Setelah kemarin kena demam menulis paper, akhirnya dari lima target yang direncanakan, aku berhasil menulis tiga. Antara emang aku yang bagus menulis papernya (ge er) atau emang committee-nya yang lagi baik-baik, tiga-tiganya diterima....*hore... loncat dari kasur...*

Pemberitahuan email paper yang pertama datang tanggal 10 Oktober 2013, saat aku lagi pusing-pusingnya nyusun laporan penelitian dosen pemula karena deadlinenya juga tanggal itu. Trus tiba-tiba muncul lagi email lain untuk mengatur jadwal audit periode semester ini, duh pusinngg... hari itu ngajar tidak konsentrasi, kasihan anak-anak ngeliat dosennya seperti orang linglung saat di kelas. Seminggu kemudian datang email yang menyatakan paper keduaku juga diterima, dan beberapa harinya datang lagi yang ketiga.

Oh my God, beneran kan jadi bingung akhirnya, karena pasti tidak akan diacc semuanya untuk dibolehkan pergi. Satu di Sydney, satu di Hongkong dan satu lagi di Bali, ha ha... niat banget kan aku kepengen jalan-jalannya. Ya udah akhirnya dengan pemikiran dari berbagai sisi dan dengan berbagai pertimbangan yang super beratttt...., akhirnya yang Sydney dan Hongkong kulepas dan aku memilih berangkat ke Bali. Okelah nggak apa-apa, biarlah dapat yang lokal yang penting ada hasilnya sehingga tidak sia-sia aku menulis selama ini. Acceptance Letter yang dua lagi kukoleksi saja, siapa tahu masih bisa pergi ke sana dilain kesempatan. Jadi bertambahlah kerjaan tidak pentingku, selain koleksi kartu ujian sekolah, sekarang sepertinya aku juga koleksi acceptance letter paperku...

Ya udah, jadinya berangkat ke Bali, kali ini sama Shinta dan Yuk Dien. Naik Lion, connecting ke Bali dari terminal 3, jadi eksis dulu di sana, norak kumat... numpang nampang dengan Air Asia yang lagi parkir, pura-puranya mau ke Hongkong...haha... Saat hampir mendarat sampai di Bali, dari dalam pesawat sempat ngeliat turis-turis naik paralayang dan juga jalan tol di atas lautnya Bali yang baru saja selesai dibangun. Hebat deh, selesainya cepet banget dibandingin fly over deket rumah yang lagi dibangun. Fly overnya sebenarnya pendek, tapi nggak selesai selesai rasanya dibangun, bikin stress gara-gara macetnya yang semakin parah tiap hari... *berharap pulang nanti sudah selesai fly overnya...*



Konferensinya berjalan lancar, cuma dapat 10 menit buat presentasi. Dengan modal 20 slide aku sudah memperkirakan kalo bakal cukup dibawakan selama 10 menit itu. Ternyata sepertinya aku terlalu bersemangat ngomongnya, kebiasaan kalo ngoceh di kelas, rasanya baru beberapa saat dan masih di slide-slide awal, bapak moderator sudah memberikan secarik kertas peringatan kalau waktunya tinggal 2 menit lagi. Ya udah alhasil slide sisanya dibawakan dengan ngebut dan sepertinya jadi tidak jelas isinya bagi peserta lainnya yang menyimak. Saat sesi tanya jawab, berhubung masih pagi, peserta yang minat nanya cuma satu orang dan pertanyaannya bisa kujawab dengan lancar... #benerin jilbab... berhubung mau kibas poni nggak bisa...




Selain konferensi, agenda lainnya yang tidak kalah penting tentu saja jalan-jalan. Kali ini adalah perjalanan keduaku ke Bali, jadi sudah agak-agak bosan ngeliat beberapa tempat, seperti Kuta. Tapi yang membuatku surprise saat ngeliat pantai Kuta kali ini adalah.... pantainya sudah bersih. Ketika aku ke sana Desember 2011 pantainya kotor banyak sampahnya, tapi sekarang sangat bersih, pokoknya okelah saat menikmati sunset sambil duduk di pasirnya. Yang kurang hanyalah si dia, yang seharusnya menemaniku dan sekarang berada di suatu tempat, yang entah kapan akan melamarku.... hehe...

 

Mumpung ke Kuta, pasti ke Legian juga dong, mengunjungi monumen bom Bali. Besoknya sempat ke Tanah Lot. Kali ini air lautnya tidak pasang, sehingga aku bisa turun sampai ke bawah dan foto sepuasnya senarsis-narsisnya sampe tukang foto yang mangkal di sana terancam bangkrut karena tidak laku...



Kemudian selain tempat-tempat yang sebelumnya sudah pernah ku kunjungi, akhirnya aku berhasil mengunjungi Bedugul yang gambarnya ada di uang 50 ribu. Thanks God,... satu persatu obsesiku akhirnya kesampaian. Waktu dulu aku ke Bali, nggak sempat ke Bedugul, takut macet waktu kembali ke hotel karena malam tahun baru. Perjalanannya lumayan memusingkan, jalannya naik berbelok-belok. Supir kami masih muda, pertama dikira dia orang Bali, diajak ngomong soal Bali banyak nggak taunya, ternyata dia orang Sunda, bikin bete.... untung lumayan manis, jadinya dimaafkan... coba kalau nggak, sudah dipecat dia dari jabatan supir kami...




Setelah kunjungan ke Bedugul aku bertekad, tidak akan ke sana lagi, bukan soal pemandangannya yang jelek, malah sangat bagus sebenarnya, tapi dikarenakan akses menuju ke sana yang susah. Untung saja aku bisa menahan diri, bikin malu saja, apa kata dunia,... jauh-jauh ke sana ujung-ujungnya hampir muntah di toilet.

Karena waktu kunjungan yang emang singkat, kami jadi tidak puas keliling-kelilingnya. Rasanya baru sebentar di Bali, sudah harus pulang ke Palembang. Pulang naik Lion lagi, jadwalnya sore, kecicip juga sama terminal barunya bandara Ngurah Rai, walaupun masih on progress.

Sampe di Jakarta pindah lagi dari terminal 3 ke terminal 1B, dan kami mendapat kabar baik kalau pesawatnya delay.... huaaa pengen nangis, pesawat yang seharusnya berangkat jam 8, delay jadi jam setengah 9.  Habis makan malam kami sudah duduk manis di ruang tunggu, nggak minat mau kemana-mana lagi karena sudah capek.

Batere bb sekarat, sementara colokan listriknya penuh dipake sama orang-orang. Berhubung harus nelpon yang jemput pas sampe Palembang nanti, maka aku harus ngecas si bb jelek. Gila nih orang-orang ngecasnya nggak kira-kira, monopoli banget,... sempat kepikir mau nyabut TV plasma atau ACnya, tapi untunglah aku bukan mr.Bean dan niat jahat itu ku urungkan demi kenyamanan bersama. Akhirnya aku ke wc, dan dengan izin mbaknya aku cabut colokan pengering tangan, dan aku stay tune di sana sambil bbman....

Tiba-tiba dapat pengumuman bagi penumpang yang menuju ke Palembang untuk mengambil roti,... yahhh... pesawatnya molor lagi... katanya masih di Jogja dan bakal datang jam 10.... Mata sudah merah karena ngantuk, masih harus menunggu lama. Jam berapa sampe Palembangnya dan jam berapa bakal sampe di rumah kalau begitu.... sabar.... sabar.... orang sabar disayang pacar.... Sambil menenangkan diri ngeliat TV plasma yang menunjukkan jadwal-jadwal berikutnya untuk penerbangan subuh, jam 2... jam 5, tujuan ke Timika, ke Makassar... ke mana lagi nggak jelas ngeliatnya karena penglihatan mata sudah hijau kuning rasanya.

Jam 10 lewat pesawatnya datang. Udah nggak mikirin apa-apa lagi akhirnya ketiduran begitu masuk pesawat, antara sadar dan tidak, rasanya tuh pesawat nggak berangkat-berangkat, pas udah mau berangkat jadi malah bangun dan nggak bisa tidur lagi karena pesawat melewati cuaca yang lumayan buruk. Jam setengah 12 sampe Palembang, dan akhirnya sampe rumah jam 1an...

Okeh... cerita Balinya cukup sampe sini saja.... semoga cerita jalan-jalan selanjutnya beneran ke Hongkong... *masih ngarep...*

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...