Hari Kedua berdasarkan jadwal, rencananya kami akan ke Genting dan Batu Caves. Melihat jadwal itu, aku langsung mikir apakah sempat, karena berdasarkan pengalamanku dulu juga pergi bulan Desember, antrian skyway itu superrrrrrr (r nya panjang sepanjang antriannya...) panjang. Jadi ke Genting akan memakan waktu khusus satu hari. Dulu saja kami pulangnya, baru dapat naik skyway jam 8 malam. Lagian aku tidak merekomendasikan Batu Caves, karena dulu punya pengalaman buruk saat berjuang naik 272 anak tangga sampai gempor ngos ngosan dan menghindari monyet-monyet iseng di sepanjang pinggiran anak tangga. Tapi lagi-lagi harus optimis, siapa tau nasib kami beda, dan kami harus tetap mengikuti jadwal supaya tetap terkendali.

Pagi-pagi kami keluar cari hotel dulu, karena hotel yang kami tempati ini agak mahal menjelang natal. Keliling-keliling Bukit Bintang, hotelnya pada penuh, setelah muter-muter belok sana belok sini sampai akhirnya tersesat entah kemana, kami menemukan T-hotel yang harganya masih terjangkau dan tidak keberatan satu kamar berempat. Sekarang masalahnya adalah bagaimana menemukan hotel kami tadi. Hotel yang dalam satu malam, nama resepsionisnya Rini sudah tau yaitu Bang Akim ... Nama yang akrab kedengarannya kan.. seperti Baim, Eja.... Tapi sayang, walau serasa sudah akrab... tetep nggak dapet bonus bantal. Ditengah kebingungan nyari hotelnya Bang Akim, aku kok merasa familiar dengan sopir taksi sok ramah di dekat kami dan dengan pemandangan tempat refleksi di depan kami. Ternyata.... hotel lama kami hanya berjarak beberapa meter dari T-hotel....





Sebelum balik ke hotel, sarapan dulu. Roti cane dengan kuah kari plus minumannya seperti biasa yaitu teh tarik. Selesai makan terjadi tragedi, Rara tiba-tiba mengeluh pusing, dan kepalanya berputar-putar. Aku langsung jadi Detective Conan dadakan,... curiga dengan kuah kari di depan kami. Saat dikonfirmasi isi kuah tersebut, ternyata ada kambingnya.... Akhirnya rencana hari itu di rombak total, kami kembali ke hotel, tidak jadi ke Genting dan mengembalikan kondisi Rara dulu sebelum mikir lagi rencana selanjutnya.



Kami tidak berani ngasih obat macam-macam ke Rara, takut tambah parah. Satu-satunya yang bisa dilakukan Rara adalah istirahat. Setelah tadi jadi detektif, kini aku kembali dadakan... jadi tukang pijat karena kasihan ngeliat Rara. Setelah istirahat beberapa jam dan berbagi cerita ringan, akhirnya kondisi Rara menjadi mendingan, dan dia menjadi semangat saat mendengar rencana hari itu diganti tidak jadi ke Genting, ke tempat yang dekat saja dan keliling mall di Bukit Bintang. Oke... sepertinya obat paling ampuh untuk setiap penyakit bagi perempuan memang adalah shopping.

Keluar dari hotel, kami menuju ke Time Square. Rencananya mau ke Berjaya Hills jadi mau sekalian cari tiketnya di sana berdasarkan rekomendasi Ayu. Sempat nyangkut sana nyangkut sini, karena mata sudah terbuka lebar saat memasuki mall. Kami berempat terpencar, langsung lupa diri ngeliat barang-barang disana. Tapi karena baru hari pertama sepertinya belum ada yang niat shopping serius, masih melihat-lihat dulu sambil cari makan, karena ternyata hari sudah siang dan lapar berat. Makan di food court tentu saja menu yang kucari adalah yong tau fu. Ini benar-benar kesempatan untuk balas dendam setelah selama ini cuma pengen makannya saja tapi tidak pernah kesampaian. Langsung pasang status di BBM dan langsung ketahuan orang-orang se BBM kalau aku lagi di Kuala Lumpur. Misi pergi jalan diam-diam, gagal total.... oleh-oleh harus dibeli sebanyak mungkin supaya aku selamat sampai di Palembang... #PasangNiatBeliGantunganKunciBanyak2...





Selesai makan, nyari tiket bis untuk ke Berjaya Hills. Kali ini benar-benar tidak jelas dimana lokasi beli tiketnya. Bolak-balik nyari, nanya sana nanya sini jawabannya aneh-aneh. Kok kayaknya tuh tempat nggak terkenal ya, kok sampai kami jadi bingung sendiri. Nanya sama satpam, entah orang mana, dia nggak ngerti kita ngomong apa, padahal aku sudah mengeluarkan kemampuan komunikasi terbaikku. Tidak kurang dari bahasa Melayu yang sudah sangat melayu (lengkap dengan dialegnya), kemudian diganti dengan bahasa Inggrisku yang juga paling benar, tapi dia tetap tidak mengerti. Oke, akhirnya kami mengambil kesimpulan, angaplah dia orang asing yang baru bekerja disana. Nanya dengan petugas lain yang keliatannya lebih cerdas, kami disuruh masuk kedalam untuk bertanya ke resepsionis... yang ternyata tempat yang kami pijak itu adalah hotel....#Buru-buruNgacirKeluar....

Kira-kira sejam kemudian baru dapat informasi yang benar kalau lokasi jual tiketnya ada di lantai 8, dan kursi di bisnya tinggal untuk 3 orang. Yahhh... nggak jadi deh.... masa salah satu dari kami harus dikorbankan... Sudahlah, kesimpulannya kami tidak jadi ke Berjaya Hills. Satu lagi rencana hari itu yang dicoret (Sementara misi cari cowok untuk hari kedua belum dicoret, karena hari masih siang). Akhirnya aku mengusulkan hari itu untuk ke Petronas saja dulu, karena waktu juga sudah semakin siang kalau mau ke tempat yang jauh-jauh. Jadi kami kembali ke hotel lama dulu untuk pindah ke hotel baru, istirahat sebentar, baru lanjut ke KLCC.



Ke KLCC naik monorel trus lanjut naik LRT. Sebenarnya sudah bosan banget, cuma kan Rara sama Cheri belum pernah ke sana. Lagian sebenarnya obsesiku pengen naik ke skybridge nya. Tapi sekarang katanya mau naik harus bayar mahal, tidak gratis lagi. Maka tidak jadi lagi rencana awalku pengen naik skybridge Petronas untuk keempat kalinya.



Setelah puas eksis di depan Petronas, sekarang saatnya belanja yang sebenarnya. Masuk mall di bawah Petronas, seperti biasa pengen beli Vinci, tapi mikir lagi, beli di Bukit Bintang saja lebih dekat, sementara Rara dan Cheri mulai kalap belanja di sana. Entah kenapa keinginan shoppingku saat itu belum muncul. Bagiku yang namanya beli barang itu harus love at the first sight, nah saat itu tak satupun barang yang menarik perhatianku. Mau mereknya apa, mau berapapun harganya, aku tidak akan memaksa diri untuk membelinya kalau merasa tidak cocok, bijaksana sekali khan... hahaha... untuk saat ini... besok-besok belum tau masih bakal bijaksana atau malah lebih gila dari mereka shoppingnya...



Pulangnya menuju hotel, karena memang menginap didaerah mall, masih sempat mampir ke Sungai Wang... dan mereka belanja lagi disana.... Padahal katanya sudah pegel semua, tapi jadi semangat lagi... *ngurut-ngurut betis*... Saat makan malam, kami berdiskusi apakah besok jadi akan ke Melaka atau kemana. Akhirnya setelah diskusi panjang, besok kami akan ke Genting. Melihat kondisi hari pertama dan juga perkiraan waktu, akhirnya diambil keputusan kalau perjalanan ke Melaka tidak jadi. Aku juga sudah mengambil kesimpulan sendiri bahwa sepertinya judul dari perjalanan kami ini harus diubah. Karena tidak penting lagi destinasi wisata yang mau kami datangi itu apa dan dimana, yang penting adalah shopping. Jadi judul perjalanan kami ini adalah "Wisata Belanja Ke Kuala Lumpur".... hehe... asyik...#NangisMikiriIsiDompet....

Lanjut part 3

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...