Kalau ditanya sudah berapa kali naik kereta api, maka jawabanku adalah.... "tidak terhitung...", tapi kalau ditanya kapan terakhir kali naik kereta api maka jawabannya adalah 13 tahun lalu. Ya... ini maksudnya kereta yang bukan untuk jarak dekat dalam kota, semacam MRT, BTS, de el el.

Berhubung dulu salah satu my sister kerja dan tinggal di Kotabumi, maka aku sering mengunjunginya waktu aku masih kecil,... bolak balik (libur gak libur) sama my mommy persis kayak setrikaan. Trus kalau yang 13 tahun lalu itu, tahun 2001 tepat pada saat kejadian WTC meledak,... waktu aku naik kereta api ekonomi dari Jogja ke Surabaya, persis gembel.... naik kereta malam gak dapat tempat duduk... jadi tidur melantai.... *tutup muka*

So jadi kenapa sekarang aku naik kereta api lagi..... Ceritanya... kembali aku ke Bandar Lampung mau ngikuti pelatihan bekade. Dulu sih udah pernah, tahun 2011, tapi lain ceritanya dengan yang sekarang, karena dulu naik travel dan dulu aku belum lulus serdos.

Pergi sama Mbak Siti, pesen tiket pepe naik kereta api malam yang eksekutif... ditanggung nyaman. Setelah nitip si item supaya dikasih makan dan tanaman disiram selama aku pergi, maka berangkatlah aku ke Lampung dengan hanya membawa ransel. Sebenarnya males mau bawa laptop, tapi diwajibkan sama panitia,... yah udahlah... semoga aja nanti ada semacam simulasi pengisian bekade nantinya harapku....

Sampe di stasiun Mbak Siti belum muncul,... mau menghemat batere, android kumatikan dan hanya menghidupkan bebe untuk komunikasi sama Mbak Siti. Setelah Mbak Siti datang kami naik kereta, dan aku langsung kecele,... dasar aku yang norak dan tidak tahu, ternyata di kereta ada colokan listrik di setiap tempat duduk.... *buru-buru ngidupin android dan langsung eksis*

Selama dijalan, bener-bener gak bisa tidur,.... padahal aku butuh istirahat karena besoknya sudah berlangsung acaranya. Setelah dengan berbagai cara mulai dari cari gaya yang paling pewe, ngitung sapi sampe kambing... akhirnya aku tidur juga walau tidur ayam dan terbangun subuh saat melewati Kotabumi.

Sampe di Bandar Lampung, kami segera menuju Hotel Marcopolo yang pemandangannya dijamin gak ada di Palembang.... yaitu bukit dan laut seperti ini...



Karena belum dapat kamar kami jadi belum bisa lega, untung kami boleh numpang mandi di Kamar panitia dan menitipkan barang. Selama pelatihan ternyata nggak ada simulasi seperti perkiraan awal... bawa laptop rasanya jadi berat, coba ditinggal saja tadi... space laptop kan bisa diganti yang lain... barang hasil shopping misalnya... hehe... tapi udahlah... mau shopping apa disini, kan dekat Jakarta, orang-orang pasti pada ke Jakarta kalau mau puas belanja.

Saat istirahat kami dapat kamar, tapi... nomor kamarnya genap... artinya pemandangannya ketutup gedung lain.... kalau kamar nomor ganjil, pemandangannya laut... mau minta tukar, masih punya rasa malu... ya udahlah... anggap saja bukan rejeki kami.

Pelatihannya sampe malam, udah puas kenyang dari makan siang, makan malam dan makan makanan kecil (apa kabar diet?), mata rasanya sudah berat, mana pesertanya pada semangat saat sesi tanya jawab, akhirnya saat acara selesai, kami jadi peserta pertama yang keluar dari ruangan menuju kamar.

Besoknya setelah acaranya benar-benar selesai, kami check out, tapi berhubung kereta pulangnya jadwalnya malam, maka kami memutuskan mau muter-muter dulu, nyari apa kek,... cowok cakep nganggur yang bisa dikecengi atau  pantai mungkin...  Tapi ujung-ujungnya yang terucap pada sopir taksi kami adalah.... "Pak,... pokoknya ke mall yang paling besar di sini...." maka berangkatlah kami setelah nitip barang di lobby hotel untuk diambil nanti sore...

Sampe di tempat yang dituju, kami kecewa, mallnya kecil... apa emang supir tadi ya yang bego nggak ngerti ucapan kami...  Tapi ya udahlah kepalang udah disini, ngabisin waktu aja disini sampe sore keliling-keliling. Setelah kira-kira dua jam kemudian akhirnya aku dapat dua baju dan surprise... aku juga dapat maskara maybelline double stretch (aku beli dua) yang stocknya sudah habis dimana-mana di Palembang. Ya emang sih ada tipe maskara yang lain, tapi aku ini orang yang setia sama sesuatu (kode...haha...), setiap belanja bulanan, pasti barang-barangnya yang itu-itu juga.. samponya, sabunnya, baru ganti kalau produknya sudah nggak ada di peredaran...

Setelah makan siang yang kesiangan, kami jadi mati gaya karena waktu masih lama tapi kami sudah kehabisan ide mau kemana. Akhirnya mbak Siti kuajak ke salon, creambath atau hair spa mungkin... sekalian ngilangin capek. Tapi salon di sana campur cowok cewek, bagi kami yang berkerudung jelas nggak bisa, sudah browsing masih nggak dapet info yang memuaskan, so akhirnya Mbak Siti nanya ke orang disana, dimana salon khusus cewek. Akhirnya dapatlah kami nama satu salon dan lokasinya dekat sekali dari sana. Emang ada cowoknya juga, tapi katanya ada ruangan khusus di lantai 2 kalau mau bebas cowok.

Akhirnya pergilah kami ke sana, dan komentarku saat si mbaknya sudah beraksi adalah... ini adalah perawatan rambut paling brutal yang pernah kurasakan. Mbaknya agak gendut naik turun tangga sudah ngos ngosan, katanya sudah punya dua anak, dan tenaganya super kuat. Tapi karena emang aku lagi pusing, akhirnya aku tahan sajalah, semakin kuat semakin bagus, walau sempat ngeri juga rambutku bakalan habis... rontok ditarik-tarik... sementara Mbak Siti kelihatannya aman-aman saja  tak jauh dariku....

Habis dari acara di salon yang menyakitkan, kami masih punya waktu nyari oleh-oleh, apalagi kalau bukan keripik pisang. Belinya di teluk, dan saat disana aku nanya ke mereka ada rasa apa saja, sambil mencocokkannya dengan daftar titipan manusia-manusia yang nitip oleh-oleh dan nggak peduli kalau aku bawanya berat ke Palembang. Habis dari sana, aku ingat memori masa kecilku kalau di Lampung juga ada pisang yang panjang banget itu apa namanya... pengen beli dan nanti kalau sudah sampe di rumah, cita-citanya bakal dipotong-potong dan direbus... *nelen ludah*

Tapi sayang, tu pisang nggak ada di sana, lagi nggak musim kali ya. Dari beli oleh-oleh, kami kembali ke Hotel untuk mengambil barang dan menuju stasiun. Sampe di stasiun aku nanya kepada orang-orang di sana dimana beli pisang panjang itu dan dikasih tau kalau harus keluar stasiun dan jalan lagi. Karena udah capek, jadi males kalau mau berjuang lagi demi pisang. Ya udahlah... lagi-lagi sepertinya bukan rejeki....

Jam 8 malam keretanya berangkat, dan kali ini aku bisa tidur nyenyak di kereta, sepertinya ini hanya soal kebiasaan saja....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...