Di saat semua orang sudah tidak menulis blog lagi dan lebih banyak membuat vlog, saya masih berusaha menulis blog, walau tidak sering dan tetap tidak ada yang baca juga 😁, namun paling tidak, maunya saya setahun paling tidak, ada satu atau dua tulisan. Nah, setelah vakum jalan-jalan selama dua tahun ini dan lebih banyak mengulas drakor atau hal-hal tak jelas, tak disangka di tahun 2022 ini, tulisan pertama saya akhirnya adalah mengenai Covid. 😔

Kasus pertama Covid di Indonesia terjadi pada Maret 2020 diikuti pertama kali WFH, yang berlangsung berangsur sampai bisa full WFO lagi sekarang. Sampai sekarang Bulan Maret 2022, artinya sudah 2 tahun saya bertahan dan menghindar dari Covid. Mengikuti prokes dari pakai masker, menjaga jarak dan rajin membersihkan tangan. Varian Covid muncul berbagai jenis, dua yang paling banyak memakan korban adalah Delta Bulan Agustus 2021 dan Omicron Bulan Februari 2022. Orang-orang di sekitar saya beberapa mulai terkena Covid secara bergantian. Teman-teman dekat saya sampai awal Maret 2022 ini sudah setengahnya pernah kena Covid, apa kabar saya? walau pada saat diadakan tes antigen mendadak, beberapa belas rekan kerja positif, termasuk ibu yang duduk di sebelah saya, dan kantor mendadak diliburkan, hasil tes saya masih negatif.

Kemudian datanglah masa itu, saat tren kasus positif berangsur turun. Hari Senin tanggal 14 Maret 2022, selesai mengajar saya menguji seminar proposal, dengan AC yang rasanya luar biasa dingin. Mungkin bagi orang lain biasa saja, tapi saya merasa ACnya super dingin. Bolak balik ruangan menghindari AC dan minta disetel ulang ACnya agar jangan terlalu dingin. Dari pagi memang tenggorakan saya terasa kering, tapi saya masih merasa biasa saja, karena saya memang tipe yang gampang flu kalau terlalu dingin atau terkena debu. Pulang-pulang jadi meriang dan demam malamnya, pakaian kotor yang sudah direndam rencananya mau dicuci malamnya jadi terbengkalai. Minum paracetamol, badan jadi agak mendingan, tapi tidur pake acara mati lampu yang untungnya hujan jadi tidak panas. Untuk antisipasi, tidur saya sudah pakai masker, dan berharap ini hanya demam biasa. Besoknya kok Elsa juga ikutan demam dengan gejala yang sama, sementara saya demamnya sudah hilang tapi jadi flu berat. Dua hari keadaan begitu-begitu saja, walau dibantu obat sakit kepala dan flu serta vitamin blackmores. Hari ketiga kami tes antigen, dan hasilnya kami berdua positif. 😭

Perasaan saya campur aduk, sedih bercampur khawatir. Tambah sedih setelah mengingat dua hari lagi saya bakal ulang tahun. Jadi tahun ini saya ultah dalam kondisi positif Covid 😅. Biasanya setiap pulang ke rumah setelah dari luar, saya selalu mandi, tapi untuk kali ini untuk pertama kalinya saya malas mandi, karena virusnya sudah ada di saya... 😌 Selama ini saya tidak mau searching masalah Covid karena berharap tidak kena, tapi kalau sudah begini maka saya harus cari tahu segala informasi mengenai Covid. Prepare segala sesuatu di rumah. Untung di rumah ada satu kamar mandi kecil yang bisa khusus kami pake agar tidak gabung dengan yang lain. Malamnya searching apotik yang obatnya bisa dibeli online. setelah dapat nomor wa dan teleponnya saya memesan obat dan vitamin, yang sebelum memesan saya konsul dulu dan bertanya dengan Bu Dien yang sudah pernah positif. Saya membeli 3 macam vitamin, ditambah obat demam, pilek dan sakit kepala. Setelah proses transfer pembayaran selesai saya pesan gosend untuk mengambilnya. Selain itu malam itu juga beli jeruk dan air kelapa karena katanya juga bisa membantu. Untuk obat herbal, Bu Dien bantu mencari besoknya dan saya ambil juga dengan gosend.

Berdasar dari kosultasi dengan Orissa yang juga sudah pernah positif Covid, kebutuhan harian vitamin adalah 500 mg untuk Vitamin C dan 1000 IU untuk Vitamin D3. Saya langsung mendadak jadi tukang hitung kandungan vitamin yang saya beli online pada hari pertama. Ini awalnya membingungkan karena ternyata istilah cholecalciferol sama dengan D3 dan kemudian satuan 1 mcg=40 IU. Jadi dari vitamin yang saya punya im boost, cavit d3 dan blackmores, total vitamin C=600 mg dan Vitamin D=933 IU, karena vitamin D3 nya kurang jadi cavid d3 dimakan 2 kali sehari.

Hari Kamis tanggal 17 Maret paginya dapat wa dari kemenkes setelah peduli lindungi saya statusnya positif. Hanya saja warnanya baru hitam beberapa hari kemudian, sementara Elsa peduli lindunginya langsung hitam beberapa lama setelah tes antigen. Kemenkes wa isinya bahwa kami bisa mendapatkan konsultasi telemedisin dan mendapat paket obat secara gratis. Layanan telemedisinnya berbayar sedikit, tapi dengan kode voucher yang dikasih Kemenkes jadinya gratis. Saya pakai halodoc dan berkonsultasi dengan dokter yang menyimpulkan saya bergejala ringan dan mendapat resep obat paket B. Paket obat sesuai resep dari dokter kemudian disiapkan Apotek Kimia Farma dan akan diantar langsung ke rumah oleh kurir SiCepat dalam waktu 24 jam. Mulanya saya mengira obat Elsa sudah termasuk disitu, tapi ternyata hanya untuk 1 orang, jadi Elsa juga konsultasi telemedisin sendiri dan mendapatkan resep obat yang sama.

Setelah obat paket B saya datang, saya dapat lagi vitamin C 500 mg, Vitamin D3 1000 IU, ditambah paracetamol dan Favipiravir untuk antivirus. Karena obat ini sudah lengkap, konsumsi vitamin dari apotik hari pertama saya hentikan dulu. Khusus Favipiravir, kami masing-masing dapat 4 strip, dengan rincian dosis sehari dua kali, pertama 2x8 butir dilanjutkan hari-hari selanjutnya 2x3 butir. Sehari makan 8 butir? ya anda tidak salah baca, setelah saya searching dosis pertama memang 1600 mg sementara obatnya 1 butir 200 mg. Duh gimana ya kalau yang positif orangnya susah makan obat... 😏 Kesimpulannya menurut saya sistem dari Kemenkes kini sudah sangat baik, untuk obat dokter ini saya jadi tidak perlu repot lagi, cukup duduk manis di rumah, menunggu pesanan online datang.




Ngomong soal pesanan online, selama isoman saya hampir tiap hari menggunakannya. Pemakaian uang tunai tidak diperlukan lagi, semuanya serba transfer dan pakai dompet digital. Nafsu makan saya meningkat 2 kali lipat, maunya pesan makanan terus. Satu lagi yang penting dimakan adalah buah, setelah beli sendiri buah, pada hari ulang tahun saya, saya dapat satu keranjang paket penuh berisi buah. Ternyata teman-teman saya memutuskan bahwa saya lebih memerlukan buah dibanding kue ulang tahun... Alhamdulillah ya, jadinya kebutuhan akan buah selama isoman sudah tercukupi. Selain kebutuhan makan, obat dan buah, ternyata segala macam benda-benda pendukung bersih-bersih stok di rumah tinggal sedikit, antis isi ulang, sabun cair dan handwash. Saya perlu beli lagi, karena pasti pemakaian benda-benda itu akan meningkat drastis. OCD saya pasti akan bertambah parah untuk urusan semprot-semprot dan membersihkan tangan selama isoman. Selain ketiga benda itu, diputuskan juga butuh dettol disinfektan spray dan untungnya ketemu nomor diamond untuk belanja online. Saya pesan hari Minggu, tapi pesanan saya baru bisa diproses pada hari Senin.

Rutinitas harian selama isoman jadi berubah total. Jam 5 subuh saya sudah membuka jendela agar udara bisa keluar banyak, dan juga semprot-semprot udara kamar. Cuci muka, cuci hidung dan kumur-kumur kadang dengan air garam. Masker selalu dipakai dan diganti sehari 3 kali. Saya waktu jaman delta muncul, membeli oximeter untuk jaga-jaga, tidak disangka sekarang dipakai, walau harapannya tidak pernah dipakai. Mengukur tingkat oksigen dalam darah dengan oximeter dilakukan tiap pagi, dalam keadaan duduk tenang dan napas teratur sambil berdoa hasilnya diatas 95. Saya dan Elsa punya checklist untuk 10 hari yang isinya adalah:

1. Berapa ukuran hasil oximeter

2. Apakah hari itu berjemur

3. Obat apa saja yang dimakan hari itu

4. Vitamin apa saja yang dimakan hari itu

5. Buah apa saja yang dimakan hari itu

Luar biasa ya ke OCD an saya, Elsa sih ikut saja dengan keteraturan saya 😅 tapi tidak apa-apa, ini supaya proses isoman kami tercatat dan jadi kenangan bagi kami. Selama isoman, selain banyak dapat support, saya juga dapat banyak masukan cara untuk menghabiskan waktu, salah satunya dengan nonton marathon drakor (lagi)... 😅 Tapi ya ternyata kerjaan banyak walau WFH, jadi cuma sempat nonton drakor 25 21, re run Harry Potter di HBO Go dan Fast Furious 9.

Setelah positif Covid ini, saya punya pandangan berbeda akan Covid. Sepertinya selama ini saya berlebihan menganggap penularan Covid, tapi lost dengan cara penyebaran yang paling penting. Secara pastinya saya tidak tahu dapat tertular Covid ini dari mana, tapi saya yakin ada di saat saya lengah buka masker saat makan atau bicara entah di mana.

Setelah hari kesepuluh, peduli lindungi kami kembali biru, tidak lagi menjadi hitam. Hari itu juga kami bersih-bersih. Semua benda yang kami pakai selama isoman langsung dicuci dan diganti, seprai, sarung bantal, selimut, mukena, sajadah dan handuk. Semua benda-benda yang dirasa sering disentuh disemprot-semprot. Kasur dan bantal semuanya dijemur. Hari kesebelas tanggal 28 Maret 2022 kami antigen lagi dan hasilnya negatif.....😀 Alhamdulillah, syukurlah .... akhirnya, rasanya kembali bersemangat dan siap untuk beraktifitas lagi.... Setelah kembali negatif, ada beberapa perubahan yang saya rasakan, misalnya napas yang agak ngos-ngosan kalo terlalu capek, gatal di tangan dan timbul jerawat di muka. Ini memang ada hubungannya setelah kena covid atau tidak, entahlah ya... 

Sekarang saya punya tekad berbeda mengenai traveling. Selama ini saya takut kena Covid saat traveling. Nah sekarang, saya di rumah saja masih kena. Jadi pandangan saya juga sepertinya berubah untuk hal ini. Aktivitas masih bisa jalan, tapi masker adalah hal yang sangat penting. Saya belum sempat vaksin booster karena waktu itu harus cari rumah sakit atau puskesmas yang punya suntikan dexa sebelum disuntik vaksin karena saya punya beberapa alergi. Untuk vaksin booster ini baru bisa saya urus setelah sebulan dari sekarang. Pengennya Pfizer atau Moderna supaya nanti sekalian bisa untuk umroh dan traveling ke negara mana siapa tahu. Untuk tahun ini, saya sepertinya akan traveling yang lokal dulu kalau belum bisa ke luar. Masa-masa saya 2 tahun bertapa di rumah sepertinya sudah cukup... 😎 Tapi ya kalau bisa selesai jalan, jangan kena Covid lagi, cukup sekali ini saja pengalaman isoman 2 minggu yang rasanya sangat lama 😁.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...