Postingan kali ini kembali menceritakan perjalananku yang seolah tidak pernah berakhir dan tidak ingin berakhir, kali ini lagi-lagi ke Bali.  Dulu ketika pertama kali ke sana rasanya sangat bersemangat, semua tempat wisata ingin didatangi, tapi setelah mendapat kesempatan ketiga ini, rasanya sudah mulai agak bosan (pengennya ke Lombok).... seharusnya aku sudah dapat piring cantik, atau kalau boleh ditukar dapat cowok ganteng saja..... hahaha... Tapi karena emang punya jiwa petualang nyaingin si Bolang, aku masih tetap semangat mau pergi.

Tiga kali punya kesempatan ke Bali dengan pengalaman yang selalu berbeda. Kunjungan pertama tujuaannya murni buat jalan-jalan, perginya naik Air Asia mendarat di Bandara Ngurah Rai yang lama. Noraknya minta ampun, segala sudut mau difoto.... dan tidak sadar diri dengan kondisi badan...

Kesempatan kedua lebih serius yaitu dalam rangka mengikuti konferensi, perginya naik Lion dan keadaan Bandara Ngurah Rai saat itu cuper crowded. Tidak sempat mau eksis di mana-mana karena keterbatasan waktu, tapi lumayan masih sempat ngukur jalan ke Bedugul sampe hampir muntah di jalan...

Dan kali ini yang ketiga demi Welda yang nyangkut di Bali sehingga pernikahannya diadakan di sana, karena lagi sok elit, naik Garuda dan mendaratnya di Bandara Ngurah Rai yang baru...Hahaha... serasa sangat diharapkan datang, aku berjuang supaya bisa pergi dengan semangatnya. Kenapa semangat, yah karena lokasinya di Bali, coba kalau bukan, pasti aku akan mendoakan dari jauh saja, haha... nggak ding ini demi Welda juga kok.... Sebelum pesan tiket, minta izin dulu sama Bos dan Alhamdulillah diizinkan... *loncat dari tangga*

Malam sebelum Hari H, Palembang hujan lebat plus bonus pake petir..... semuanya basah.... yah lumayan tiga hari nggak usah nyiram tanaman....  Pesawat rencananya take off jam 9 pagi, lewat jalan yang banjir dimana-mana. Duh rasanya pengen buka usaha ojek perahu, pasti laku...



Di bandara dapat kejutan, pesawat Garuda Indonesia menuju Bali ukurannya lebih kecil dari biasanya. Tempat duduknya dua di kiri dua di kanan... Yah agak ngeri juga, nyampe nggak nih 2 jam ke Bali. Tapi wajarlah karena ini pesawat langsung dari Palembang ke Bali, pesawatnya sebenarnya transit dari Medan, tapi jumlahnya pun ternyata masih sedikit setelah digabung. Nggak apa-apalah, naik pesawat kecil serasa pesawat pribadi.... Dua jam lebih sedikit, pesawat mendarat... Welcome back to Bali...







 

Aku di Bali tidak lama-lama kali ini, tidak sempat ke mana-mana. Sebenarnya pengen ke Bebek Tepi Sawah tapi tidak sempat, dan seperti biasa setiap nyari makan aku selalu bermasalah dengan makanan halal, tapi heran tetap saja berat badanku naik dalam perjalananku ini. Yang sempat cuma ke Made's Warung (cuma makan sandwich), Beachwalk Kuta, Krisna (lagi) dan beli Pia Legong yang katanya antriannya super panjang, tapi hari itu ternyata pendek.

Dari sekian banyak pernikahan yang kudatangi, sudah ada yang termegah, terkeren, nah menurutku kali inilah yang terindah. Semua pernikahan yang kudatangi pasti berkonsep indoor,... yaaaa outdoor yang pake tenda juga kumasukkan kategori indoor. Tapi kali ini murni outdoor... sangattt indah...

Yang penting adalah pemandangan langit dan laut, sisanya adalah pendukung... (pawang hujan sangat diperlukan pastinya, dan waktunya sorean dikit jangan siang-siang karena panas bo...). Wajar saja banyak artis yang menikah di sini karena ada banyak tempat yang menawarkan tempat untuk menikah.... tapi sepertinya bukan untukku karena aku nggak sanggup membayangkan ngeboyong seluruh keluarga besarku untuk datang ke sini....Kecuali kalau calon suamiku sanggup nyewa satu pesawat khusus, kalau nggak aku menikah di tepi Sungai Musi saja... hahaha...

Pulangnya masih naik Garuda, tidak seperti perginya yang aku duduk sendirian sementara sekelilingku penuh pasangan yang sepertinya mau bulan madu (tangan mereka memakai henna), kali ini aku duduk sama bapak-bapak... ah cape deh... apa nggak ada bujangan nganggur dikit dari Bali yang ditakdirkan duduk di sebelahku di pesawat. Belum apa-apa aku sudah bete karena kursi di dekat jendela milikku diduduki... Dengan muka bete (aku paling payah acting kalau sudah bete dan marah), aku ngasih tau kalau itu kursiku... si bapak akhirnya ngalah pindah ke kursi satunya. Di perjalanan diajakin ngobrol aku males, jawab cuma seadanya, rasanya dua jam lama sekali....  setelah mendarat dengan selamat, berhubung si bapak mau ke Medan, aku permisi "Maaf pak, saya turun disini".... hehehe serasa mau turun dari bis kota...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...