Kalau ditanya tempat yang bisa dikunjungi di Palembang yang paling terkenal, tentu saja aku akan menjawab Pulau Kemaro dan Jembatan Ampera. Sebagai orang Palembang, dua tempat tersebut tentu saja sudah pernah kukunjungi, apalagi Jembatan Ampera yang seperti makan obat dua kali sehari pasti kulewati. Trus bagaimana dengan tempat-tempat lain di Palembang, daripada meratapi diri, mimpi besar yang pengen mengunjungi tempat-tempat di ujung dunia, Menara Eiffel, Burj Khalifa, Opera House, Menara Pisa, Patung Liberty, Piramida, Jembatan Golden Gate, yang entah kapan bisa kukunjungi, aku sepertinya harus menghabiskan dulu, berkunjung ke tempat-tempat yang tidak kalah menariknya di Palembang,.... eaaaa.... hehehe....

Hari Minggu kesambet setan rajin, pasang rencana mengunjungi Al Quran Akbar di Gandus, Museum Bala Putra Dewa dan Punti Kayu di KM 5 dan 7 sampai ke Masjid Cheng Ho dan Palembang Bird Park di Jakabaring. Pulang-pulang, kaki sakit gara-gara nginjak kopling seharian keliling Palembang, ngelewati macet sambil menikmati pemandangan pembangunan LRT yang semakin hari semakin terlihat bentuknya sementara jalan rasanya semakin menyempit....

Rute pertama menuju ke Musi 2 tembus ke Gandus nyari-nyari Pesantren Al Ihsaniyah tempat Al Quran Akbar, jalannya jelek banyak genangan air gara-gara hujan lebat semalam. Si Oren beberapa kali kejeblos lubang, rasanya kesal tak berkesudahan karena tidak ketemu-ketemu juga tempatnya, akhirnya Elsa bertanya ke Bapak baik yang lagi nyabit rumput di pinggir jalan, dan untunglah dia tau dimana tempat yang kami cari.... kemudian kami nyabit rumput lagi sementara si Bapak jalan lagi.... eh kebalik... hehe...

Di tekape, setelah parkir di lahan kosong seberang jalan yang disediakan, kami turun dan kena jebakan batman, dandanan cantik kami jadi berantakan gara-gara nginjak tanah berumput yang basah dan agak berlumpur.... Ah cape deh, jalan kaki sambil bersih-bersih sendal... Tempatnya oke, tiket masuknya murah, Rp 5.000,- satu orang. Masuk ke ruangannya harus lepas alas kaki, dan kami bersaing dengan banyak ibu-ibu dan anak-anak di sana berebut untuk spot foto yang bagus. Fotonya banyak, ini satu yang diupload dengan gaya seolah-olah gadis desa membuka jendela.... hahaha...

Surat Yasin mana ya...


Lanjut... Salah satu tempat yang ada di gambar pecahan rupiah adalah rumah limas, tapi sebelumnya aku sudah pernah mengunjungi Bedugul di Bali, yang merupakan gambar di uang pecahan 50.000 rupiah.... Tapi sayangnya aku lupa, kurang kreatif bawa uangnya untuk ikut diajak berfoto seperti orang-orang.... *alay detected*

Nih uang 50 ribunya....


Nih plus ada orangnya....


Rumah limas adanya di pecahan uang 10.000 rupiah, kabarnya akan diganti, jadi sebelum diganti, harus diresmikan dulu kalau aku pernah berkunjung ke sana. Perjalanan ke sana pake cerita tersesat, heran deh, di Palembang saja masih tersesat apalagi di tempat lain. Setelah lihat di aplikasi Waze ternyata lewat, terpaksa mutar balik dengan keadaan macet dan arah mutar balik yang entah dimana diantara tiang-tiang LRT. Setelah akhirnya dapat, ternyata Museum Bala Putra Dewa sedang dipakai juga untuk acara resepsi. Jadi kami disambut bak tamu yang kondangan oleh panitia mereka. Setelah masuk dan membayar tiket sebesar Rp 2.000,- kami belok ke kiri sementara resepsinya ada di sebelah kanan termasuk meja makan... *menatap dengan nanar*. Setelah melewati rintangan ibu-ibu berkebaya dengan berbagai macam aroma, menuju ke rumah limas kami melawan arah serombongan anak-anak harapan bangsa yang baru selesai kunjungan dari sana. Syukurlah ketika tiba di rumah limasnya artinya sudah sepi, kami tidak perlu bersaing dengan anak-anak kalau mau foto-foto, hahaha...

Uang sepuluh ribunya bisa buat beli jajanan...


Yang ini aslinya


Satu lagi obsesiku mengunjungi tempat di gambar pecahan uang, yaitu yang di 1.000 rupiah.... pernah nonton salah satu episode MTMA, jadi pengen ke sana juga... tapi karena jauh, sepertinya tidak akan tercapai...Yah udah nggak apa-apa kan sudah diwakilkan sama Hamish.... he he...

Pulau Maitara dan Tidore nun jauh di sana...


Berikutnya ke Hutan Wisata Punti Kayu, sebenarnya aku sudah beberapa kali ke sana, mulai dari kunjungan rame-rame satu sekolahan saat SD waktu masih imut-imut sampai jalan-jalan alay saat SMA. Tapi kali ini ada yang baru di Punti Kayu yaitu ada replika landmark dunia. Tiket masuknya untuk mobil Rp 12.000 ,- dan satu orang tiketnya Rp 12.500,- untuk masuk ke tempat replikanya bayar Rp 10.000,- lagi. Ada Piramida, Menara Eiffel, Patung Liberty dan Menara Pisa. Untuk saat ini replika Borobudur baru rencana, yang lain mungkin akan ditambah lagi nanti. Okelah belum ke tempat aslinya dan belum juga ke Shenzen ngeliat Windows of The World, lihat yang di sini dulu.

Pose mendorong seperti Garfield... Eh yang didorong Garfield itu Menara Pisa bukan ya...



Selain replika landmark dunia, di sana juga ada beberapa properti abege semacam lokasi untuk syuting katakan cinta... atau katakan putus... atau apalah namanya.... nih salah satu foto alaynya.... hahaha...

Abaikan foto ini...


Untuk menara Eiffel, kami mendapatkan saingan 4 cewek-cewek dengan dandanan maksimal yang memiliki penyakit narsis akut nampaknya. Mereka ngambil foto mulai dari sendiri-sendiri, berdua, bertiga, berganti-ganti tak berkesudahan mulai dari versi kamera biasa sampai yang kamera cantik, sementara kami sudah keliling kemana-mana, mereka masih juga belum selesai. Akhirnya supaya mereka cepat selesai, kami tunggui di depan mereka. Dari bahasanya mereka bukan orang Palembang, dan agar cepat selesai, mereka kuajak ngobrol, nanya asal mereka dan kuliah dimana, sampai mereka jadi tidak enak dan acara foto-foto mereka terpaksa selesai. Setelah mereka selesai, mereka kumanfaatkan sekalian, aku minta salah satu mereka untuk ngambil foto kami.

Menara Eiffel KW 1...


Habis makan siang lanjut ke Jakabaring, menuju ke Masjid Cheng Ho yang arsitekturnya keren... Lumayan banyak orang di sana, terutama anak-anak muda, selain sholat, mereka juga mengaji bersama-sama. Kayaknya memang hari itu walau hari Minggu, tapi merupakan hari kunjungan sedunia. Banyak bis nunggu di luar pagar, sementara anak-anak berada di dalam, karena saat itu jam 12, mereka juga sekalian makan di sana...

Keren sekali Masjidnya.... juga orangnya...


Geser dikit masuk ke Palembang Bird Park, memang tidak seperti Jurong Bird Park di Singapura, tapi oke jugalah tempatnya... Semoga suatu saat bisa diperluas, ada trem dan bisa seperti Jurong Bird Park.

Numpang foto di depan.


Masih di OPI kemudian masuk ke mall nya nonton Storks yang bikin mata jadi mewek terharu ngeliat perjuangan Bangau mengantar bayi. Film ini menjawab pertanyaan dari mana bayi berasal untuk anak-anak. Jadi orang tua nggak susah lagi kalau ditanya anaknya dari mana asal bayi... "dibawa burung bangau"... hehe..

Si Bangau dan Si Dedek...


Terakhir, pas mau pulang, masuk Stadion Jakabaring dan iseng ngambil foto di sana. Orang-orang Palembang seperti biasa banyak yang nongkrong di sana. Tidak sengaja ketemu Ruben Onsu sama Bibi Nonie yang kayaknya lagi syuting survivor di sana... Nantilah kalau nonton acaranya aku bisa teriak norak.... "Aku ada di sana!!"...

Hari sudah sore, muka sudah lelah


Pulang sudah hampir malam, tapi lumayan sudah keliling-keliling Palembang ngeliat-liat tempat wisata di Palembang yang lumayan oke, tapi bisa lebih oke lagi sebenarnya kalau dikelola dengan lebih serius lagi.

Karcis dan tiket perolehan hari ini


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...