf di Arafah akan banyak mobil ambulan yang datang, bukan untuk bersiap kalau ada yang sakit, justru datang karena mengantar orang yang sakit untuk wukuf di Arafah, karena tidak sah hajinya jika tidak wukuf di Arafah. Kemudian kami melewati Jabal Nur, ini bukitnya lebih tinggi dari Jabal Rahmah yang bisa didaki hanya beberapa menit. Saat kami lewat, terlihat titik-titik putih orang-orang yang sedang mendaki. Lanjut berikutnya melewati satu monumen kecil yang terletak di satu bukit juga tapi tidak terlalu tinggi, kata Ustad Muthawif itu adalah monumen untuk peringatan Nabi Ibrahim saat menyembelih Nabi Ismail. Monumennya sederhana saja, padahal peristiwanya sangat terkenal bagi seluruh umat Islam.

Di Jabal Rahmah


Pemandangan dari bis, monumen Nabi Ismailnya tidak kelihatan


Kami berhenti di satu tempat istirahat untuk mengambil air wudhu dan jemaah laki-laki berganti baju ihram. kemudian untuk mengambil miqat, bis menuju Masjid Ji'ronah... Niat umroh badal berbeda sedikit seperti niat umroh untuk diri sendiri. Nama yang dibadalkan harus disebutkan bin atau binti siapa. Setelah berniat, larangan-larangan selama umroh kembali berlaku, tidak boleh memakai wewangian, bertengkar dan lain-lain. Selesai miqat, kami kembali ke hotel dulu untuk makan siang. Solat Zuhurnya di Masjidil Haram secara berjamaah rombongan kami saja, karena azan sudah lama berkumandang. Selesai solat Zuhur tawaf dimulai dilanjutkan dengan sa'i. Baru setengah jalan sa'i rute Marwah ke Safa, azan Ashar berkumandang, jadi sa'inya dihentikan dulu. Begitu mulai solat Ashar berjamaah, Ustad Muthawif langsung mengatur jemaah laki-laki di dinding bagian depan, dan yang perempuan di belakang, Ka'bahnya di mana arahnya, tidak perlu buka kompas, lihat saja ubinnya, sudah mengarah ke Ka'bah. Selesai Ashar, sa'i lanjut lagi kemudian tahalul. Selesai sudah umroh kedua saya untuk bapak saya, semoga umroh kami bisa diterima... aminnn

Karena sudah capek luar biasa, kami memutuskan akan ke hotel. Tapi saya dan Desi masih nyari makan dulu, pengennya nasi briyani dan sekalian nyari starbucks. Nasi briyaninya dapat, starbucksnya tidak jadi beli, cuma melihat-lihat tumbler untuk dibandingkan nanti dengan yang di Madinah. Sudah terlalu capek dan mepet waktunya, akhirnya solat Magrib di hotel saja. Solat Isya bisa kembali ke Masjidil Haram, cuma datangnya sudah telat jadi dapat tempatnya di lantai 2. Ibunya Desi hampir jatuh saat solat karena cape dan sudah mengantuk, untung bisa dipegang sama Desi. 

Hotel dan pertokoan di depan Masjidil Haram


Sebelum istirahat, di grup wa dapat chat dari ustad Pak Haji bahwa subuh nanti kami akan tawaf wada. Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan sebagai tawaf perpisahan, karena kami besok akan pindah ke Madinah. Sebelum tidur harus beres-beres dulu supaya besok tidak banyak lagi yang harus dipacking. Selama di Mekah saya cuma beli sedikit oleh-oleh karena tidak mau repot bawa banyak barang ke Madinah. Belinya juga cuma di toko yang ada di hotel. Untuk makanan, saya sepertinya sudah puas makan makanan di Mekah. Kalau makanan di hotel masakan Indonesia, kalau jajannya sudah pernah beli Al Baik dan Nasi Briyani. Sudah beli juga es krim yang enak sekali di jalan antara hotel dan Masjidil Haram. Untuk Al Baik, besok kami akan coba beli yang versi nuget, dan nanti di Madinah sepertinya akan beli lagi.

Saya sebenarnya tidak bisa tidur kalau belum mandi habis berpergian. Tapi karena antri kamar mandi saya malah tertidur saking lelahnya. Tidurnya di lantai, karena saya tidak mau baju yang dipakai pergi dipakai tidur di kasur. Desi membangunkan saya setelah kamar mandi kosong, saya mandi sambil nyuci-nyuci sedikit. Saat saya selesai mandi dan packing, ketiga teman sekamar saya sudah tidur semua. Saking capeknya saya lupa minum obat malam itu, sudah keburu tertidur ketika baru ingat kalau belum makan obat. Akibat lupa ini, jam makan obat saya terpaksa diubah, disesuaikan lagi sesuai dengan terakhir kali makan obatnya, jaraknya tetap 8 jam, karena saya masih berharap tetap suci untuk bisa beribadah juga di Madinah.

Bersambung Part 5...


0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...