Untuk pelaksanaan tawaf wada, kami tidak telat dan berhasil melaksanakannya bersama rombongan satu tur. Suasananya sama saja mau tawaf sore atau subuh, pasti rame. Kami tetap solat subuh di Masjidil Haram setelah tawaf, namun Zuhur dan seterusnya tidak dapat kami lakukan lagi di Masjidil Haram karena sudah tawaf perpisahan, nanti akan dijamak saja zuhur dan ashar di hotel sebelum berangkat ke Madinah. Untuk solat subuh, kami menghadap rukun iraqi sekaligus bisa melihat tower zamzam dengan jelas. Solat subuh ini adalah solat terakhir kami dalam perjalanan umroh kali ini, semoga lain waktu saya bisa ke sini lagi. Saya pasti akan menjadi kangen dengan suasananya, bebas minum air zamzam sepuasnya, pemandangan jemaah dari berbagai suku bangsa, suara burung yang berterbangan, suara imam yang merdu sekaligus panjang membawakan ayat saat solat, suara askari yang ngelarang sana sini, bahkan juga pasti kangen dengan suara tangis anak-anak dan batuk yang bersahut-sahutan saat sedang solat... 😅

 
Saya pinjam kursinya setelah solat untuk properti foto


Sebelum berangkat kami sempat melihat-lihat sekeliling Masjidil Haram dulu. Kali ini bertiga, saya, Desi dan adiknya. Kami berniat mencari Al Baik versi nuget yang katanya dekat dengan Masjidil Haram, ternyata lokasinya memang tidak jauh. Setelah dapat Al Baiknya kami sempat mutar-mutar dulu di sana. Saat saya mencari WC saya iseng merekam burung-burung yang bebas di sana dan sedang dikasih makan. Tapi entah ya askari ini emang rese atau mungkin naksir saya, dia teriak-teriak gak boleh saya merekam... heran deh, sepertinya dia sudah kehabisan alasan buat marah... Bete, akhirnya saya ngeloyor pergi kembali nyari WC. Toilet di sekitar Masjdil Haram ini ada banyak. Kalau untuk wudhu ada juga sebenarnya yang posisinya di dalam Masjidil Haram. WC dinamakan dengan angka, 1,2,3 dan seterusnya. Sepertinya nomor ganjil untuk laki-laki, nomor genap untuk perempuan. Masuk ke WC kita harus turun lagi ke bawah tanah dengan eskalator. WC nya banyak, tempat wudhunya juga banyak. Pilihan WCnya ada yang jongkok ada yang duduk, cuma herannya banyak yang tidak mau mengunci pintu kalau lagi memakai wc nya. Ketika saya kira kosong dan saya dorong eh yang di dalam mendorong balik. Jadi saya beraninya pakai wc yang emang kelihatan kosong. 

Di Al Baik yang cuma ada nugetnya


Al Baik versi nuget


Kami jajan terus ya, soalnya mulai bosan dengan makanan hotel, mana ruangan makan ramai lagi. Orang-orang silih berganti datang. Kebanyakan mereka dari Madinah dulu baru ke Mekah. Jadi saat pelaksanaan umroh tenaga sudah terkuras. Beda dengan kami yang umroh dulu baru ke Madinah, yang wajib sudah tinggal shoppingnya nanti... Akibat malas makan karena ramai, kami pernah minta piring plastik untuk dibawa ke kamar. Mas petugasnya emang ngasih piringnya, tapi sambil berkata pelan dan pasrah kalau yang pakai piring plastik hanya untuk yang sakit. Hari terakhir di Mekah, ternyata masnya mungkin sudah bosan negur orang yang bandel sehat masih makan di kamar, jadi ketika saya minta piring plastik, dia nanya siapa yang sakit, terpaksalah saya tunjuk ibunya Desi. Saya tidak bohong kok, ibunya Desi kakinya emang sakit kan luka akibat kejadian kemarin. Piring plastik emang dikasih, tapi cuma 1 bukan 4... 😅 Jadi Desi cuma ngambil lauk pauk tanpa nasi agak banyak, kemudian kami makan di kamar tambah Al Baik nuget.

Di grup wa, Ustad Muthawif meminta koper-koper sudah disiapkan di depan kamar masing-masing. Di foto dan sebutkan jumlah koper besar kecil per kamar kemudian posting di grup. Solat zuhur dan ashar di jamak, jam 2 an kami diminta naik ke bus, dan tak lama kemudian berangkatlah kami ke Madinah. Perjalanan dari Mekah ke Madinah kira-kira 6 sampai 7 jam. Seperti biasa di jalan Ustad Muthawif berbagi informasi, kali ini mengenai kenapa jemaah umroh harus ke Madinah. Di Arab Saudi ada dua tempat yang memiliki tanah haram, selain Mekah tentu saja Madinah, tidak semua orang bisa masuk ke tanah haram. Di Madinah tepatnya di Masjid Nabawi ada makam Nabi Muhammad SAW. Tempat diantara makam Nabi dan mimbar namanya Raudah atau taman surga, ini juga salah satu tempat mustajab untuk berdoa. Tapi untuk masuk ke sana tidak mudah, karena peminat yang mau ke sana sangat banyak. Ustad Pak Haji juga berkesempatan berbicara di bis, katanya untuk umat muslim, sebenarnya ada 3 tempat yang sebaiknya dikunjungi, yaitu Masjidil Haram di Mekah, Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Aqsa di Palestina. Beliau bilang dia sudah pernah ke Masjidil Aqsa dan di sana aman. Katanya tahun depan akan ke sana lagi. Masjidil Aqsa dulu pernah menjadi kiblatnya umat muslim sebelum pindah ke Masjidil Haram. Saya baru tahu informasi ini, Insya Allah suatu saat nanti jika ada rejeki, jadinya saya juga ingin ke Masjidil Aqsa di Palestina.

Ustad Muthawib membagikan snack dan minum selama di jalan. Snack nya buatan Arab yaitu lusine dan 7 days croisant. Nah snack ini juga ngangeni... saat sudah di Indonesia snack ini tidak ada, adanya di shopee, kalaupun ada Desi pernah nemu kurang 2 harinya, alias 5 days, bukan 7 days... 😅 Bis hanya satu kali berhenti. Para penumpang bisa jajan makanan ringan dan ke toilet, untuk solat magrib dan isya akan kami laksanakan di Masjid Nabawi secara berjamaah jamak takhir. Kami sempat beli minum di sana, dan Masya Allah harganya mahal sekali, Desi sempat protes karena kasirnya tidak men scan botol minumannya tapi langsung menyebutkan harganya. Saya berusaha berbesar hati dan menghibur kami dengan mengatakan, biarlah anggap saja sedekah, mungkin dam kami kemarin saat umroh kurang... 😌

Snack yang selalu di kasih selama di jalan


Pemandangan menuju Madinah


Kami sampai di Madinah sudah malam. Hotel kami ke Masjid Nabawi dekat sekali, hanya 2 blok menuju pintu 328. Selesai pembagian kamar dan makan, kami lanjut ke Masjid Nabawi untuk solat. Payung Masjid Nabawi sudah tertutup. Payungnya baru akan membuka kembali besok pagi setelah solat subuh, dan akan menutup kembali menjelang magrib. 

Akhirnya ke Masjid Nabawi dan payungnya sudah menutup


Saya kira malam ini adalah kesempatan saya tidur puas-puas karena tidak lagi tawaf... ternyata saya salah saudara-saudara, Ustad Muthawif ngasih info untuk grup tur kami jemaah perempuannya bisa ke Raudah besok setelah subuh. Jadi kami harus ke Masjid Nabawi jam 3 agar tidak telat solat di dalam kemudian berkumpul untuk menuju Raudah. Sementara jemaah laki-laki dapat jadwal siang, jadi tidak harus kumpul pagi-pagi dulu... Baiklah kalau begitu, cita-cita tidur agak lama saya sepertinya ditunda dulu... Di kamar hotel kali ini juga ada bathub, jadi mungkin besok saya bisa "me time an" mandi dan cuci rambut sebelum tidur puas-puas... 😎

Bersambung Part 6...

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...