Akhir tahun ini rencananya akan kuhabiskan di rumah saja, agendanya adalah boci, beres-beres rumah, boci, nonton tv, boci, dan boci lagi..... hehehe.... Dan untuk mendukung rencana malasku itu aku sudah pasang tv kabel supaya aku tambah betah di rumah.Yah ini terpaksa, soalnya aku harus hemat karena sudah punya resolusi besar ditahun 2015 yaitu pengen nabung buat beli mobil (yang bisa langsung dibatalkan kalau tiba-tiba ada pangeran berkuda putih yang mengajak menikah).

Benar-benar sebuah prestasi untukku, dalam beberapa bulan ini aku satu persatu berhasil mengurangi pengeluaranku. Beli tanah dilunasin, arisan tinggal 2 kali bayar lagi dan yang luar biasa bagiku adalah.... aku berhasil melunasi tagihan kartu kreditku...... *kipas-kipas*. Lega sekali rasanya, tagihan kartu kredit yang dari dulu semakin lama semakin membengkak berhasil kuhabiskan. Dulu punya 1 tagihan kartu, naik jadi 2 dan kemudian jadi 3, ngos-ngosan dibayar terus dan akhirnya setahun ini tinggal 1 tagihan. Baru sekarang merasakan kembali menjadi manusia tanpa tagihan kartu kredit. Tipsnya adalah tinggalkan semua kartu kredit di rumah, jangan ditaruh didompet dan harus dibayar sebanyak-banyaknya tentu saja.

Baru mau hemat, tiba-tiba dapat tugas yang super mendadak, harus ikut pertemuan asosiasi profesi di Surabaya. Yah ini artinya pasti keluar uang lagi, walau biaya transport dan akomodasi ditanggung. Ya okelah walau tidak berniat liburan, paling tidak aku naik pesawat Bulan Desember ini, hehe.... Mestinya Mbak Desy yang pergi, tapi karena beliau lagi sibuk jadi aku yang ditugaskan pergi.

Perginya nggak semangat karena badanku lagi tidak karuan, pilek yang tidak sembuh-sembuh dan ujung-ujungnya meriang. Berangkatnya Senin tanggal 15 Desember 2014, Hari Minggunya masih sempat kondangan, diajak jalan teman aku nolak karena sadar dengan kondisi badan, aku harus istirahat karena nggak mau besoknya tambah sakit dan merasakan lagi tidak enaknya sakit saat diperjalanan. Saat packing tidak lupa bawa banyak obat flu, demam dan sakit kepala.

Hari Senin masih sempat ngajar dulu paginya, karena pesawatnya berangkat jam 6 malam. Jam 2 pulang kehujanan dijalan... Kenapa sih tiap kali aku ada rencana naik pesawat sore dan dalam perjalanan pulang ke rumah selalu kehujanan.... Yah semoga saja dengan hujan langitnya cerah saat pesawat take off nanti, seperti biasa aku berpikir positif.... *jemur jaket basah*.

Sebenarnya aku sudah packing malamnya, tapi entah kenapa kok rasanya banyak banget barang yang harus disiapkan dan belum masuk koper. Mindahin lagu-lagu dulu  #penting... supaya nanti di jalan nggak bosan, aku lagi seneng lagu Coldplay - A Sky Full of Stars dan Paradise, Dashboard Confessional - Don't Wait, Weezer - Island in the Sun dan satu lagi Tender nya Blur, ... semua lagu keren itu sering diputar saat acara MTMA.

Acara packing yang seharusnya tenang dan fokus jadi berantakan gara-gara kondisi badan yang tidak fit, kok rasanya badan panas dan berkeringat jadinya grabak-grubuk. Entah kenapa, semua barang tiba-tiba rusak, sendal yang mau dipake tiba-tiba rusak jahitan solnya, mainan gantungan kunci nggak sengaja ketarik terlalu kuat jadi lepas, tali tas make up tiba-tiba lepas juga, yang paling parah resleting dompet yang baru dibeli macet nggak bisa ditutup akibat kebanyakan isi (kartu+receh, bukan duit besar). Ini emang barang-barangku kompak pada rusak semua atau aku yang terlalu ceroboh. Jam setengah 4, si Ade sudah datang jemput, aku masih nyari jilbab, akhirnya pamit sama nyokap, sambil di jalan menuju bandara menyesali diri karena nggak bawa kamera, siapa tau kan bisa jalan-jalan melihat jembatan Suramadu.

Seperti biasa kalau aku ke Jawa dan memungkinkan, aku ngajak Elsa yang lagi kuliah di Malang, dia mau tapi baru bisa nyampe besoknya karena mau bimbingan skripsi dulu supaya bisa cepat sidang. Okelah kalo begitu, nggak apa-apa asal urusan dia lancar saja. Aku belum pernah mampir ke Bandara Juanda, dulu aku ke Surabaya tahun 2001 naik bis dua hari dua malam sampai tempos. Sekarang perjalananku hanya 1 jam 45 menit menurut mas pilot Citilink yang kunaiki, langsung dari Palembang menuju Surabaya tanpa transit di Jakarta. Pramugarinya suka pantun-pantunan, cukup menarik sebenarnya,... hanya saja sayang pantunnya nggak diterjemahkan saat dia mulai bicara dalam Bahasa Inggris.... hehe... Bagi penumpang yang nggak ngeh, jadinya malah lucu saat sadar kalau itu pantun seperti si bapak di sebelahku yang tertawa. Pantunnya misalnya seperti ini... "Jika anda melihat wanita bermata indah, membuat tidak berpaling...." lanjutan seterusnya nggak inget, pokoknya intinya sampai bertemu lagi dan terima kasih sudah naik Citilink ....

Sampe di Surabaya aku langsung nyari taksi, si Elsa sudah pesan cari taksi bandara yang resmi dan aku langsung setuju mengingat saat itu sudah jam 8 malam lewat. Ongkos taksinya lumayan mahal, tapi ya udahlah asal aku selamat sampai di Wisma Flamboyan di ITS. Sepanjang perjalanan sopir taksi ngajak ngobrol terus, soal dia yang pernah jadi TKI sampai pengalaman perjalanan dia yang menegangkan karena naik bis ilegal dari Malaysia. Ah cape deh, whatever you say pak.... udah ngantuk nih... Yang jelas aku sudah ngomong ke sang sopir taksi kalau aku sudah sering ke Surabaya dan banyak teman di sana untuk menghindari anggapan kalau aku mudah ditipu, walaupun sebenarnya aku sudah lama dan baru sekali ke Surabaya serta nomor telepon yang bisa kuhubungi cuma satu kalau ada apa-apa. Dulu my sister kuliah di ITS, tapi teman-temannya yang kukenal cuma mbak Irma yang rencananya tidak akan kurepotkan selama di sana.

Memasuki ITS aku seperti deja vu memasuki UI, suasananya sama. Kalau mau dibandingkan dengan UNSRI ya... agak sama juga sih banyak pohonnya, tapi bedanya kalau di UNSRI kalo jam 4 sore keatas sudah nggak ada kehidupan kampus lagi. Taksinya muter nyari-nyari alamat wismanya, setelah 2 kali nelpon dan beberapa kali nanya dengan orang di sana, akhirnya ketemu.... Fiuh... akhirnya ketemu kasur dan bisa istirahat.

Saking capeknya lupa makan sebelum tidur, pagi-pagi bangun kelaparan dan kepala super pusing, nyokap sudah nyuruh beli susu beruang takut kalau darah rendahku kambuh, ya udah jadinya cuma minum obat pusing sambil pasang niat mau nyari Indomaret nantinya. Sarapan dapat dua jatah, Elsa belum datang, tapi jatahnya tetap kusikat karena judulnya aku kelaparan berat. Seperti biasa diet yang baik hanya bisa dilakukan di rumah, kalo di jalan aku nggak kuat daripada aku pingsan, lagipula aku sudah lama nggak diet lagi karena lagi hobi makan, dietnya kapan-kapan saja, mungkin saat libur dilanjutkan lagi.



Ke perpustakaan ITS aku naik becak, kata mas resepsionis bisa jalan kaki kira-kira 15 menit dengan jalan pintas, tapi aku memutuskan naik becak saja mumpung ada becak nganggur, sepanjang perjalanan sebagai penggemar tanaman, banyak pohon-pohon cantik yang sempat kufoto.



Sampe di sana langsung dapat banyak kenalan, Ibu dari Samarinda, Balikpapan dan Jakarta, belum apa-apa kami sudah ngegank berempat... haha... Sambil nunggu acara dimulai panitia memutar lagu-lagu yang keren, salah satunya When You Say Nothing at All nya Ronan Keating... Terus hari itu kebetulan ketemu juga Pembimbing Thesisku, waduw... takut kena marah karena sepertinya isi otakku nggak ada perubahan semenjak tamat kuliah... hehe...

Selesai acara, pulangnya aku pede jalan kaki. Keputusan yang sangat salah karena ternyata aku tersesat saudara-saudara... jarak yang ditempuh malah tambah jauh karena aku ternyata memutar. Keadaan diperparah karena aku pakai high heel shoes yang menyiksa ditambah hujan rintik-rintik. Theme song yang cocok untukku saat itu adalah Love of My Life nya Queen. Becak sama ojek nggak ada, naik taksi terlalu dekat ntar diketawain, baru buka pintu udah nyampe.

Sampe di wisma aku capek pake banget, Elsa nggak jadi datang karena ngejer dosennya yang sibuk, jadi aku sendirian di sana. Sebenarnya ada acara makan malam, tapi aku sudah nggak kuat lagi dan memutuskan tidak ikut acaranya. Rencananya malam itu mau cari makan dekat situ saja, nyari Indomaret dan satu lagi nyari benda yang maha penting yaitu sendal, tapi nggak dapat.

Nyari Indomaret dikasih petunjuk sama mas resepsionis, katanya nggak jauh dari sana. Dan ternyata Indomaret yang kucari itu ada di Keputih, jalannya tembus ke tempat kos my sister dulu tempat aku menginap. Duh jadi nostalgia lagi, dulu aku pernah makan bakso di sana enak banget dan dikenalin cowok Medan, cuma nggak tau lagi tuh bakso masih ada atau enggak. Setelah dapat semua barang, aku beli pecel lele, luar biasa deh harga makanan di sini kalau dibandingkan Palembang, murah banget. Sambil nunggu pesanan, sempat dengar mbak-mbak di meja sebelah yang protes dikasih air kobokan ke mas nya yang ngasih, sementara pesanannya lambat belum datang-datang. "Jadi aku disuruh minum ini!" Masnya cengengesan "Nggak mbak, itu buat mandi." jawabnya pinter... hahaha si mbak gimana sih, infused water kan baik buat kesehatan...

Besoknya selesai acara, bertiga dengan mbak Rama dan mbak Yani ke pasar genteng nyari oleh-oleh. Ibu dari Samarinda sudah pulang duluan, jadi gank kami tinggal 3. Baru setengah jalan Ibu dari Balikpapan ketinggalan bebe sehingga supir taksi memanggil mbak Rama, ibu yang ketinggalan bebe. Di Bogajaya aku pilih oleh-oleh yang enak-enak, keripik tahu pong, pia keju, lapis surabaya dan kue mochi. Serasa punya banyak fans yang nyambut, nggak sadar belanjaan jadi lebih besar daripada uang saku dari kantor. Sempat bengong di kasir melihat total belanjaanku yang lebih besar dari kedua temanku, tapi ya sudahlah emang penyakit lapar mataku nggak akan pernah sembuh, nggak shopping baju, anggaranku tetep jebol juga. Pengen beli bandeng asap nggak jadi karena kemahalan, pengen beli sambal Bu Rudy nggak sempat kayaknya karena hari sudah sore.



Selesai belanja pulang, taxinya ngantar mbak Yani dulu, lanjut mbak Rama dan terakhir aku. Makan malamnya nasi goreng di depan wisma yang antriannya panjang dan super enak, duh aku pasti kangen kalau aku sudah pulang. Habis makan beres-beres supaya besok nggak repot lagi.



Tiketnya jam 12 siang, tapi aku sudah sampai di bandara jam 9, sudah check in tapi belum bisa memasukkan bagasi sampai jam 10 lewat. Terpaksa nunggu sejam an sebelum akhirnya lega bawaan berkurang dan nyari cemilan. Setelah keluar, makan sendirian di A&W, sepanjang makan sempat was was diliatin cowok serem yang ngerokok di luar, sudah cantik... sendirian lagi... duh jadi takut inget dulu pernah diikutin cowok item di KLCC Kuala Lumpur. Cepet-cepet nyusun strategi mau keluar lewat pintu yang satunya, makannya jadi tidak khusuk. Lagi sibuk mikir, orang-orang di meja depanku selesai makan dan bersama orang itu mereka pergi. Langsung lega dan cengengesan ternyata aku geer dikira aku yang diliatin, padahal orang itu ngeliatin orang-orang di depanku. Selesai makan menuju ruang tunggu, on time tanpa delay pesawat Citilink berangkat langsung ke Palembang. Bye bye Surabaya.... *dadah-dadah ke patung sura dan buaya*

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...