Suka nonton drama Korea dengan tema kerajaan? pernah nonton drama semacam The Moon that Embraces the Sun?... Maka kamu harus mengunjungi beberapa palace kalau sedang ada di Seoul. Nah, jadwal hari ini, kami akan mengunjungi landmark no.1 di Seoul, yaitu istana Gyeongbokgung dan supaya lebih total keturisannya, kami juga berniat menyewa hanbok. Jika turis memakai hanbok, untuk masuk ke istananya maka tidak perlu bayar lagi. Masih ada beberapa istana lagi selain Gyeongbokgung tentu saja, tapi kami menjadwalkan baru akan ke istana lainnya besok-besok saja.

Pintu depan Gyeongbokgung Palace


Sama seperti di Jepang saat musim dingin tahun kemarin, tahun ini juga Desember di Korea, aku menghemat air. Hemat air dalam artian, mandinya tidak tiap hari... hahaha.... Ya mau bagaimana lagi, udaranya super dingin, Lebih dingin Seoul, dibandingkan Tokyo dan Kyoto. Kamar kami di Mizo Guesthouse ACnya tidak panas, tapi lantainya yang pakai pemanas, jadi kalau kita duduk di lantai yang terbuat dari kayu di kamar, hangat serasa lagi dipanggang. Jadi aku hari ini memutuskan tidak mandi, karena kemarin sudah mandi, cuma cuci muka dan gosok gigi, tidak berkeringat sama sekali jadi aku pede tidak bau. Sarapan dari hotel ada roti yang bisa diambil sendiri di depan kamar. Street food yang kubeli semalam sudah bablas dimakan semua, mie gelas yang dibawa Dilla laku keras, ya seperti biasa, sarapan yang memprihatinkan dimulai selama kami di sana.

Myeongdong masih sepi ketika kami keluar menuju stasiun subway. Sudah udaranya dingin, kemudian masih ditambah hujan rintik-rintik. Untung stasiun subway dekat, jadi kami bisa terobos hujannya tanpa menunggu reda. Untuk ke Gyeongbokgung, menurut aplikasi KakaoMetro, naik line 4 sebanyak 1 stasiun, transit di stasiun Chungmuro pindah ke line 3 lanjut sebanyak 4 stasiun. Ada banyak pintu exit di Gyeongbokgung, kami memilih exit 4 yang pas begitu keluar sudah banyak terlihat tempat penyewaan hanbok. Kami ketemu queen hanbok yang terletak pas di depan exit 4. Harga sewanya 1 orang sebesar 15.000 KRW baik untuk perempuan atau laki-laki. Kami harus cepat memilih hanbok, sebab mau mengejar pergantian penjaga jam 10 pagi. Karena aku pakai kerudung polos warna ungu, maka hanbok yang kupilih juga ungu. Paketnya termasuk hiasan kepala yang tidak kupakai dan aksesories tas kecil. Coat dan tas dititip di loker, kemudian karena di luar masih rintik, kami ditawarkan membawa payung plastik bening dengan membayar 3.000 KRW. Okelah mungkin karena mereka takut bajunya juga basah dan kotor, maka kami harus memakai payung. Waktu sewanya 2 jam, jadi kami harus kembali sebelum jam 12 kurang.

Aplikasi KakaoMetro dari stasiun Myeongdong ke Gyeongbokgung


Saat berjalan menuju ke Gyeongbokgung Palace lumayan repot ternyata saudara-saudara. Mr. E sih enak gak harus ngurusin rok yang takut basah karena panjang dan mengembang. Mengembang karena memakai dalaman semacam kawat. Aku dan Dilla rempong bukan main pegang payung sambil pegang rok juga, sementara cuaca, luar biasa dingin dan sarung tangan ketinggalan di loker. Sesampainya di depan gerbang istananya sudah ramai, persiapan pergantian penjaga sudah dimulai. Pembatas juga sudah dipasang. orang-orang mulai berdatangan, termasuk beberapa bis yang isinya dari tur.

Pergantian penjaga dimulai jam 10 tepat, sekelompok penjaga memakai pakaian warna-warni berbaris sambil membawa peralatan seperti senjata serta umbul-umbul. Sepanjang acara, diiringi oleh suara musik, komandannya memberikan komando-komando, juga ada narasi yang dibacakan oleh seorang announcer. Habis acara pergantian penjaga, baru kemudian acara foto-foto narsis dimulai. Istananya luar biasa luas, nafsu ngambil foto dan video mendapatkan ujian dari cuaca yang super dingin. Tangan sudah merah, kalau tidak sedang pegang hp, digosok-gosok dan disembunyikan dalam baju supaya agak hangat, tapi sama sekali tidak membantu. Di sana juga, kami ketemu dengan 2 cewek berjilbab asal Malaysia yang sedang liburan bersama keluarganya yang bertanya kepada kami, dimana menyewa hanboknya. Kami tunjukkan saja bahwa banyak tempat penyewaan di samping istana Gyeongbokgung ini, cuma memang yang kami pakai ini adanya di dekat exit 4 stasiun subway kalau mau yang sama tempatnya.

Pergantian Penjaga di Gyeongbokgung Palace


Pipi rasanya tambah tembem dengan baju ini


Hayo tebak, apa warna daun di pohon ini kalau bukan musim dingin


Another Shoot on Gyeongbokgung Palace


Jang Geum yang tersesat


Nentengin tas kondangan


Dua putri (bukan merk)


Setelah hampir dua jam keliling-keliling dan tangan sudah mati rasa, kami balik lagi ke tempat rental hanbok. Koleksi foto yang kami dapat, sudah luar biasa banyak dari sana, untung menyimpan foto jaman sekarang sudah digital, bayangkan kalau mau narsis masih pakai foto dengan kamera jaman dulu yang terbatas rol filmnya. Dari pintu gerbang, belok kanan, menyeberang jalan sebanyak satu kali menuju ke queen hanbok. Tidak sempat lagi mau foto dengan penjaga ala Mr.Bean karena waktu sudah mepet dan tidak sabar mau pakai coat. Setelah mengembalikan hanbok sewaan, ternyata payungnya boleh dibawa pulang. Jadi ceritanya payung itu beli, bukan sewa. Ya ampyun... jadi bikin berat kalau mau bawa pulang, tapi ada rasa senang juga sih karena payungnya unik, walau hanya untuk hujan, bukan panas, karena transparan.... So, walau rempong bawa payung hari itu, tapi bisalah dijadikan properti kalau nanti mau ke jalan anguk tempat Goblin ketemu Eun Tak, karena adegannya kan Gong Yo pakai payung... *penting*...

Setelah kembali memakai kostum musim dingin, kami jalan lagi, masih ke arah Gyeongbokgung, tapi kali ini menyeberang dari depan pintu gerbangnya menuju ke Gwanghwamun Square, di mana terdapat patung King Sejong dan Laksamana Yi Sun Sin. Tempat ini juga pernah dipakai sebagai lokasi syuting Memories of Alhambra, saat percobaan game Augmented Reality di Seoul.

Patung King Sejong


Lanjut jalan lagi menuju ke Cheonggyecheon Stream yang sebenarnya adalah kali. Namun sangat bersih dan kita bisa turun ke bawah, serta banyak terdapat hiasan. Lokasi ini juga ada pada beberapa drama yang kutonton, tapi tidak ingat judulnya. Jalan terus lurus saja sampai ketemu semacam keong tinggi berwarna ungu kemudian belok kiri, itulah kalinya. Tapi jalannya lumayan jauh, dinikmati saja pemandangan gedung-gedung di kiri kanan jalan tidak akan terasa. Btw saat kami lewat juga sedang ada demonstrasi dan dijaga polisi, uniknya yang demo cuma 1 orang, meneriakkan aspirasinya sementara orang-orang lalu lalang di depannya... semangat ya oennie!!!...

Cheonggyecheon Stream


Untuk sholat kami menuju ke Korea Tourism Organization (KTO building) yang tak jauh dari sana. Ada musholla kecil yang bisa kami gunakan di sana, sekalian ke toilet. Heran deh, cuaca dingin bikin aku rasanya beser pengen buang air kecil terus. Para tour guide sepertinya juga akan mengajak para anggota yang tur untuk sholat di sana. Kami diminta sholat cepat oleh seseorang yang sepertinya tour guide, karena ada beberapa ibu-ibu yang menunggu untuk sholat, sementara mushollanya kecil. Habis sholat ketemu dengan boyband Korea yang sepertinya bisa diajak foto sama-sama. Setelah foto, aku tanya ke Dilla, apa nama boy bandnya.... 😅 Maklum, umur tidak mengizinkan untuk jadi fangirl lagi, taunya cuma sebatas Super Junior saja...

Ketemu Exo di KTO Building dalam bentuk standee


Menuju ke Bukchon Hanok Village sebenarnya juga bisa jalan kaki lagi, jaraknya lebih jauh sedikit seperti dari Gyeongbokgung ke KTO Building. Tapiiii... kaki sudah minta keringanan... mengingat pasti pulangnya akan malam. Jadi setelah makan KFC *nggak ketemu yang restoran halal sekitar situ* kami naik subway dari stasiun Jonggak menuju stasiun Anguk. Keluarnya exit 6, menyusuri jalan Anguk, kita akan melewati lokasi syuting Goblin tadi yang disebut di atas, yang adegannya Kim Shin ketemu Eun Tak dengan diiringi lagu Beautiful Life.... *nyanyiin liriknya sambil nari pakai payung....*

Eh tidak disangka, ternyata tanpa kami ketahui sebelumnya, Insadong market ada di sebelah kiri jalan sebelum menyeberang ke kanan arah Jalan Anguk. Maka, sudah dipastikan kami pulang nanti akan melipir dulu ke sana untuk melihat barang-barang yang pasti lebih murah dari Myeongdong *rejeki anak soleh*

Jalan Anguk ini persis seperti yang ada di Drama Goblin *ya iyalah pasti* banyak anak-anak cewek pulang sekolah, yang kurang lengkap dari suasananya saat itu dengan dramanya adalah yaitu kurangnya air hujan. Tapi teteup, payung properti dikasih rental hanbok pura-puranya dipake...

Tembok dari sisi kedatangan Kim Shin


Tembok dari sisi kedatangan Eun Tak


Sudah puas reka ulang adegan Goblin, lanjut jalan lagi ke lokasi yang tidak kalah hits dan terkenal seperti Gyeongbokgung Palace di Seoul, yaitu Bukchong Hanok Village. Ini adalah semacam kompleks yang bentuk rumah-rumahnya khas Korea sekali. Pernah dipakai sebagai lokasi Drama Personal Taste dan juga film Indonesia Jilbab Traveler, sangat ramai turis dan juga banyak tempat untuk menyewa hanbok. Bagiku pakai hanbok dengan cuaca seekstrim ini cukup sekali tadi, kalau disuruh pakai lagi di Bukchon Hanok Village ini, diupah berapapun aku nggak akan mau, kecuali kalau Hyun Bin yang minta, baru aku nggak keberatan... 😅

Google maps tidak bisa menunjukkan direction di sana. Maksudnya rute dari lokasi kita ke tempat tujuan. Tapi titik lokasi sesuai pergerakan kita, tetap bisa ditampilkan. Karena aku sudah tahu lokasinya, jadi tetap bisa menggunakan google maps. Ketika sampai di persimpangan kok aku jadi bingung, arahnya sepertinya keliru. Dilla dan Mr.E sih ikut saja, yang riset segala sesuatunya aku, jadi kalau aku bingung, kami semua jadinya bingung... untungggg ya saudara-saudara, seperti yang diceritakan di blog-blog orang yang pernah ke Seoul, ada para informan disekitaran tempat wisata dengan pakaian merah yang bisa ditanyai informasi yang kita butuhkan. Tengah kami kebingungan, muncul mereka dari belakang dan menyapa halo, dan menawarkan bantuan. Alhamdulillah ya, berkat mereka kami jadi kembali ke jalan yang benar menuju ke tujuan... Nanti petanya secara lengkap ditampilkan di bawah.

Sama seperti saat menuju cable car Namsan Tower, Bukchon Hanok Village ini jalannya juga menanjak, jadi siapkan dengan baik kaki masing-masing. Ada satu lokasi yang memang favorit dan banyak kulihat pada foto-foto yang menunjukkan Bukchon Hanok Village, lokasi ini juga muncul di Film Jilbab Traveler, tapi Masya Allah, ramenya orang sudah seperti cendol, mau cari posisi foto yang bagus nggak dapat-dapat.... Ini baru namanya ekspektasi dan realita sama sekali tidak sesuai... ini nih resiko liburan saat high season. Tapi tenang saja, banyak lokasi-lokasi lain yang sama kerennya dibanding lokasi yang dimaksud tadi. Jadi kami berputar-putar di sekitaran sana, rebutan lokasi foto sama turis-turis lain, termasuk ada yang juga ngambil foto pre wedding di sana. Eh ya, karena ini pemukiman penduduk, turis tidak boleh ribut, akan ada orang yang memakai tanda dengan tulisan kalau kita harus bicara pelan-pelan...

Foto yang gagal total


Yeay... ada yang kosong di sini...


Keren yah...


Talk quietly, please...


Bukchon Hanok Village ini juga merupakan lokasi Drama Personal Taste nya Lee Min Ho, cuma karena aku dulu nontonnya nggak habis dan sudah lama sekali,  maka aku tidak tahu di mana lokasi persisnya. Lain halnya seperti lokasi drama Goblin yang sampai ku searching posisinya. Eh... ternyata setelah aku nonton ulang dramanya setelah pulang dari Korea, saat nonton itu aku merasa pernah mengambil foto di depan rumah pada drama tersebut, dan ternyata benar.... ha ha ha... aku jadi merasa sangat beruntung bisa kebetulan pernah mengambil foto di depan Sanggojae Personal Taste, berkat kami yang pecicilan jalan ke mana-mana nyari tempat sepi untuk spot foto. Di Lorong Sanggojae ini lebih sepi dari turis, sangat berbeda dengan spot di lorong sebelahnya yang sangat ramai...

Sebagai orang OCD rasanya pusing ngeliat mobil parkir dengan roda yang tidak lurus.. *salfok*


Karena ini daerah wisata juga, tentu saja banyak turis yang ikut tur, muncul di sana. Kami ketemu tour guide dari Indonesia yang kebingungan mencari para anggota turnya. Saat melihatku dia bilang "Ayo sini kumpul dulu,...." diam sejenak kemudian ngomong lagi "eh bukan".... kemudian pergi lagi...😁 Mungkin dia lelah mengumpulkan para orang-orang yang terlalu excited dan berpencar ke sana ke mari... Tapi dibanding turis Indonesia, kami saat di Korea ini lebih banyak ketemu turis Malaysia loh... kalau ketemu yang berkerudung, ditanya darimana, kebanyakan menjawab dari Malaysia.

Sesuai janji tadi (kepada diri sendiri), pulang dari Bukchon Hanok Village kami mampir (tidak) sebentar ke Insadong. Sebenarnya di dekat area sana juga ada lokasi sekolah Eun Tak dan rumah Kim Shin, tapi karena hari sudah mau malam, capek dan masih mau belanja, acara kunjung-mengunjungi lokasi dramanya udahan dulu untuk hari itu.

Di Insadong, harga oleh-oleh memang relatif lebih murah. Aku punya koleksi tersendiri untuk negara-negara yang pernah kukunjungi. Kalau Dilla dan Mr. E ngumpuli tumbler Starbucks, kalau aku yang murah dan sederhana saja, yaitu dinner bell. Sejauh ini koleksiku masih lengkap, ada 8 negara ditambah Vietnam nanti kalau transit pulang dan ketemu dinner bell nya. Ahjuma yang menjual dinner bell nanya: "Did you buy it for a gift" dan aku jawab "No, I collect from every country I have visited". Dannn... aku dapat bonus bungkus kain kecil sebagai hadiah yang langsung kupamerkan ke Dilla. Dilla langsung ribut karena katanya dia malah lebih banyak beli merchandise daripada aku di toko itu, sengaja dalam Bahasa Inggris, sampe Ahjumanya ngasih juga bonus yang sama ke Dilla... hahaha...

Kembali ke setahun yang lalu, Negara Jepang itu ya... berkesan sekali bagiku karena keramahan orang-orangnya, dan kesukaan mereka membantu tanpa diminta. Nah di Korea ini beda tipislah menurutku, memang sih ada yang jutek, kalau kita salah atau tidak ikut aturan, tapi yang ramah juga banyak. Salah satu toko yang kami datangi, awalnya mengira kami dari Malaysia, setelah tahu kami dari Indonesia, Ahjussinya jadi cerita kalau dia pernah ke Indonesia dan Ahjumanya malah memeluk ketika kami selesai belanja di sana... luar biasa ramah ya mereka...

Ini peta rute perjalanan kami hari ini

1. Gyeongbokgung Palace
2. Gwanghwamun Square
3. Cheonggyecheon Stream
4. KTO Building
5. Lokasi Drama Goblin di Jalan Anguk
6. Bukchong Hanok Village
7. Insadong

Balik lagi ke Myeongdong, kami naik subway lagi. Yang unik dari metro Seoul adalah setiap kali kereta akan datang, ada musik khas seperti terompet Fanfare yang bersemangat, diikuti kata pembukaan pertama "Jigeum..." yang artinya sekarang, dilanjutkan dengan pemberitahuannya... duh jadi kangen sekarang membayangkan suasana di sana...

Tempat tunggu kereta


Sesampainya di Myeongdong, kami makan lagi di Busan Jib, kali ini aku dan Dilla memesan bibimbap dibagi dua, karena porsinya lumayan banyak. Satu lagi makanan Korea yang berhasil kucoret dari list yang kubuat pengen kumakan selama di Korea.

Bibimbap Busan Jib


Lanjut, biasa nyari street food, beli fish cake (lagi) dan churros oreo. Harga churros oreo aku tidak ingat, tapi kalau fish cake harganya ada yang 3.000 KRW ada juga yang 4.000 KRW. Yang unik sebenarnya dari fish cake ini adalah cara memasaknya, harus orang yang tangannya sudah ahli membentuk adonannya dan kemudian memasukannya ke penggorengan... Setelah kenyang baru balik ke hotel, btw kunci hotel Mizo bentuknya sama seperti di Drama Big *drama lagi* yang pemerannya Gong Yo. Bentuknya besi kecil dan tinggal di tempel untuk membuka kamar.

Churros Oreo


Pengen coba mi samyang, tapi tidak ketemu yang halal...


Kunci kamar Mizo


Dan tau nggak sih, kesimpulan untuk perjalanan hari ini, saking jauhnya jarak yang ditempuh hari ini, catatan aplikasi Fit ku menunjukkan catatan rekor tertinggi untuk langkah kakiku selama ini. Luar biasa ya, yang biasanya aku jarang olahraga, sekarang aku olahraga setiap hari dengan porsi yang besar. Balik-balik habis liburan, jalan kaki mau cari makan siang mah jadinya hal yang kecil... hahaha

Lanjut part 4

video youtube

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...