Palembang itu dulu tidak macet, sekarang agak macet, setelah ada Sea Games jadinya super macettttt. Gegap gempita Sea Games yang baru saja berlalu, menyisakan cerita tersendiri, khususnya untuk masyarakat Palembang. Memang aku tidak terlibat langsung dengan event akbar ini, tapi selama masih jadi warga Palembang pasti ikut kena imbasnya.

Sea Games membuat berubahnya Palembang dengan banyaknya benda-benda berbau Sea Games, Modo Modi dimana-mana, perubahan itu termasuk macetnya jalan-jalan sebelum event berlangsung dan terlebih saat event berlangsung. Sebenarnya aku pengen nonton acara pembukaan dan penutupan, serta beberapa pertandingan. Masa sih event se akbar ini di gelar di tempat sendiri tidak ngeliat apapun, tapi ya lagi-lagi karena alasan sibuk ngajar jadi tidak bisa leluasa. Paling juga bisanya pas hari Minggu. Memang sih saat Pembukaan dan Penutupan kami libur, tapi tiketnya... wahai... mahal sekali.



Tapi kemudian Eka ngajak jalan di Hari Minggu, sekalian kami berkunjung ke Jakabaring rencananya pengen nonton beberapa pertandingan di sana, kemudian baru makan di Pempek Vico.

Namun ternyata,.... betapa berat perjalanan kami menuju Jakabaring. Banyak jalan ditutup, banyak posisi muter yang juga di tutup, alhasil kami jadi menempuh rute alternatif yang jauh sekali. Mana macet lagi dimana-mana, apalagi pas sampai di Jakabaring. Tapi ya nggak apa-apa, demi Sea Games.

Akhirnya setelah berjuang keras, dapat tempat parkir, dan kami berhasil masuk ke areanya. Pemeriksaannya super ketat, kami harus rela di geledah saat masuk. Areanya juga luas sekali, dan bingung harus kemana dulu.

Setelah muter-muter (di depan sedang ada pertandingan baseball dan masuk dikit ada angkat besi) tidak karuan masuk sana masuk sini, akhirnya kami sampai di Venue Aquatic yang sedang melangsungkan pertandingan synchronous swimming. Ramai banget.... yel yel "In Do Ne Sia" terus menerus di teriakkan penonton saat atlet Indonesia sedang mendapat giliran. Kami tidak bertahan lama disana, diputuskan kami mau keluar saja dan pergi dari sana, juga karena sudah sore, maka kemudian kami keluar Venue dengan di sambut gerimis.





Saat ada mobil gratis yang disediakan panitia lewat, tanpa pikir panjang kami naik dan menuju tempat parkir untuk lanjut ke Pempek Vico. Dalam perjalanan ini pun kena macet lagi, dan di perparah dengan hujan yang semakin lebat. Saking muternya, kami jadi melewati jalan yang tidak beraspal dan karena hujan jadinya .... becek....

Ya Okelah, akhirnya kami sampai di pempek Vico, karena baru saja mengalami kejadian seru dan melelahkan, maka Pempek Vico jadi dua kali lebih enak rasanya.

Dalam rangka agar dapat menerapkan sistem evaluasi beban kerja Dosen untuk meningkatkan kualitas dan kinerja Dosen perguruan tinggi masing-masing, Kopertis mengadakan Pelatihan penyusunan laporan beban kerja bagi Dosen perguruan tinggi swasta yang disertifikasi di Hotel Kurnia Dua Bandar Lampung. Aku bersama Mbak Retno mendapatkan tugas untuk menghadiri acara tersebut.

Acaranya mulai Selasa Pagi, maka kami harus berangkat senin siang atau senin malam. Niatnya kami mau naik kereta malam untuk berangkat ke Bandar Lampungnya hari Senin. Hari Sabtu aku sempatkan ke stasiun mau beli tiket, eh loketnya tutup, baru buka kalau malam. Aku balik lagi malamnya buat beli tiket sambil hujan-hujanan, ternyata tidak bisa beli tiket untuk hari Senin dan sekalian untuk Rabu pas pulangnya, harus beli tiket di agen, sementara mau pesan lewat agennya, hari itu hari Sabtu serta sudah malam dan otomatis pasti sudah tutup. Ya okelah, akhirnya aku nekat nyari travel dan untungnya dapat untuk yang berangkat hari Senin.

Akhirnya kami naik travel ke Bandar Lampung, berangkat pagi sampainya sore. Malamnya istirahat sebelum besok ikut Pelatihan, sempat cari makan malam dan makan pecel lele di depan hotel. Badan boleh di Lampung, tapi sebenarnya pikiran di Palembang, soalnya kerjaanku lagi banyak, mahasiswa skripsi dan KP, koreksi ujian dan lagi ngerjain jurnal yang kejar tayang, mumet sebenarnya, untung ada teman ngobrol, Mbak Retno, jadi nggak terlalu kusut selama di hotel dan selama Pelatihan.

Pelatihan selesai, pulangnya naik travel lagi. Sebelum pulang, nyari keripik pisang khas Lampung dulu, yang rasanya macam-macam, ada rasa coklat, keju dan susu.



Muka capek saat pelatihan...

Lagi pengen review makanan kali ini, yaitu Bakso "Yong Tau Fu" dan Pindang "Tom Yam" soalnya dua makanan ini yang paling pengen kumakan saat ini.



Yong Tau Fu dulu.... nih makanan yang paling pengen aku makan sekarang. Satu cerita yang tidak sempat diceritakan sebelumnya, yaitu soal makanan berkuah dengan isinya macam-macam mulai dari bakso ikan sampe sayur-mayur... kalau tidak di tahan-tahan, bisa-bisa isi mangkuk bisa penuh soalnya isinya dipilih sendiri sesukanya... Kuahnya boleh pilih, misalnya kuah kaldu.... ehmm enak banget, apalagi Yong Tau Fu yang di Mid Valley Kuala Lumpur, rasa kuahnya gurih sekali... Tuh kan jadi ngeces sekarang... Lokasinya di Mega Mall Mid Valley tepatnya di food court lantai 3 kalau tidak salah, kalau naik kereta komuter turun di stasiun Mid Valley, jalan dikit sudah masuk ke gedungnya.



Yang nomor dua, Yong Tau Fu yang enak kucicip adalah di KL Sentral Masih di Malaysia, walaupun dari segi rasa tidak se gurih yang di Mid Valley, tapi rasanya enak juga. Kalau dari segi warna, disini bakso-baksonya lebih berwarna-warni, tempatnya pun cukup nyaman. Lokasinya di KL Sentral lantai atas, lupa juga tepatnya di lantai berapa, rasanya dekat stasiun kereta api yang menuju Thailand. Dari gambar di samping sudah kelihatan kan betapa maruknya aku, sibuk pilih-pilih ngerasa nggak begitu banyak, eh pas di olah, dipotong-potong sama penjualnya, hasilnya semangkuk penuh. Terpaksa diet hari itu dilupakan dulu...haha..



Yang paling biasa-biasa saja Yong Tau Fu di Mall Ciputra Jakarta, ini juga gara-garanya aku sudah kebelet pengen makan Yong Tau Fu. Ceritanya waktu habis acara wisudaku di UI kemarin, jalan-jalan ke Mall Ciputra. Sebenarnya nggak ada rencana buat beli sih, tapi pas lagi jalan, tidak sengaja lihat ada disana. Tanpa ba bi bu lagi, langsung pesan semangkok, tapi ternyata..... trus kecewa.... karena rasanya beda dengan yang pernah ku cicip sebelumnya.... Mungkin kalau dibandingkan dengan makanan berkuah lain, lebih enak tekwan atau model yang biasa kumakan di Palembang.



Nah kalo soal Pindang "Tom Yam" ini ku cicip pertama kali di dekat UKM masih di Malaysia (sayang nggak ada fotonya), tapi kurang enak, yang paling enak pas nyobain Tom Yam dari tempat asalnya langsung. Di Bangkok, pesan Tom Yam seafood (entah Tom Yam apa namanya kalo yang seafood)... pedas, asem dan panasnya pas banget.... cuma sayang nggak sempat nyicip Tom Yam yang jenis lainnya selama disana. Tom Yam ini Lokasinya di Kampung Arab depan Hotel Nana, memang enak, cuma sayang agak mahal.



Tom Yam yang ini masih di Kampung Arab, tapi di sebelah tempat yang tadi, masih enak dan lebih murah di banding yang tadi. Kenapa makan Tom Yam lagi disini, ya karena keterbatasan pencarian makanan halal selama disana, membuat kami kurang berkombinasi saat mencari makan. Kemudian, sebenarnya aku pernah sekali nyoba beli Tom Yam pas di Palembang, tapi kemudian langsung menyesal, nggak banget dan rasanya jauh dari ekspektasi...

Duh jadi pengen kan sekarang, kapan ya punya kesempatan lagi buat nyobain makanan-makanan ini....

Baru sadar sekarang, bahwa cita-citaku waktu kecil ternyata tidak tercapai.... cita-citaku dulu juga sih ikut-ikutan yang lain, cita-cita paling standar dan paling populer... jadi dokter supaya bisa nyuntik orang sakit... hahaha...



Sekarang ternyata aku bukan dokter, yah tapi nggak apa-apalah.... namanya juga cita-cita harus digantungkan setinggi langit, urusan tercapai atau tidak itu adalah takdir dari Yang Maha Kuasa.

Cita-cita lewat, sekarang masih ada obsesi lain, yaitu hidup di dunia bahagia dan nanti bisa masuk surga.... itu obsesi jangka panjang, obsesi jangka pendek pengen dapat suami yang baik dan mencintai aku apa adanya (dan kalo bisa secepatnya... ), trus kalo untuk obsesi lain yang agak tidak penting adalah pengen jalan-jalan keliling dunia dan menerbitkan novel karanganku... :p

Please deh kalo ngomongin soal karangan jadi malu sendiri, punya banyak novel tapi satupun tidak ada yang dikirim ke penerbit, soalnya tidak pede... padahal sebenarnya menurutku bagus-bagus walaupun tata bahasanya agak kacau dan harus diperhalus, yah maklumlah.. soalnya dibuat ditengah-tengah kesibukan yang luar biasa.

Yah siapa tau obsesi jadi penulis novel yang merupakan akibat dari kegagalan menjadi penulis ilmiah ini bisa terlaksana nanti, seandainya kegiatanku sudah berubah sudah tidak bekerja lagi sampai malam, dirumah saja mengurus suami dan anak, mungkin aku bisa serius menggeluti dunia pernovelan... hehehe....

Nggak perlu sampe jadi seperti Sidney Sheldon, Mira W atau Marga T, tapi paling tidak nanti bakalan ada satu buku yang terbit dengan pengarangnya bernama Mardiani.....

Kalo soal pengalaman diterbitkan tulisanku, sebenarnya sih pernah waktu SMA dulu, di majalah sekolah, tapi itu juga karena redaksinya teman sendiri dan yang ngirim naskah cerpen sedikit, makanya di muat... halah...

Kalo soal prestasi aku memang kering prestasi, nggak ada piala yang menghiasi kamarku, piala lomba lari, makan kerupuk atau panjat pinang.... nari tidak bisa, main alat musik nggak pernah, nyanyi fals, olahraga pingsan mulu bawaanya..... (kasihannya diriku)... eh pernah ding sekali aku menang lomba gambar komik waktu SMP juara 3 pas 17 Agustus, tapi pesertanya cuma 4.... hahaha...

Ya udahlah nggak usah ngomongin prestasi (ini judulnya obsesi tapi akhirnya jadi kemana-mana), yang bisa kubanggakan cuma piagam rangking kelas selama SD dan Nilai tertinggi se SMP, sisanya masa kejayaanku nggak ada lagi... karena sudah banyak saingan... Yah udahlah... let bygone be bygone...



Foto diatas di ambil tanggal 18 Desember 2003, yang merupakan Hari Wisudaku yang pertama di UNSRI, yang kedua fotonya di bawah. Alhamdulillah Ya Allah, akhirnya aku berhasil selesai juga, Wisuda UI di laksanakan tanggal 4 dan 5 Februari 2011.



Ada yang pertama dan kedua, semoga ada yang ketiga. Yang ketiga pengennya di luar Indonesia. Untuk urusan sekolah, aku masih bersemangat untuk bisa mengambil S3, tapi tidak sekarang tentunya, tapi suatu saat nanti Insya Allah bisa terlaksana.

Nggak nyangka deh bisa seperti ini. Sebenarnya dari dulu aku tidak pernah membayangkan bisa sampai S2. S1 saja cukup, tapi karena tuntutan profesi apa boleh buat. Entah kenapa kok bisa ya aku jadi Dusen... (duduk dapat sen)... padahal waktu kuliah di UNSRI dulu, boleh ditanya sama teman-teman yang lain, aku termasuk yang slebor, dan suka telat. Kalau ketemu teman lama dan aku bilang kalau aku Dosen, pasti mereka tidak percaya. "Haaa!! apa?... Dosen?, tidak salah...!!!"

Sekarang hidupku di gariskan begini, belajar terus tiada akhir. Sudah tobat suka telat, dan sekarang gantian suka marah-marah dengan mahasiswaku yang slebor dan suka telat, "Mau jadi apa kalian, kuliah main-main...!!"

Balik lagi ke judul postingan ini, yaitu wisuda, nah tadi sudah kutulis pengennya wisuda S3 di luar Indonesia "Amin Ya Allah, kabulkanlah doaku ini... " semoga TOEFL ku bisa meningkat, dan ada jalan, bagiku menuju ke sana....



11 Januari 2011 adalah tanggal yang bersejarah buatku, di tanggal itu aku berhasil menamatkan studi S2 ku di MTI UI yang selama ini paling membuatku pusing.

Terlepas dari apapun hasilnya, yang jelas aku puas, karena energi dan pikiranku serasa telah habis. Makan maupun tidur sudah tidak menjadi prioritas utama lagi dalam hidupku selama mengerjakan Karya Akhir.

Sekarang semuanya telah selesai, walaupun pekerjaan lain yang yang juga sangat banyak dan bakal menyita pikiran masih menanti, tapi paling tidak, satu yang terpenting saat ini sudah selesai dan menjadi cerita tersendiri buatku.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...