Tanggal 23 sampai dengan 25 Mei 2019, tiba-tiba dapat tugas ikut pelatihan di Universitas Bangka Belitung. Dan ini artinya baru kali ini aku harus naik pesawat dalam keadaan puasa. Trus kenapa? ya nggak kenapa-kenapa juga sih sebenarnya... Kemudian karena aku lagi malas jalan sendirian, maka akhirnya kuajak Elsa untuk sekedar menemani kali ini. Perjalanan perginya dimulai habis sahur, shubuh di Bandara dan langsung boarding. Baru mau menikmati pemandangan di luar jendela pesawat, eh sudah ada pengumuman kalau pesawat akan mendarat... 25 menit saja saudara-saudara naik pesawat dari Palembang ke Bangka, sama seperti lamanya perjalanan dari rumah kalau mau ke OPI Mall.... dan masih lebih sebentar kalau dibandingkan dengan lamanya waktu kalau aku mandi... *penting*

Keluar dari Bandara, biasaaaa.... disambut banyak fans.... para abang sopir taksi yang kemudian harus kecewa karena kami sudah menjatuhkan pilihan ke satu taksi saja. Lama perjalanan ke Pangkal Pinang juga tidak lama, hanya kurang lebih 20 menit diiringi oleh cerita Bapak Sopir Taksi yang ternyata orang perantauan di Bangka. Sampe di hotel, syukurlah sudah boleh check in walau masih sangat pagi, jadi kami bisa istirahat dan tidur dulu. Pelatihannya siang, jadi aku bisa nyambung mimpi dulu sebelum sahur tadi.

Bandara Depati Amir


Elsa memutuskan akan tetap di hotel saja, jadi aku tinggal naik grab ke UBB. Pelatihannya selesai sore dan aku baru tahu kalau grab tidak ada di sana, karena daerahnya sudah bukan di Pangkal Pinang lagi... Oh My God... jadi gimana.... pergi bisa, pulang nggak bisa... Ibu yang kenalan denganku selama pelatihan baik hati minta suaminya pake motor antar aku dulu ke pintu gerbang untuk bisa cari grab. Tapi sampai di pintu gerbang pun tetap tidak bisa ngegrab. Aku menunggu di warung dan nanya ke ibu di sana kalau-kalau ada angkot atau ojek yang ternyata tidak ada... luar biasa yah... aku jadi tersesat di sana seperti anak hilang... Untung kemudian aku ingat melihat blue bird saat di Pangkal Pinang tadi, setelah cari nomornya dan Alhamdulillah akhirnya dapat, aku masih harus menunggu lagi sampai taksinya datang. Saat bengong nunggu taksi, lewat bapak-bapak pegawai UBB yang tadi kutanya soal Grab, nanya gimana apakah mau ikut dia saja, kemudian kutolak dan kuucapkan terima kasih karena aku sudah pesan taksi.... *kangen si oren*

Sampai di hotel sudah hampir magrib. Aku mengajak Elsa keliling sekitar hotel untuk mencari makan buat berbuka, aku tentu saja sudah mendapat makanan buat berbuka dari pelatihan, tapi aku tidak keberatan kalau ketemu jajanan lagi. Jadi malam itu kami beli thai tea, ketoprak, dan bermacam-macam lauk.... banyak ya. Untuk sahur sudah disediakan oleh hotel sebagai pengganti sarapan.

Pelatihan hari berikutnya aku sudah lebih berpengalaman, sudah dapat kenalan dengan peserta lain dan mendapatkan tumpangan saat pulangnya. Jajan malam hari berikutnya direkomendasikan mie koba sama Desi. Maka melipirlah kami mencari mie koba naik grab, dilanjutkan nyari jajanan lagi di alun-alun.... *wisata kuliner*... Aku kan sebenarnya alergi sea food dan mie koba itu kuahnya ikan tenggiri, tapi dengan mengucap Bismillah aku terabas saja makannya... dan untunglah saudara-saudara, kemudian!!!..... aku masih tetap gatal juga... hahaha... Gatalnya cuma sedikit, karena aku memang makan kuahnya sedikit saja. Makanan selanjutnya adalah otak-otak... Yah walaupun otak-otak juga ada di Palembang, tapi pengen coba juga siapa tahu beda... ternyata sama saja...

Mie Koba


Otak-otak


Trus habis pelatihan kemana saja.... ke pantaikah???.... Pasir Padi atau Parai dan Tanjung Pesona misalnya... Nggak sempattt... Parai dan Tanjung Pesona itu di Sungailiat, sementara Pasir Padi walau cuma setengah jam an tapi juga bukan di Pangkal Pinang, nanti kejadian kemarin terulang lagi, naik grab pergi bisa, pulangnya nggak bisa. Jadiiii... diputuskan keliling kota saja, masih berat bawa laptop berkunjung ke Museum Timah... lumayannn... *wisata museum*... Sebenarnya aku tertarik dengan satu pantai saat melihat fotonya di bandara, namanya tapak antu, serem ya namanya hahaha... dari fotonya kerennnn... tapi lumayan jauh juga, jadi kutargetkan akan dikunjungi lain kali kalau memang punya waktu liburan.

Museum Timah


Nyari oleh-oleh apalagi kalau bukan terasi dan getas. Getasnya ikan tenggiri dan cumi, terasinya tentu saja udang... semua makanan yang tidak bisa kumakan. Inilah salah satu hal yang aku tidak suka kalau pergi ke tempat yang dekat laut... makanannya pasti seafood. Aku terdeteksi alergi seafood saja, dulu beberapa tahun lalu, setelah pulang dari Bangka, akibat tiap hari makan seafood.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...