Film Titanic sekarang diputar lagi di bioskop dengan format 3D. Jadi ingat akan pengalaman nonton film ini jaman bahula dulu. Ceritanya bersetting tahun 1998, saat aku masih kelas 3 SMA, dan rasanya titanic di putar di Palembang saat-saat puasa sampe lebaran, soalnya kebetulan aku nontonnya bertiga sama ayuk-ayukku yang lagi kumpul di rumah.


Pada jaman itu bioskop 21 di Palembang ada 3, yaitu IP, Cineplex di Cinde dan Hero. Gema titanic yang luar biasa saat itu awal sebenarnya tidak membuat aku terlalu ingin menontonnya (VCD dan DVD belum menjamur jaman itu apalagi mo download di internet), tapi karena sudah banyak yang nonton dan aku dikompori terus serta filmnya yang tidak juga di stop penayangannya lama-lama membuat aku jadi penasaran dan panas juga (masa sih film fenomenal tidak nonton), maka akhirnya saat beberapa hari setelah lebaran (saat lagi rame-ramenya orang di jalan) niat nonton bertiga di IP. Harapannya sih sudah tidak terlalu ramai lagi antrian tiketnya dan dapat nonton jadwal yang sore supaya pulang tidak kemalaman.

Ternyata.... setelah sampai di lantai 5..... OMG antriannya super panjangggg, rasanya pengen pulang, tapi sudah kepalang kesana dan penasaran pengen nonton, terpaksa ikut antri paling belakang. Karena disana berlaku budaya nitip, maka 21 menerapkan aturan maksimal beli 5 tiket. Emang dasar lugu waktu itu, kami tidak berhasil menemukan siapa saja yang antri di depan untuk di titipi, malah kami ketiban dititipin orang buat beli tiket mereka dua lagi.

Kemudian ternyata, saat tinggal beberapa orang lagi didepan kami (kira-kira dua jam kemudian).... loketnya ditutup dan muncul tulisan... "Maaf tiket habis"... hu hu hu... (nangis...!!!), tapi ayukku tidak patah semangat, langsung ngajak ngacir pindah ke Hero siapa tau masih ada tiket disana. Akhirnya semangat lagi, keluar dari IP menuju Hero, kepalang basah hari itu harus nonton Titanic, rencananya kalau plan B kali ini tidak berhasil lanjut ke plan C yaitu 21 yang di Cinde, dan kalau masih tidak berhasil tidak ada plan D, pulang kerumah dan kalau masih belum kapok nonton hari lain.

Sesampainya di Hero antrian juga panjang, tapi yang bikin lega adalah loketnya belum buka, maka artinya harapan untuk dapat tiket masih ada. Jadi ceritanya capek ngantri hari itu, karena aku yang bungsu terpaksa aku yang ngalah antri tiket, tapi lama-lama aku pegal dan merengek juga sama ayuk-ayukku minta gantian. Kemudian saat loket dibuka, antrian semakin lama semakin maju, sementara orang-orang terus berdatangan, beberapa wajah kuingat orang-orang yang juga korban antri di IP tadi.

Akhirnya berhasil dapat tiketnya, tapi jadwal yang malam dan kira-kira masih sejam lagi. Ya sudah akhirnya jadi turun dulu belanja di supermarket beli makanan dan minuman dan terpaksa kembali antri yang cukup panjang saat mau bayar di kasir.

Saat mau naik, baru ingat mau nelpon mak di rumah kalau kami bakal pulang kemalaman (jaman itu juga belum ada HP... ), nyari telepon umum dan terpaksa harus antri lagi karena yang mau make tuh telepon bukan hanya kami...

Setelah izin mak beres, akhirnya bisa nonton dengan tenang. Perjuangan berat hari itu antri dimana-mana akhirnya terpuaskan saat nonton Titanic 3 jam penuh....

Saking semangatnya dengan film ini jadi akhirnya nonton berkali-kali, beberapa hari kemudian, saat diajak nonton sama teman-temanku yang lain,... aku ikut... trus pas kemudian ada lagi yang belum nonton dan minta ditemani nonton, aku temani... hahaha... (tapi dengan syarat ditraktir dan tidak mau ngantri)...

Sekarang.... mo nonton lagi.... nggak deh,.... silahkan generasi muda saja yang belum pernah, untuk menonton film James Cameron yang keren ini....

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...