Sampai di Korea, ada kesan tersendiri yang kudapatkan. Biasanya kan petugas imigrasi itu identik dengan serius dan menakutkan. Baru kali ini menemukan petugas imigrasi ramah dan cantik seperti artis. Seperti ketemu dengan anggota girl band Korea, hehe... Saat pengambilan bagasi, Dilla pake acara ketinggalan handphone lagi di toilet, untung cepat diketahui dan masih ada saat dicari lagi. Sebelum keluar bandara, ganti kostum dulu, nggak mandi cuma cuci muka dan gosok gigi, ganti sendal dengan sepatu dan jangan lupa, benda yang maha penting untuk dipakai, yaitu coat. Cuaca setelah dicek sedang minus berapa tidak ingat, yang jelas super dingin. Lebih dingin dari Tokyo, karena secara geografis Seoul juga lebih di atas. Aku bawa 5 jaket, 2 diantaranya jaket parasut busa yang sangat memakan tempat di koper. Tapi mau bagaimana lagi, ini benda yang sangat diperlukan. Terpaksa bawa baju dan lainnya sedikit dan niatnya mencuci saja di hotel, toh AC kamar pasti panas kan.

Salah satu sudut Bandara Incheon


Kami naik kereta Arex menuju ke Seoul. Tukarkan voucher dari klook di counternya, akan mendapatkan 1 tiket one way dengan deposit 500 KRW dan struk berisi keterangan nomor gerbong dan tempat duduk. Jika di pesawat aku tidak bisa tidur, justru di kereta ini aku malah ketiduran. Sampai di stasiun Seoul pindah naik kereta subway menggunakan kartu T Money. Biaya transportasi di Korea lebih murah dibanding Jepang, sekali naik subway, kartu T Money terdebet 1.250 KRW.

Dari aplikasi KakaoMetro, dari stasiun Seoul line 4, ke stasiun Myeongdong hanya 2 stasiun saja. Turun naik kereta bawa koper berat itu rasanya luar biasa, besok-besok kami sudah harus menghapalkan di mana posisi lift dan eskalator supaya lain kali kalau bawa koper lagi, tidak repot. Menuju Mizo Guesthouse, keluar dari stasiun Myeongdong exit 8, dua kali belok kiri sudah sampai. Saking aku sudah lihat dari google maps 3D, aku serasa sudah pernah ke sana. Guesthousenya di lantai 8, di sebelah Etude House. Saat kami datang, sebenarnya belum jam check in, tapi Oennienya super baik. Dia malah minta tunggu beberapa menit karena kamarnya sedang dibereskan, padahal emang kami yang seharusnya belum bisa masuk. Tapi kami rela menunggu daripada harus ke mana-mana lagi, karena sudah pengen mandi dan istirahat sebentar. Tak lama kemudian, kami sudah bisa masuk, kamar kami menggunakan tempat tidur ondol yang kasurnya di bawah, dapur terletak pas di depan kamar, untuk mengambil air minum dan sarapan pagi. Kami bertiga sepakat akan beres-beres dulu, mandi, sholat, baru keluar lagi cari makan siang, sebelum ke Namsan Tower.

 Tampilan KakaoMetro


Rute dari Stasiun Seoul ke Myeongdong


Melewati jalanan di Myeongdong itu seperti tantangan. Banyak street food yang sepertinya enak dan menggoda sekali untuk dibeli, tapi sayang kebanyakan yang enak itu seafood... *okeh bye*. Selain godaan makanan, godaan lainnya adalah toko makeup, saking banyaknya orang Indonesia yang ke Myeongdong, penjual di sana sampai bisa Bahasa Indonesia dasar untuk berjualan, seperti "Kakak mampirlah dulu.." dan "lihat sini". Banyak karyawan toko yang menawarkan sample produk mereka di luar, yang boleh kita ambil asal mau masuk ke dalam toko mereka. Kami seperti memakai kacamata kuda berjalan mengabaikan semua godaan itu, karena mengejar waktu takut kemalaman ke Namsan Tower, lagian kami menginap 3 malam di Myeongdong, jadi bisa explore sepuas-puasnya nanti.

Kami makan di Busan Jib, tempat makan halal yang ada di Myeongdong. Dari hotel kami, belok kanan, dan melewati dua blok. Letaknya ada di lorong kecil, di depan ABC Mart. Yang punya orang Korea, tapi pegawainya ada mas-mas dari Indonesia. Di lantai 2 juga ada Musholla kalau mau menumpang sholat. Kami rasanya pengen memesan semua makanan yang ada di sana. Makanan yang bisa dipesan adalah masakan khas Korea yang sudah pasti halal. Kami mendapatkan side dish Kimchi, ikan kering dan rumput laut. Lauknya kami pesan bersama-sama, Bulgogi yang dimasak langsung di atas meja dan Samgyetang. Dalam keadaan capek dan lapar, ditambah udara yang dingin, makan rasanya nikmat sekali, bahkan Kimchinya pun enak bagiku, beda dengan Kimchi yang pernah kucoba di Jakarta. Saking enaknya, tidak terasa kalau harga makanan kami ternyata setelah ditotal lumayan mahal sebesar 50.000 KRW. Tapi nggak apa-apalah ya, sekali-kali dan baru datang juga kan.

Side Dish Busan Jib


Samgyetang


Bulgogi yang dimasak di meja


Menuju ke Namsan Tower, kami berjalan lurus saja setelah belok kiri dari Busan Jib. Untuk menyeberang jalan, kami harus jalan dikit ke lampu merah, tapi daripada jalan lebih jauh, ada cara menyeberang jalan yang lebih mudah. Caranya adalah, masuk pintu exit subway no.7 nanti muncul di pintu exit no.3 yang terletak tepat di seberang jalan. Sebagai informasi menuju stasiun bawah tanah dekat pintu exit Myeongdong pun dipenuhi oleh toko-toko, tapi untuk oleh-oleh kami memutuskan akan mencari di tempat lain yang bisa lebih murah. Dari pintu exit subway no. 3, belok kiri menuju Pacific Hotel, kemudian lanjut jalan belok kanan dan telusuri jalannya. Jika melihat simpang 4, lanjut saja terus seperti di peta. Siapkan tenaga, karena jalannya lumayan menanjak...💪 semangattt!!....

Peta Mizo Guesthouse, Busan Jib dan Cable Car ke Namsan Tower


Harga tiket cable car untuk round trip sebesar 9.500 KRW. Sementara untuk naik ke atas observation deck nanti, kami sudah membeli voucher dari klook. Selain siapkan tenaga saat jalan tadi, saat antri cable car juga siapkan mental kalau perginya saat high season seperti kami. Antrinya super panjang, untuk naik ke lantai atas, kita akan antri di tangga-tangganya lanjut antri di sebuah ruangan yang dibuat berkelok-kelok seperti maze. Luar biasa ya, pengen ngeliat lokasi adegan drama Lee Min Ho dalam Boys Before Flower ternyata butuh perjuangan extra, untung ruangannya hangat, jadi kami tidak tambah tersiksa karena cuaca juga. Kira-kira dua tahun kemudian...😅 kami mendapat giliran naik ke cable carnya... Luar biasa sesak, supaya dapat pemandangan, aku harus berdiri di pinggir untuk melihat pemandangan Kota Seoul, gedung-gedungnya, lalu lintas jalan, dan pohon-pohon yang tinggal batangnya doang, Dilla mah nggak berani lihat, dia takut ketinggian. Sesampainya di tempat tujuan, kami menemukan lokasi pertama tempat gembok cinta tertambat... *apa sih istilahnya.. haha...* Saking sudah banyaknya love padlock, sudah di pasang sampai ke pegangan tangga dan ada yang ke ranting pohon. Sudah banyak yang berwarna pudar, tapi banyak juga yang kelihatan masih baru. Areanya luas dan mungkin akan ditambah terus... Yah mungkin suatu saat nanti, kalau aku sudah ketemu seorang pangeran tampan berkuda putih dan pengen memasang gembok pagar, eh gembok cinta, masih ada area untukku.... hahaha... Untuk saat ini aku sudah cukup puas punya gembok yang kutinggal di hotel untuk menggembok tas cadangan....😁

Diriku di antara love padlock orang-orang...


Namsan Tower di belakang sana


Kota Seoul dari halaman Namsan Tower


Spot lain untuk love padlock di bawah Namsan Tower


Untuk naik ke observation deck kami juga harus menunggu sesuai nomor yang dikasih, supaya tidak terlalu penuh di atas. antrinya tidak terlalu lama. Sama seperti saat naik ke Sky Park, Marina Bay Sand Singapura, liftnya naik sangat cepat, ada pemandunya dan lift dihiasi video mapping yang entah menceritakan apa. Di atas, kami masuk ke sebuah ruangan yang cukup luas dan juga dihiasi video mapping yang lebih banyak, setelah itu baru kami boleh naik ke atasnya lagi.

Jarak Seoul - Jakarta 5.218,89 km, Seoul-Palembang????... nggak tahu...


Seoul dari Namsan Tower


Pulangnya sudah malam, dan kami antri lagi untuk naik cable car. Di Myeongdong lanjut cari jajanan. Sebenarnya aku alergi seafood, tapi aku sudah terlalu sering melihat fish cake Korea juga cara pembuatannya di youtube, dan pengen banget, jadi berjanji akan makan satu saja saat pulang nanti. Tau nggak sih, kenyataannya selama di sana, aku hampir tiap malam beli, dan alhamdulillah ya... alergiku tidak kumat....😅 Hari pertama di Korea, malam itu aku langsung coba beli kimbab mini dan fish cake.

Mini Kimbab


Fish Cake yang bikin kangen


Pulang ke Hotel sudah luar biasa lelah, setelah malam sebelumnya tidur tidak jelas di pesawat, malam itu tidurku sangat nyenyak.

Lanjut Part 3

video youtube



0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...