Tanggal 29 Desember 2023 jadwal hari ini adalah ke Lokasi 2 drama Korea yang belum pernah saya datangi. Yang pertama adalah lokasi drama start up yang dibintangi Suzy yaitu di Nodeul Island yang kalau di dramanya pulaunya disebut Sand Box. Yang kedua adalah favorit saya yaitu drama Hospital Playlist, rumah sakit EUMC atau Ewha Womans University Medical Center yang di dramanya namanya diganti menjadi Rumah Sakit Yulje. Walau Rumah sakit ini hanya diambil gambarnya di luar, sementara adegan di dalamnya kebanyakan di lokasi lain, tapi saya sangat pengen ke sana. Jika Nodeul Island informasinya banyak didapat saat disearching, untuk lokasi Rumah sakit EUMC ini saya browsing sendiri. Saya sudah pernah ke kampus Ewha, nah Rumah sakit nya berada pada lokasi yang berbeda. Saya paling suka berpatokan pada stasiun subway terdekat karena inilah petunjuk yang paling jelas dari moda transportasi lain. Untuk pastinya saya juga mengecek lewat Google maps 3D saat riset sebelum berangkat untuk memastikan gedungnya benar. Selain subway, alternatif lain bisa pakai bis mungkin. Kami sudah coba sekali saat ke Namsan Tower, cuma petunjuk perhentian bis tidak sejelas subway menurut saya, saya pernah punya pengalaman sering salah baca rute bis di Macau karena tidak ada subway di sana dan rasanya tidak enak kalau salah dan diusir supir bis, makanya saya agak trauma.


Jika di Palembang Jembatan Sungai Musi itu ada Ampera dan Jalur LRT, Musi II jalur 1 dan 2, Musi IV dan VI, sementara Musi III (yang kabarnya bakal melewati Pulau Kemaro) dan V belum dibangun. Maka Jembatan Sungai Han di Seoul itu lebih banyak lagi. Hasil riset saya ketemu kurang lebih 10 jembatan yang saya ketahui dan 3 diantaranya adalah:

- Jembatan Mapo yang disebut Jembatan kehidupan karena seringnya orang bunuh diri di sana, Jang Hansol pernah buat vlog di sini.
- Jembatan Hangang yang tengah-tengahnya ada Nodeul Island.
- Jembatan Banpo yang jalurnya 2 tingkat dan di sampingnya ada Some Sevit gedung yang ada di Film Avenger Age of Ultron. Kalau malam suka ada pertunjukan air mancur menari dilengkapi lampu dari jembatan.

Karena Desi pengen "piknik" di pinggir Sungai Han, maka jembatan yang terpilih besok adalah Jembatan Banpo. Jembatan yang kami kunjungi hari ini adalah Hangang untuk ke Nodeul Island, sementara Jembatan Mapo tidak kami kunjungi.

Semua yang akan kami kunjungi hari ini ada di line 9 warna coksu. Dari Chungmuro ganti line di Stasiun Express Bus Terminal. Kami mulai ke arah kanan dulu yaitu ke stasiun Nodeul exit 2. Nanti lanjut ke stasiun Seonyudo exit 8 untuk ke Rumah Sakit Ewha. Kemudian balik lagi ke arah kiri masih di line yang sama melewati Stasiun Bus Terminal lagi ke Stasiun Bongeunsa exit 7 untuk ke Coex. Di Mall Coex kami akan makan di restoran Turki Kervan dan mengunjungi Starfield Library. Kalau mau ke Lotte World masih di jalur yang sama ke arah kanan, tapi saya tahu waktu tidak akan cukup. Jembatan Banpo saja yang posisinya ada di dekat Stasiun Bus Terminal tidak akan sempat kami kunjungi walau kami lewati, karena waktunya pasti tidak akan cukup sehingga jadwalnya digeser besok.

Apakah semua rencana dari hasil riset setahun (saat tahun 2023 maksudnya) itu sukses, mengingat saya belum pernah mengunjungi semua tempat itu? Jawabannya tentu tidak yeorobun... pasti ada kisah tersesat dan pertengkaran antar anggota tur mandiri yang terdiri atas dua orang karakter Alpa seperti kami... 😅. Tempat pertama hari itu adalah Nodeul Island. Dari stasiunnya kami jalan kaki sedikit melewati Jembatan Hangang. Lokasi pulau buatan itu pas ada di tengah-tengah. Cuaca jangan ditanya, tentu saja dingin, tidak terbayang kalau cuacanya bagus, pasti banyak yang daftar sand box jadi tim Han Ji Pyeong atau Nam Do San, eh datang ke sana maksudnya. Sebenarnya pulaunya kecil, pengambilan gambar dramanya saya yakin juga mengambil tempat lain selain di sana. Ada tangga-tangga yang menghadap ke Sungai Han dan Jembatan lain yang ada kereta subway lewat line 1 biru tua antara stasiun Noryangjin ke Yongsan. Banyak adegan dramanya di tangga-tangga itu, diantaranya kalau tim Samsan Tech lagi pusing mikirin coding yang gagal atau sekadar duduk-duduk cari angin. Sudah banyak vlog yang juga dibuat sana, sampai reka ulang adegan juga ada.... Saya cuma reka ulang foto posternya saja, berusaha mirip dikit boleh ya... haha... Yang jelas gara-gara postingan di Nodeul Island, Instagram saya dan Desi di comment para yeorobun yang juga pengen ke sana 😎

Nodeul Island a.k.a Sand Box


Tangga yang sangat terkenal


Reka ulang poster Start Up


Jika lokasi pertama sukses dikunjungi, bagaimana dengan lokasi kedua? Kami lanjut mau ke Rumah Sakit Ewha. Setahu saya tidak ada stasiun yang sangat dekat ke sana, jadi saya pilihlah stasiun yang terdekat, sisanya saya pikir bisa jalan kaki termasuk lewat jembatan kecil. Di kereta, Desi sudah ngasih opsi lain yang disearchingnya dengan kombinasi bis untuk ke sana. Saya mulai pusing kalau jadwal berubah ditengah jalan, saya tidak jago baca perhentian bis dan kalau salah bakal semakin tersesat, menurut saya subway sudah paling jelas. Saya paham kalau Desi pengen bantu daripada jalan kakinya jauh. Tapi menurut saya stasiun yang dipilih Desi itu semakin jauh kalau dilihat dari Kakao Metro. Saya sempat marah dalam hati karena di awal perjalanan kan sudah ada perjanjian kalau saya bersedia jadi merangkap tour guide yang mengurus semuanya asal jangan dikacau di tengah jalan. Saya sampai merajuk dan bilang kalau memang mau naik bis nanti uruslah sendiri saya tinggal bawa kaki.... 😅. Untunglah saya dan Desi ini memang sering tidak sepakat tapi tidak diambil hati dan tetap cocok berteman. Dari awal pun saya bilang ke teman-teman yang lain, kalau saya sudah tahu bakal sering bertengkar sama Desi di jalan, seperti perjalanan kami sebelumnya saat ke Malaysia, Singapura dan Thailand.... 

Singkat cerita, sampailah kami ke stasiun Seonyudo. Untuk menuju ke Rumah Sakit Ewha sama sekali tidak jelas. Saya berharap bisa melihat gedungnya dari jauh karena lumayan tinggi seharusnya. Akhirnya saya mengalah ikut saran Desi, karena untuk jalan kaki pun tidak jelas ke mana, akhirnya kami naik bis. Inipun butuh effort yang lebih untuk melihat arah bis ke mana dan perhentiannya ada berapa. Parahnya nama perhentian busnya semuanya dalam hangul, kami jadi menggunakan google lens untuk menerjemahkan foto tulisan tersebut. Akhirnya kami kembali mencicip naik bis setelah dari Namsan Tower. Kartu transportasi kami sudah mencakup bis selain subway, jadi tidak perlu repot untuk cara pembayarannya. Naiknya dari depan tap kartunya sekali, nanti turunnya dari belakang dan tap kartunya sekali lagi. Sama seperti di Macau, bis Korea pun akan ada pemberitahuan suara untuk perhentian berikutnya agar penumpang bisa bersiap-siap. Kami lanjut dengan Google Maps jalan kaki sedikit. Tapi.... kok aneh, gedung setinggi itu tidak kelihatan dimana-mana, padahal di Google sudah dekat. Kami memang akhirnya sampai, tapi ternyata itu bukan Rumah Sakit yang kami maksud. Memang namanya Rumah Sakit Ewha University tapi bentuk gedungnya sangat berbeda. Lagi kebingungan Desi sudah kebelet pipis. Nanya toilet sama satpam nggak bisa Bahasa Inggris, setelah pakai Google translate baru Ahjusi mengerti dan menunjukkan jalannya. Sambil menunggu Desi, saya penasaran mencari lagi posisi Rumah Ehwa, kali ini saya ganti tampilan 3D supaya jelas gedungnya. Dannn.... akhirnya saya tahu apa salahnya.... 

Ternyata Rumah Sakit Ewha itu lebih dari satu, gedung yang kami maksud lokasinya bukan di situ, dan jaraknya lumayan jauh. Setelah Desi menyelesaikan urusannya, tidak kepikir lagi mau naik bis atau subway, kami menuju taksi yang sedang mangkal di depan Rumah Sakit. Saya tunjukkan peta 3D Gedung Rumah Sakit Ewha yang saya searching di Google Maps barusan. Tapi Ahjusi sopir taksi juga tidak bisa Bahasa Inggris dan sepertinya bingung dengan huruf latin. Hangul... hangul katanya... Maka terpaksalah kami cari tulisan Rumah Sakit Ewha dalam tulisan Korea, baru dia mau jalan. Ewha ewha... kata kami. Mungkin pengucapan Ewha kami lain dengan lidah Korea, tapi saya berharap dia mengerti dengan tulisan yang kami tunjukkan. Sama seperti di Singapura, kalau tidak tersesat dan terpaksa, kami tidak akan tercicip naik taksi di Korea. Untuk jaga-jaga, sepanjang jalan saya buka Google Maps untuk melihat gerakan kami di peta. Tapi kok makin menjauh ya dari lokasi yang kami maksud. Kami mencoba mengajak bicara ahjusi sambil taksi tetap jalan. Saya menduga dia akan membawa kami ke kampus Ewha University yang sudah pernah saya kunjungi. Kampusnya memang bagus, tapi saat ini saya inginnya ke Rumah Sakit Yulje. Ahjusi tampak kesal dan ngoceh dalam Bahasa Korea. Saya yang putus asa mengajak Desi turun dari taksi dan mikir belakangan nanti ke mana lagi. Untung akhirnya Ahjusi mau belok setelah saya menunjukkan gambar letter U Rumah Sakit Ewha yang kami maksud, mungkin dia juga baru sadar bahwa rumah sakit Ewha ada 2, dia menyebut Gimpo. Kami yang kebingungan tidak menanggapi, ternyata Rumah Sakit yang kami mau ada di arah Bandara Gimpo. Saya mengecek dari Google Maps, arahnya semakin benar, dan setelah Ahjusi menunjuk Gedung EUMC yang sudah kelihatan, kami bertiga sama-sama gembira. Dan tahu tidak sih, saat taksi sudah mau sampai, "Wait a moment" kata Ahjusi saat sedang memutar untuk masuk ke pintu pagar rumah sakit... duh ternyata Ahjusi bisa Bahasa Inggris ya kalau sudah mau sampai, lumayan lah di tengah pembicaraan kami dari tadi yang tidak nyambung. Ik Jun, Andrea, Song Hwa, kami datang.... 

Gedung Rumah Sakit EUMC a.k.a Yulje

Ini dari depan


Ini lalu lintas di depan rumah sakit


Memang ya, traveling itu jadi seru kalau ada kejadian random seperti ini. Ya tidak mungkin juga kan mulus-mulus saja jalannya. Kami tidak masuk ke Rumah Sakit karena takut mengganggu, saya sudah puas foto-foto di depannya. Dan tahu tidak sih, kami dapat anugerah sebenarnya, tapi bikin saya kesal. Desi melihat tanda subway di depan rumah sakit. Pas sekali di salah satu sudut halaman, ada pintu exit subway. Kesalllll..... kalau tahu begini kan mestinya jalan kami ke sini jadi lebih mudah. Tapi harus sadar, ini malah anugerah dari Tuhan agar jalan pulang kami jadi mudah... Saya harus istigfar dan segera bersyukur.... 

Nama stasiunnya Balsan line 5 warna ungu, pintu exit dari  Rumah Sakit EUMC adalah nomor 8. Untuk ke Coex, kami ganti line di stasiun  Yeouido dan lanjut ke Bongeunsa. Tujuan utama ke sana tentu saja adalah ke Starfield library. Tapi sebelumnya harus solat dulu yang sudah sangat telat dan juga makan. Karena Coex adalah mall, ada petunjuk dalam bentuk layar touch screen untuk mencari tujuan kita. Restoran Kervan sudah kami dapatkan, tapi kalau mau ke mushola tempatnya lain lagi. Dari B1 kami ke lantai 3 menggunakan lift. Tempatnya dekat Conference Room E. Selesai solat kami kembali ke Kervan dan makan makanan khas Turki.

Untuk ke Starfield library masih di B1, petunjuknya juga jelas. Namun sayang rame banget di sana. Mau foto dengan latar belakang buku-buku dengan eskalator ala orang-orang susah sekali. Tapi dasar rezeki anak soleh, ternyata kami datang di waktu yang tepat. Sama seperti DDP, di sana juga sedang ada pertunjukan video mapping terjadwal selama 5 menit. Kami datang jam setengah 7, tiba-tiba ruangan jadi gelap dan musik keras terdengar, video mappingnya di tembak di 2 rak besar di samping eskalator... keren sekali pokoknya....👍👍

Starfield library

Ayam di Kervan


Ketemu poster ini, mumpung lagi tayang


Pulangnya sempat mampir ke Daiso untuk beli merchandise lucu-lucu. Sempat juga ke Myeongdong lagi untuk beli makanan kecil sekalian untuk sarapan. 

Nyicip juga


Beli terus pokoknya


Catatan:
Hari keempat : 13.373 langkah

Lanjut part 6

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...