Assalamualaikum semua yang kebetulan sedang membaca blog yang sepi ini... alhamdulillah saat saya menulis blog ini, saya telah berhasil "membayar hutang" menunaikan ibadah umroh sebagai perjalanan pertama saya setelah pandemi. Semua orang, ... yah hampir semua orang, tidak habis pikir dengan saya, yang hobi ke mana-mana, tapi tidak kunjung pergi ke tanah suci. Setelah  perjalanan dari Korea, saya berniat untuk tobat dan akan umroh, namun sepertinya saya kena "tulah", balik dari Korea Januari tahun 2020, pandemi Covid 19 dimulai, dan selama hampir 3 tahun saya jadi anak baik jagain rumah dengan tidak ke mana-mana...😅

Selama pandemi covid tentu saja saya takut kan ya kalau pergi traveling kemudian terkena Covid. Tapi berhubung sudah pernah kena saat Bulan Maret 2022, jadi saya memutuskan tidak ada alasan lagi untuk tidak memulai traveling, lah di rumah saja saya masih kena covid 😁.... So diputuskan saya akan umroh. Memang kalau umroh kan pasti otomatis traveling juga, tapi kali ini travelingnya beda, harus mengutamakan ibadah dulu baru niat jalan-jalan, ngevlog dan yang lainnya. Kali ini travel buddy saya adalah Desi, bukan Dilla... kenapa sebabnya.... karena Dilla sudah jadi istri Ezar dan tentu saja tidak akan mudah jadi bestie lagi untuk traveling, kecuali kalau saya mau jadi obat nyamuk. Yah Dilla dan Ezar adalah teman traveling saya saat ke Korea, mereka sekarang sudah jadi, sementara saya masih begini begini saja.... 😂 sepertinya saya harus doa yang kencang-kencang di depan ka'bah nanti....

Saya sudah pernah traveling sama Desi tahun 2015 ke Malaysia, Singapore dan Thailand. Memang dulu kami sudah pernah punya rencana mau umroh, nah sepertinya sekaranglah saatnya untuk diwujudkan... selain Desi, ibunya juga akan ikut, kemudian bertambah Bapak dan terakhir adeknya... Bagaimana dengan keluarga saya, dari 7 bersaudara, 2 kakak perempuan saya sudah pernah umroh, kali ini saya mengajak big brother dan istrinya siapa tahu mau ikutan, tapi diputuskan sepertinya mereka akan umroh tahun depan, maka fix jadi kesimpulannya kali ini saya akan bergabung dengan keluarga Desi untuk umroh... Karena keluarga Desi dari Pangkal Pinang, maka travel yang akan digunakan juga dari Pangkal Pinang, jadi saya dan Desi baru akan bergabung dari Palembang ke Jakarta, sementara adik Desi dari Batam juga akan begabung saat di Jakarta.

Biaya umroh kami dipotong 2 juta dari total, itu sudah exclude tiket PP Palembang Jakarta, suntik menengitis dan paspor. Jadi kalau dihitung-hitung sebenarnya nanti jumlahnya sama saja kalau dibandingkan dengan paket dari Pangkal Pinang. Paspor saya masih berlaku sampai tahun depan, cuma masalahnya nama saya cuma satu kata. Jadi saya harus menambah nama di paspor sebagai syarat umroh. Sebenarnya beda dengan haji, kata untuk nama cukup 2 saja tidak perlu sampai 3, tapi saya sudah kepalang nambah nama bapak dan kakek di belakang nama saya.... duh ngurusnya repot, pokoknya nanti kalau punya anak, namanya harus sudah 3 kata supaya jangan repot kalau mau umroh atau haji... 😁 Balik lagi ke ngurus nambah nama tadi, saya dan Desi bolak balik imigrasi untuk memenuhi semua persyaratan. Untuk yang masih di bawah 50 tahun, harus ada surat keterangan dari Kemenag, jadi kami harus ngurus syarat itu dulu selain harus ada surat pengantar dari tour travel juga.

Kemudian soal vaksin, selain sudah harus vaksin covid sampai 3 kali, kami juga harus suntik menengitis... masalahnya.... banyak sekali orang yang sudah menunda umroh karena pandemi, sehingga saat sekarang sudah boleh umroh lagi, semua orang jadi berebut untuk mendapatkan vaksin menengitis ini. Akhirnya, syukurlah kami berhasil mendapatkan vaksin menengitis di Palembang. Khusus yang di bawah 50 tahun untuk perempuan ada tambahan tes urin untuk tes kehamilan. Namun sekarang setelah kami kembali dari umroh, vaksin menengitis sudah dihapuskan untuk umroh dari pemerintah Arab Saudi...

Persiapan lainnya bagi saya tidak serepot seperti kalau mau traveling mandiri. Tidak perlu riset tempat, hotel, transportasi dan lain-lain, karena semua sudah diatur oleh pihak tur. Dan untuk masalah makanan yang selalu merepotkan bagi saya karena harus mencari yang halal, kali ini tidak akan terjadi, karena semua makanannya nanti sudah pasti halal. Tapi persiapan lain tetap harus dilakukan tentu saja. Nomor satu adalah pakaian, saya menyiapkan beberapa gamis dan jilbab panjang serta baju khusus umroh berwarna putih dan hitam lengkap beserta penutup tangannya. Kaos kaki dan manset harus disiapkan banyak-banyak, tidak cukup hanya bawa satu dan dua saja. Selain itu dapat info di toko khusus perlengkapan umroh dan haji, bahwa ada kaos kaki khusus untuk tawaf yang di bawahnya seperti ada bintik-bintik karet untuk jalan. Selain pakaian, benda-benda lainnya yang harus disiapkan adalah colokan 3 seperti di Malaysia, tas lipat untuk tambahan oleh-oleh yang pasti akan membengkak, kaca mata hitam, power bank dan tag untuk koper. Tag koper penting, karena biasanya koper jemaah umroh satu tur itu sama, jadi harus ada pembeda supaya cepat kalau dicari.

Koper kami dikirim dari Pangkal Pinang ke Palembang dulu. Satu kecil dan satu besar, isinya buku doa, bantal leher dan mukena hitam. Baju batik saya titip sekalian ke Ibu Desi agar sekalian dijahit, sementara perlengkapan lainnya akan kami terima di Jakarta yaitu tas kecil dan kantong serut untuk sendal. Paspor, foto, buku kuning menengitis kami kirim ke Pangkal Pinang untuk diurus visa dan lain-lainnya. Dua minggu sebelum berangkat, Tour Leader dan Pak Haji dari tour travel kami datang ke Palembang untuk memberikan manasik. Walaupun hanya sekali, tapi manasik dari Pak Haji sangat jelas. Isinya mengenai apa itu umroh, larangan apa saja yang tidak boleh dilakukan saat sudah berniat umroh dan penjelasan seputar lokasi Masjidil Haram.

Saya akan share sedikit mengenai isi manasik yang saya dapatkan, siapa tahu ada yang membutuhkan infonya dan kebetulan membaca blog ini. Inti dari umroh adalah ziarah. Kita akan mengunjungi makam Nabi Muhammad dan tempat-tempat bersejarah bagi umat Islam di Mekkah dan Madinah. Sudut Ka'bah ada 4, yaitu Rukun Iraqi, Rukun Syami, Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah adalah tempat yang mustajab untuk berdoa, namanya Multazam. Selain Multazam, tempat yang mustajab untuk berdoa juga ada Hijr Ismail yang terletak di antara rukun Iraqi dan Syami yang diberikan pagar khusus, tidak semua orang bisa masuk dan solat di sana. Hajar Aswad adalah tempat awal untuk tawaf, saat melewati Hajar Aswad dan sudah sejajar dengan lampu hijau, angkat tangan dan ucapkan "Bismillahi Allahuakbar" dan ciumlah tangan kita ke arah Hajar Aswad jika tidak bisa menyentuhnya. Setiap kali akan menelewati Hajar Aswad siap-siap saja kita akan kegencet, karena banyak sekali orang-orang yang akan berusaha mendekati Hajar Aswad, harus tetap fokus berada di rombongan masing-masing jangan sampai terpisah.

Kemudian untuk umroh, rukunnya ada 4 yaitu :
1. Niat/Miqat, yang dilakukan pada tempat-tempat yang telah di tentukan di luar Mekkah
2. Tawaf, mengelilingi Ka'bah 7 kali. Dilakukan harus dalam keadaan berwudhu
3. Sa'i, bolak balik 7 kali antara Bukit Safa dan Marwah
4. Tahalul, memotong rambut sedikit

Selama masa umroh itu berlaku larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan. Jika dilakukan maka umrohnya sah, tapi harus membayar denda/dam. Larangannya diantaranya adalah memakai pakaian berjahit dan menutup kepala (laki-laki), menutup muka (perempuan), potong rambut lebih dari 12 helai, potong kuku, memakai wewangian, berburu/membunuh binatang, bertengkar, merusak tanaman di tanah haram, melakukan akad nikah/menikahkan dan bermesraan. Denda atau dam nya bermacam-macam mulai dari 1 kambing, puasa, dan memberi makan fakir miskin. Jadiii... kesimpulannya kita harus berhati-hati setelah berniat, sebelum tahalul jangan sampai melanggar larangan kalau tidak mau membayar dam...

Persiapan lainnya kurang lebih sama dengan persiapan setiap tahun kalau mau traveling. Beli paket roaminng Telkomsel untuk 12 hari seharga Rp 275.000,- dan menukar uang ke riyal. Katanya uang rupiah bisa dipakai di sana, tapi saya tetap menukar dulu sebelum berangkat, rencananya kalau kurang akan mengambil di ATM. Sekali penarikan ATM kena cas Rp 20.000,- jadi harus sekali tarik dalam jumlah banyak kalau tidak mau rugi dan kartu ATM harus berlogo Visa atau Mastercard.

Satu persiapan khusus bagi perempuan kalau mau umroh adalah mengurus periode setiap bulan. Desi sudah dapat periodenya sebelum berangkat, jadi dia aman. Tapi periode saya tanggalnya pas di masa keberangkatan. Tidak mau nangis gagal umroh, saya konsultasi sama Dwi keponakan saya yang bidan dan dia bertanya ke dokternya sehingga saya dianjurkan meminum obat untuk menahan masa periode saya. Nama obatnya regumen, kalau yang umum sebutannya primolut. Regumen ini mulai saya makan teratur H-4 sebelum berangkat. Makannya 8 jam sekali, jika keluar harus diperbanyak jadi 6 jam sekali. Untuk waktu makan obat 8 jam itu saya harus pasang alarm, agar tidak lupa. Tengah malam pun harus bangun untuk makan obat. Nanti kalau sudah sampai di Arab Saudi, jam makan obatnya disesuaikan karena Arab Saudi waktunya 4 jam lebih lambat dari Indonesia. Karena saya tidak mau mengganggu teman sekamar saya nanti di Arab Saudi dengan alarm yang berbunyi tengah malam, jadi sudah saya hitung jadwal makan obat saya jadi seperti ini:

Indonesia = 09.30 : 17.30 : 01.30
Arab Saudi = 05.30 : 13.30 : 21.30

Saya harus patuh dengan jadwal ini, kalau tidak mau bablas, di pesawat pun harus tetap konsisten makan obat dengan waktu yang pas 8 jam. Setiap makan obat harus selalu berdoa agar diberi kesempatan tetap suci sampai selesai umrohnya.

Untuk tempat-tempat yang akan dikunjungi nanti sudah diatur oleh tour travel, dan ini standar, sama seperti tour travel lainnya. Di Mekkah, selain Masjidil Haram, kami akan ke Jabal Tsur, Jabal Rahmah dan seputaran Padang Arafah. Di Madinah, selain Masjid Nabawi, kami akan ke Jabal Uhud, Kebun kurma, Masjid Quba dan tempat-tempat lainnya. Cuaca di Arab Saudi Bulan November dingin, jadi saya juga membawa satu jaket. Dapat kabar dari teman yang baru dari sana, katanya di sana banyak yang batuk, jadi kami juga harus menyiapkan obat batuk, radang tenggorokan dan anti biotiknya.

Semua persiapan sudah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, tanggal 9 November saya dan Desi berangkat ke Jakarta naik Super Air Jet jadwal pagi. Pesawat Saudia akan berangkat malam jam 19.00 WIB sementara rombongan dari Pangkal Pinang sudah ke Jakarta satu hari sebelumnya.

Hari H jantung sudah diajak senam pagi-pagi gara-gara Desi. Saya diantar tiba di bandara lebih dari satu jam sebelum pesawat berangkat. ketika menelpon Desi, ternyata dia masih di rumah menunggu grab... 😓 Katanya karena alarm tidak berbunyi kehabisan batere. Bisa sih kalau saya mau check in duluan, tapi kan jadi duduknya terpisah... Akhirnya pasrah duduk menunggu, dengan rencana kalau sampai masa waktu beberapa menit masih belum datang saya akan check in duluan. Setengah jam sebelum berangkat saya antri check in, sambil cemas ngeliat antrian di depan saya yang seperti tidak selesai-selesai, kira-kira 20 menit sebelum boarding saya tanpa malu lagi, minta izin ke mas di belakang saya untuk ngajak Desi langsung loncat di antrian saya. Koper kami dapat tanda "Late" dan kami berlari-lari menuju pesawat tanpa sempat duduk lagi karena sudah last call. Sistem Super Air Jet saat itu juga sedang ada gangguan, sehingga semakin senewen lah saya jadinya. Tempat duduknya sudah kacau, tidak sesuai nomor kursi lagi, sehingga kami masih duduk terpisah juga. Pesawat juga tidak langsung berangkat karena masih mengurus masalah operasional. Doa saya saat itu cuma satu, walau telat tapi jangan sampai kami tidak ke Jakarta hari itu agar tidak ketinggalan pesawat nanti malam. 


Alhamdulillah akhirnya pesawat berangkat juga, sampai di Jakarta Desi saya tinggal nyari air minum karena sudah waktunya minum obat jam 9.30 pagi. Setelah semua koper dapat, kami pindah ke terminal 3 untuk bergabung dengan anggota tour lainnya. Rusuh, semua jadi rusuh bagi saya, mungkin karena sudah vakum terlalu lama travelingnya, jadi semua serasa kacau sekarang. Tag koper saya yang besar hilang, jadi diganti sama yang kecil, koper kecil jadi gak pake tag. Botol hand sanitizer yang biasa tergantung di tas tangan saya pecah, untung tidak membasahi barang-barang lainnya. Yang paling parah adalah kunci kombinasi koper yang kecil bisa salah. Berkali-kali saya coba dengan kombinasi angka lain, siapa tahu saya keliru sedikit, tapi tidak ada yang berhasil percobaannya. Untung baju ganti ada di koper besar, tapi masalahnya sandal dan kaos kaki khusus untuk umroh ada di koper kecil itu, jadi terpaksa pakai alas kaki yang dipakai saat ini saja kalau terpaksa masih tidak bisa dibuka juga kalau sudah sampai nanti. 

Setelah ketemu dengan rombongan satu tur, Ibu Desi ngasih kami baju batik, tas kecil, tas sendal dan name tag. Name tag ini sangat penting, karena semua data ada di sana, info nomor telpon tour leader, nama hotel di Madinah dan Mekkah. Name tag ini pengganti paspor selama di sana, karena paspor nanti akan dipegang pihak tur agar jangan sampai hilang. Kami langsung berganti pakaian putih, pakaian ihram langsung dipakai, karena sesuai petunjuk Pak Haji, kami akan mengambil miqat di pesawat saat melewati wilayah Yalamlam kemudian langsung ke Mekkah. Jadi kami akan langsung umroh yang pertama. Berbeda dengan kebanyakan tour travel biasanya mereka dari Madinah dulu baru ke Mekkah. Namun tour travel kami menetapkan bahwa kami akan langsung ke Mekkah, nanti baru ke Madinah. Jadi ibadahnya duluan, baru shopping... 😁

Karena akan langsung berniat umroh di pesawat, kami semua sudah siap dengan pakaian umroh plus name tag dan syal sebelum boarding. Tour travel lain yang sepesawat dengan kami masih memakai batik, tapi Pak Haji ingin kami semua sudah siap supaya tidak repot lagi kalau mau ganti baju ihram di pesawat, khususnya untuk yang laki-laki. Sebelum berangkat, kami makan siang dulu di Hotel Anara dan sosialisasi lagi sebelum berangkat. Kemudian paspor dibagikan, dan khusus untuk jemaah perempuan, koper kecil juga diminta dimasukkan ke bagasi untuk mengurangi beban kabin. Koper kami ternyata dapat lagi tag khusus berisi nama kami masing-masing, dan kemudian Bapak Desi menulis langsung nama masing-masing pakai spidol supaya lebih jelas lagi. Khusus koper saya, ditambah syal kecil upaya semakin mudah nanti kalau dicari. Mengenai sendal dan koper kecil saya yang tidak bisa dibuka, saya putuskan nanti sesampainya di hotel Mekkah akan di rusak saja, untuk kunci penggantinya untung saya membawa gembok kecil. 

Sebelum berangkat saya sempat kena tegur Pak Haji gara-gara belum pakai kaos kaki 😅... yah daripada nanti kena tegur lagi, manset juga langsung saya pakai... Pakaian ini harus saya jaga tetap bersih, karena pakaian inilah yang akan saya pakai sampai umroh. Bisa sih kalau mau ganti baju nanti, tapi ingat ya pakaian yang dipakai setelah berniat umroh tidak boleh ada wewangian, jadi kalau ragu sebaiknya tidak usah ganti baju sampai selesai tahalul. Siapa tahu baju ganti itu dicuci pakai pewangi, kan jadi harus bayar dam. Sebenarnya saya sudah bersiap, pakaian yang saya siapkan tidak ada yang dicuci dengan pewangi, tapi hitungan pakaian saya sudah pas, kalau terpaksa ganti... yah saya jadi terpaksa beli baju kan ya di sana.... he he... 

Setelah acara sosialisasi selesai, kami menuju terminal 3. Bawaan enteng tinggal tas tangan, dua koper sudah diurus masuk bagasi. Proses check in semua juga sudah diurus pihak tur, kami tinggal menuju gate keberangkatan. Untuk sholat Magrib waktunya sangat mepet dengan jam boarding, jadi diputuskan akan sholat sekalian jamak dengan Isya di pesawat saja, untuk wudhu sudah belajar tayamun dengan Ibu Desi. Sebenarnya sudah wudhu tadi, tapi pasti sudah batal kesenggol orang-orang. Nanti setelah sampai di Masjidil Haram, baru mazhabnya pindah, tidak mikiri lagi kesenggol orang-orang, tapi hanya menjaga diri sendiri agar tidak buang angin dan lain-lain. 

Pemandangan ruang tunggu


Saat boarding


Kami boarding saat hari sudah gelap "Labbaik Allahumma Labbaik. Labaika Laa Syarika Laka Labbaik. Innal Hamda Wan Ni'mata Laka Wal Mulk. Laa Syarika Lak" dengan kalimat talbiyah dan doa, kami berangkat. Perasaan yang dirasakan saat itu sangat berbeda. Ini bukan perjalanan biasa, ini adalah perjalanan ibadah pertama saya. Perjalanan yang seharusnya sudah saya lakukan dari dulu-dulu, tapi baru bisa dilakukan sekarang. Mengutip dari kalimat orang-orang, bahwa "Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu, tapi Allah memampukan orang-orang yang terpanggil untuk berkunjung ke Baitullah" Ini adalah kesempatan saya untuk beribadah sebanyak-banyaknya dan memanfaatkan perhitungan pengali 1.000 kali jika ibadah di Masjid Nabawi dan lebih luar biasa lagi 100.000 kali jika beribadah di Masjidil Haram.

Bersambung Part 2...

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...