Setelah sekian lama berharap pandemi segera berakhir agar kehidupan bisa menjadi normal kembali, sekarang saya sadar harus berbesar hati. Berbesar hati maksudnya boleh tetap berharap, tapi bisa menerima keadaan sekarang. Menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan habit yang sekarang. Obsesi pengen liburan dibuang jauh-jauh dulu, lebih baik memprioritaskan hal lain. Mungkin saya kena karma, pergi kemana-mana tapi tidak juga pergi umroh. Sekarang saat sudah kepengen umroh setelah dari Korea malah sepertinya tidak memungkinkan dan entah kapan bisa terlaksana. Yang jelas saya harus berjanji, bahwa jika suatu hari saya mendapat takdir bisa ke luar negeri lagi, maka tempat pertama yang harus saya datangi adalah Mekah. 

Trus sekarang mau nulis apa? nggak ada yang penting dan nggak perlu harus jelas alurnya. Mau nulis apa saja yang terpikir sejak terakhir menulis blog. Di saat sekarang semua pada eksis di medsos dan hobi buat konten vlog, saya tetap menulis blog yang tidak pernah dibaca orang ini. Ya saya juga punya vlog, tapi karena vlognya temanya cuma 1 yaitu jalan-jalan, sementara saya sekarang tidak kemana-mana, maka terpaksa vlognya (yang juga tidak ditonton orang) vakum dulu. 

Akibat tidak bisa jalan kemana-mana ini, beberapa hobi saya ikut berubah diantaranya sekarang saya jadi suka nonton konten youtube "walking tour". Saya betah lama-lama ngeliatin rekaman orang-orang yang jalan menyusuri tempat-tempat menarik, tanpa ada dialog dan musik. Apalagi kalau tempat-tempat itu sudah pernah saya datangi, seperti walking tour di Arashiyama Bamboo Forest dan Bukchong Hanok Village saat malam bersalju. Jadi kepikiran pengen buat juga kapan-kapan. Tapi... kemudian mikir lagi.... saat jalan, waktu tidak pernah cukup, sementara kalau mau buat video walking tour harus punya banyak waktu untuk menelusuri lokasinya, jadi kesimpulannya tidak jadi... 😄 biarlah orang lain saja yang buat, saya cukup menikmati saja...

Trus, pernah ada yang bilang, saya tidak jalan uangnya banyak dong,... itu 100% salah karena yang namanya duit bisa ngalir kemana-mana. Bukannya nabung, saya malah asyik punya hobi baru yaitu "belanja online". Iya sih, yang namanya belanja online itu sudah dari dulu sejak sebelum pandemi, tapi sekarang sepertinya sudah jadi penyakit akut dan harus segera sadar sebelum semakin menjadi-jadi. Mungkin masih banyak ibu-ibu, mbak-mbak yang lebih parah dari saya belanjanya, tapi saya merasa bahwa saya sudah masuk kategori level dewa. Bedanya belanja online dengan belanja langsung adalah lebih banyak pilihan barang yang bisa di explore, barang-barang yang unik juga lebih lengkap. Saya pernah check out pada momen 66 sebanyak lebih dari 20 item. Saya sering beli benda-benda kecil, yang kemudian saya tambah dengan benda lain di toko yang sama agar mencapai Rp 30 rb agar bisa dapat gratis ongkir. Saya pernah beli sabun untuk stok hanya karena malas keluar rumah, padahal benda itu bisa dibeli di minimarket yang dekat. Saya sering beli benda yang tidak saya butuhkan, hanya karena saya suka. Saya sering beli masker, padahal simpanan masker yang belum dipakai masih banyak.... 😂 Tapiiii, benda yang berguna tentu saja juga saya beli, yang masuk kategori memang dibutuhkan. Yang namanya mas-mas kurir mungkin beberapa diantaranya sudah hapal dengan saya, orang-orang rumah juga sudah maklum dan pasrah difoto kurir tiap kali paket saya datang... 😁 Kalau mau dianalisis, mungkin saya termasuk dalam kategori orang yang suka dikasih hadiah atau kejutan. Soalnya kan tiap kali ada bungkusan paket datang, saya serasa mendapat kado, walau sebenarnya saya sudah tahu apa isinya... 😎 Saya orangnya baik, selalu kasih bintang 5, karena secara keseluruhan saya jarang kecewa dengan barang yang saya beli setelah datang. Jadi apakah kebiasaan ini akan saya teruskan, semoga bisa dikurangi ya, soalnya tidak baik untuk kesehatan... yaitu kesehatan dompet...

Kebiasaan saya berikutnya yang pasti akan terus dipertahankan tentu saja nonton film dan drakor. Sejak terakhir kali mengulas drakor di blog ini, sekarang sudah bertambah banyak judul-judul yang saya tonton, baik yang on going maupun tidak. Saya langganan 3 platform nonton online. Viu, Disney plus dan Netflix. Saya pernah nonton drakor dan serial on going pada ketiga platform tersebut secara bersamaan dalam seminggu, jadwalnya sudah kayak jadwal kuliah.... Serial Loki di Disney Plus, Penthouse III di Viu dan Hospital Playlist II di Netflix. Loki duluan tamat, kemudian baru-baru ini yang dua lagi ikut tamat. Sekarang tontonan on going saya habis, belum berniat lagi mau nambah judul baru karena masih sibuk ngurusin kerjaan. Ketersediaan film atau drama untuk episode baru, masing-masing berbeda pada setiap platform. Kalau Loki munculnya siang, Hospital Playlist jam setengah 10 malam, Penthouse pagi sekitar jam 9. Kalau dulu Mr. Queen juga pagi, yang paling cepat River When the Moon Rises jam 9 malam sudah ada di Viu dengan subtitle Bahasa Indonesia, hanya beda beberapa saat dengan penayangan di Korea.

Drama yang paling saya senangi sekarang adalah Hospital Playlist. Saya kasih dua jempol tangan dan kalau ada jempol yang lain juga saya kasih. Cerita yang ringan, tidak ada orang jahat dan membuka mata lebih jauh tentang kehidupan dunia kedokteran. Setelah nonton Penthouse yang biasanya ngacak-ngacak jantung dan bikin tekanan darah tinggi, Hospital Playlist bisa menjadi tontongan penyeimbang. Saya nonton Penthouse karena penasaran kepalang nonton dari awal, tapi setelah nonton tidak minat kalau mau ngulang lagi. Hospital Playlist beda, mau ditonton berkali-kali pun saya tidak akan bosan. Saya suka kopi, dan gara-gara nonton Hospital Playlist jadi tahu bedanya Americano, Latte, Macchiato dan Cappucino. Untuk karakternya, nobody's perfect... Song Hwa saja yang dokter spesialis beda saraf dengan segala kelebihan ternyata memiliki suara yang fals, Ahn Jeong Won spesialis bedah anak ternyata OCD akut nampaknya, segala serba diatur dan harus bersih serta pelit. Mungkin yang nggak ada kekurangan cuma Lee Ik Jun, baginya dunia ini menyenangkan dan semua masalah bisa diatasi. Saya sebenarnya telat nonton season 1, tertarik nonton gara-garanya ngeliat beberapa adegan lucu season 2 yang muncul di instagram. Jadi sebelum nonton season 2, mulai dulu dari season 1. Ada satu adegan di ujung season 1 yang mengambil waktu Desember 2019, dan bisa saya pastikan kalau cuacanya salah, karena saya ada di Seoul dari tanggal 25 Desember sampai 1 Januari. Adegannya saat Dokter Chu patah hati ngeliat Dokter Yang dengan mantan istrinya di depan pintu IGD. Saat itu turun salju lebat, sampai rambut dan pakaiannya penuh salju, jalan juga tertutup salju. Seingat saya Seoul tidak bersalju saat saya ke sana, salju memang turun, tapi turunnya baru sedikit di tanggal 1 Januari 2020 sebelum saya pulang.... hehe.. *info tidak penting* Terusss... gedung Rumah Sakit Yulje yang dipakai dan diambil gambarnya dari luar ternyata adalah Rumah Sakit Ehwa Woman's University. Saat saya ke sana, saya mengunjungi kampusnya, dan sekarang setelah melihat Hospital Playlist, jadi pengen ke sana juga. Emang jaraknya agak jauh dari kampusnya, tapi bisa dicari dan sudah saya searching lokasinya. Seandainya saya punya takdir ke Korea lagi, saya jadi pengen ke sana juga, tapi bukan untuk berobat ya, hanya untuk berkunjung saja...

Ewha Woman's University 29 Desember 2019



Alhamdulillah ya, sekarang bioskop sudah dibuka, sudah bisa nonton Black Widow dan Shang Chi. Rasanya sudah kangen nonton dengan layar besar. Sensasi nonton di bioskop emang beda dibandingkan nonton di rumah. Saya iseng mengecek aplikasi XXI dan ternyata saya terakhir beli tiket Desember 2019, nonton Jumanji.... luar biasa ya... satu setengah tahun lebih, saya tidak nonton di bioskop. Kemudian apa kabar mbak-mbak di salon, pasti kangen sama saya yang dulunya mengunjungi mereka paling tidak sekali sebulan. Semoga keadaan semakin membaik, agar kehidupan yang normal segera tercapai.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...