Setelah masa berlaku pasporku habis tahun lalu, aku selalu berharap perjalananku ke luar negri berikutnya adalah negara baru seperti Hongkong atau perjalanan ibadah Umroh. Ketika paperku diterima Bulan Oktober yang lalu, ada angin segar aku bakal segera mengurus paspor untuk ke negara baru itu. Tapiiii setelah akhirnya gagal berangkat, pengurusan pasporku jadi ditunda lagi. Buat apa ngurus paspor kalo nggak berangkat, bukannya mengurus baru dan perpanjangan sama saja ribetnya, lagian sayang dengan masa berlakunya.

Kerjaan makin hari makin berat, stress tiap hari nggak mikirin diri sendiri lagi, berharap bisa libur di rumah dengan tenang di akhir tahun. Dasar jiwaku masih tergolong labil, disenggol dikit langsung berubah rencananya. Teman-teman sesama dosen ngajak jalan ke Malaysia, dan tanpa pikir dua kali langsung ku iyakan.... haha... Di tengah-tengah masa persiapan audit bulan Desember, masih sempat-sempatnya nyusun jadwal dan ngurus paspor.

Yang nyusun jadwal adalah Ayu, berhubung dia dulu kuliah di sana dan sudah khatam bolak balik Malaysia. Aku juga sudah 3 kali bolak balik Malaysia, tapi aku masih merasa belum terlalu expert untuk menyusun jadwal bagi kami. Setelah jadwal kami jadi (termasuk budget), sekali lihat sebenarnya aku sudah pesimis bakal bisa jalan sesuai dengan yang dijadwalkan, tapi berhubung yang pergi masih muda-muda (kecuali ketuanya yaitu aku), maka kami harus semangat.... semangat... semua sesuai dengan yang direncanakan.

Sekarang masalah paspor. Kami berangkat berempat, Rini dulu juga kuliah di sana dan paspornya masih berlaku, sementara Rara dan Cheri baru saja buat paspor, tinggal aku mahluk tanpa paspor yang sudah nekat beli tiket.

Tanpa membuang waktu lagi, begitu aku tidak ada jadwal mengajar pagi, aku langsung kebut menuju kantor imigrasi. Dulu sudah pernah ke sana saat pasporku habis, jadi aku sudah tau syarat-syaratnya. Hari Selasa Jam 7 pagi aku sudah sampe sana dan melihat dengan takjub para pengurus paspor yang sudah antri sebelum aku. Jam 8 sudah bisa mendaftar dan aku langsung kecewa karena ternyata syaratku kurang surat pengantar dari perusahaan dan ternyata juga KTP dan paspor lama tidak boleh dipotong kertas fotokopiannya. Oke jadi kesimpulannya harus balik lagi lain hari untuk memasukkan isian formulir dan berkas-berkas.

Dua hari ikut pelatihan, baru hari Jum'at bisa datang lagi, itupun jam setengah 10 setelah habis mengajar. Sampe disana buru-buru ngambil nomor antrian dengan estimasi waktu dipanggilnya kira-kira jam 11. Okehh... sabar lagi nungguin dipanggil, sambil sibuk menyesali diri kenapa tidak memakai jasa travel agent saja. Jam 11 lewat baru dipanggil, setelah semua berkas masuk, disuruh tunggu lagi untuk proses pembayarannya. Aku sudah punya firasat jelek, karena hari itu hari Jum'at. Dan benar saja saudara-saudara, jam 12 teng mereka istirahat dan pestanya pun bubar.

Karena malas bolak balik, akhirnya kuputuskan untuk menunggu di sana saja. Cari makan dan sekalian sholat sambil nungguin loketnya dibuka lagi. Hampir jam 2 saat namaku dipanggil untuk membayar biaya pembuatan paspor. Selesai bayar dapat kertas bukti untuk foto hari Selasa nanti.

Hari Selasanya lebih menyebalkan lagi. Kali ini aku datang lebih pagi, tapi ternyata dapat nomor antrian 11. Kembali menjadi manusia sabar, menunggu saatnya untuk pemanggilan namaku. Jam 9 dipanggil nomor antrian 1 sampai 20, dan akhirnya semua proses foto, wawancara dan sidik jari selesai jam setengah 10.

Paspornya bisa diambil hari Jum'at jam 2 siang. Dikira begitu datang sudah bisa langsung diambil, tapi ternyata masih harus dicari dulu, dan aku baru dapat pasporku sejam kemudian.



Kesimpulan dari tulisan panjangku ini adalah.... Aku capek ngurusin perpanjangan pasporku kali ini dibanding yang dulu, lain kali aku sepertinya aku bakal memakai jasa travel agent. Cap paspor lamaku berjumlah 24,... so tekadku adalah untuk paspor yang ini harus lebih dari itu...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...