Hujan salju yang tidak terlalu tebal mewarnai kepulangan kami hari ini. Sedih ya, saat keluar dari hotel tahu-tahu melihat salju turun. Sedih karena akan pulang, antara senang juga akhirnya bisa melihat salju di Seoul. Tapi kalau saljunya turun dari kemarin, repot juga ya... pasti tambah mengeluh... *masih salah juga*...  So jadi kalau ditanya sudah berapa kali lihat hujan salju, aku bisa jawab 2 kali, sekali di Kyoto dan sekali di Seoul.

Salju di parkir mobil Cheese Hotel


Sambil membawa barang bawaan, kami menuju ke stasiun Seoul. Alhamdulillah ya, di stasiun Chungmuro, kami sudah hapal di mana posisi benda favorit selama kami jalan, yaitu eskalator, sehingga jalan sambil bawa barang terasa lebih ringan... Di stasiun Seoul pindah lagi ke jalur kereta bandara Arex, jalannya lumayan jauh dan naik turun lantai, tapi nggak apa-apa karena banyak lift dan eskalator. Petunjuknya juga cukup jelas, jika tidak jelas, bisa bertanya kepada petugas. Siapkan kartu T money untuk naik subway, saldoku tinggal 5.000 KRW, jika dipakai naik metro sekali, akan berkurang 1.250 KRW, sisanya rencananya tidak akan aku ambil plus deposit kartunya, sebagai kenang-kenangan. Untuk naik kereta Arex, kami gunakan lagi voucher dari Klook, kartunya beda lagi dari yang saat pergi, deposit kartunya 500 KRW dan berwarna kuning.

Kereta Arex menuju Incheon


Sesampainya di Incheon, kami sudah bisa ganti kostum, coat sudah bisa dilepas. Rencananya mau nyari makan dan tempat sholat dulu. Tapi keliling-keliling sambil bawa bawaan yang lumayan berat capek juga ternyata. Kami belum bisa check in karena belum berjarak 3 jam dari jadwal penerbangan. Karena tempat sholat dan makan yang kami cari semuanya harus melewati imigrasi, jadi kami harus menunggu dulu setelah lewat proses check in. Sambil menunggu, kami ketemu dengan ibu-ibu dari Jakarta yang traveling berdua saja dengan anak ceweknya yang masih SMP. Mereka juga naik Vietnam Airlines transit di Ho Chi Minh, tapi pesawat lanjutannya bukan Kuala Lumpur, tapi ke Jakarta. Enak ya jadi anaknya, tinggal ngomong saja mau liburan kemana, ditemanin sama mamanya, gaya liburannya tentu saja beda dengan kami, supaya lebih efisien mereka pakai tur, dan tempat yang dituju juga yang berbau K Pop... Sedangkan aku... liburan paling jauh saat SMP sama Mak adalah Lampung... pp naik kereta, perginya sehat, pulangnya kena cacar.... hahaha....😅😅

Okey, lanjut ke cerita di Incheon tadi, jadi kami menunggu bengong nggak bisa ngapa-ngapain sampai counter Vietnam Airlines buka. Sambil ngobrol-ngobrol sama ibu dan anaknya (mereka niat nginap di hotel setelah sampai nanti, karena Jakarta lagi banjir), kami mengamati kegiatan orang-orang di sekitar kami. Pengalamanku yang kelebihan bagasi di Brunei tahun kemarin ternyata banyak dialami orang-orang di sini. Ada yang membuang coat tebal parasut busa di tempat sampah karena kelebihan bagasi, sayang sekali ya, siapa tahu harganya mahal, Dilla niat pengen ngeliat tapi agak sungkan... eh kalah cepat sama Ahjumma  petugas kebersihan..... coat dan barang-barang lainnya sudah diangkut sama dia, tanpa sempat dipastikan mahal atau tidaknya.... Yah keputusan membuang itu mungkin sudah tepat ya bagi yang buang, daripada dia ketinggalan barang lain, mungkin dia tidak butuh, karena pulang ke negaranya yang bukan negara dengan 4 musim.

Jam 3 sore akhirnya kami sudah bisa check in. Yang masuk bagasi hanya koper berat, tag baggage nya langsung ke Kuala Lumpur. Tas tambahan berisi pakaian ganti untuk di Vietnam dibawa saja ke kabin. Urusan check in selesai, lanjut antri pemeriksaan selanjutnya dan imigrasi. Gate pesawat kami nomornya 100an, sementara prayer room ada di gate 24, jadi kami ke sana dulu. Habis sholat untuk ke gate yang nomornya 100an harus naik kereta lagi. Tempat makan halal yang kami baca sepertinya ada di dekat gate 108, tapi ternyata salah... sepertinya ada di gate 118. Ya udahlah, karena jauh, malas jalan, kami jajan saja di sekitaran ruang tunggu, lagian nanti kan makan lagi di pesawat... jadi nggak apa-apalah perut diajak sopan sedikit, jangan minta makan terus...

Sesuai jadwal kami boarding juga akhirnya, bye bye Seoul.... see you next time.... jika ada rejeki lagi, aku masih mau kembali lagi ke Seoul, atau tambah Busan, atau.... Jeju mungkin.... 😋 yang jelas tahun ini ada kemajuan bagiku soal keuangan selama di jalan, kalau tahun kemarin bokek, sebokek-bokeknya kehabisan yen saat pulang, sampai beli pin merchandise olimpiade Tokyo 2020 yang sudah ada di Bandara saja ngais receh, tapi tahun ini saat pulang aku masih punya 80.000 KRW, berkat niat dan tekad yang kuat menjaga dompet walau digoda berbagai penjuru oleh para pegawai toko di Myeongdong... 😎

Kami akan berada di Ho Chi Minh kira-kira 17 jam, cukuplah untuk keliling-keliling sedikit dan melihat-lihat. Uang untuk di Ho Chi Minh sudah disiapkan dalam bentuk USD, rencananya sisa Won akan kutukar jadi Ringgit saja, karena aku punya janji dengan Sephora untuk beli eye linernya. Nanti aku kualat ke Bukit Bintang tidak mampir ke Sephora.

Btw kalau ANA Airlines petunjuk keselamatanya menggunakan video dengan pemain bermake up kabuki, nah kalau di Vietnam Airlines ini justru video keselamatannya tidak menunjukkan lokasi di pesawatnya, pramugarinya memakai baju khas Vietnam berwarna hijau tosca. Aku mendapatkan menu halal yang terdiri atas nasi dan ayam panggang plus paprika, semacam roti tamis, buah dan pendamping satu lagi tidak ingat, difoto juga ketutup.... Sementara Dilla dan Mr. E pada saat pemesanan makanan halal ini bermasalah, jadi mereka terpaksa pilih yang reguler, tapi masih pilih-pilih lauk tentu saja, mereka juga terpaksa mendapat roti bulat yang selalu ada di penerbangan Vietnam Airlines, roti yang saat kami pergi ke Seoul tidak pernah kumakan...

Menu makanku di pesawat menuju Ho Chi Minh


Bandara Ho Chi Minh ini posisinya dekat sekali dengan kota, ngeri bingits cuy... dua kali mendarat di sini dengan pemandangan di bawah, atap-atap gedung dan rumah penduduk... *berdoa buat mas-mas pilotnya*... Transit kali ini tidak seramai saat kami pergi ke Seoul waktu itu, antrian transit tidak ada, tapi kami tetap menuju ke sana untuk bertanya apakah boleh kami keluar, yang seharusnya boleh karena transitnya masih lama sekali ke pesawat berikutnya. Petugasnya bilang, mereka memeriksa keamanan saja, jadi kami langsung menuju ke imigrasi. Kesan pertama... agak serem... Emang sih kebanyakan petugas imigrasi itu serem, tapi kali ini kok auranya beda... Tapi udahlah ya, mau bagaimana lagi, sayang sama duit yang sudah dikeluarkan buat hotel di sana. Ketika sudah di depan petugasnya aku langsung bilang kalau mau keluar dulu karena transitnya lama sambil ngasih paspor dan boarding pass termasuk yang tujuan Kuala Lumpur besok. Alhamdulillah ya tidak seseram kelihatannya.... hehe... kami lancar-lancar saja melewati imigrasi...

Aku sudah menyiapkan 60 USD untuk ditukar ke Dong, kalau Rupiah sekitar 850.000 IDR, ketika ditukar ke Dong membanyak jadi 1.223.000 VND... wow... yeay.... *dompet penuh lagi*. Baru kali ini aku ke negara di mana Rupiah lebih perkasa saudara-saudara. Tapi senangnya nanti dulu, karena kami belum tahu harga barang-barang di Vietnam... Keluar dari bandara, kami mencari tiang no.10 di mana petugas klook menunggu, setelah dikasih lihat voucher, dia mencarikan supir yang bisa mengantar kami ke District 1 ke Symphoni Hotel.

Kebiasaan orang udik yang baru pulang liburan mulai kami terapkan, kami sok kepanasan dan biasa di udara dingin. Coat sudah terbenam di dalam tas, long john sudah nggak tau lagi ditaruh di mana, kipas-kipas pake kertas ke arah muka sambil ngeluh "Panas ya Vietnam..." sampai mbak petugas klook ngasih pinjam kipas angin tangan baterai nya yang berwarna pink ke aku sambil menjelaskan kalau Vietnam hanya punya dua musim, kemarau dan hujan... Kami tertawa sambil menjelaskan, "It's okay our flight from Seoul, but we are Indonesian. We have same weather as Vietnam"... hehe... yah gimana coba, pergi tadi dihujani salju, datang di Vietnam disambut 30 derajat... *kipas mbak klook Vietnam pengen dibawa*

Pemandangan menuju hotel, sayang blur


Lobi Hotel Symphoni


Kamar di Hotel Symphoni


Capek nggak main-main pake banget, sudah tengah malam sampai di hotel setelah sekitar 20 menit di jalan. Walau hotelnya kecil, tapi bersih dan nyaman. Tapi liftnya sempit, kami bertiga tanpa koper saja sudah full, apalagi kalau ada koper, nggak bisa sekali angkut. Karena kamar kami beda lantai dengan Mr. E, kami menetapkan jam berapa akan turun sarapan besok, setelah sarapan rencananya kami akan ke dua atau tiga tempat saja besok, takut nggak keburu ke bandara sorenya. Good Night Vietnam....

Lanjut part 10

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...