Hari kedua di bangkok, hari yang paling ditunggu-tunggu karena kami hari ini akan ke Grand Palace dan sekitarnya, bangun pagi-pagi jam 5, sholat kemudian mandi sambil nunggu pagi datang nonton TV, acara lokalnya banyak yang nggak ngerti, jadi kebanyakan nontoh HBO, semalam lumayan nonton ulang The Dark Night dengan teks Thailand, paginya nonton film lain lagi. Tapi pagi yang ditunggu baru datang jam 7 an (emang mendung juga sih) jam Thailand sama dengan Indonesia bagian barat jadi seharusnya jam 6 matahari sudah terbit, nggak kayak Malaysia yang terlalu cepat sejam sehingga baru jam 7 lewat terangnya padahal satu garis bujur. Akhirnya setelah siap-siap kami keluar hotel jam 8 lewat, rencananya mau sarapan di MBK dulu baru berangkat ke Grand Palace (sarapan di hotel Cuma untuk 1 orang jadi nggak diambil), kostum sudah oke, baju sopan dan sepatu ngalah-ngalahin kalau mau kuliah.

Sesampainya di MBK ternyata mall belum buka, cape deh nunggu di didekat jembatan penghubung BTS bersama para calon pengunjung MBK lainnya sampai jam 10 sambil ngeliatin jalan dibawah yang setelah diamati kebanyakan adalah Taxi berwarna cerah (Taxi kayaknya jadi salah satu transportasi favorit disana karena murah). Dan akhirnya MBK buka, kami masuk melewati pintu detector yang berbunyi pas aku lewat, kurang ajar terpaksa tas ku direlakan untuk di geledah sebelum boleh masuk, lain kali kayaknya gunting kuku dan sebangsanya kutinggal di hotel deh, soalnya semua mall pintunya seperti itu. Sampe di lantai 5 tukar kupon seharga 200 bath dan kemudian nanya kepada penjual manisan yang memakai kerudung dimana kios yang menjual makanan halal, ternyata di C21, sementara didepan kios C21 ada juga masakan arab dan india halal lainnya.





Di C21 si penjual lagi sibuk menyiapkan makanannya, begitu kami datang dia ngoceh nggak jelas yang kami artikan jangan ganggu dia dulu, dia lagi siap-siap, akhirnya nunggu lagi beberapa menit sambil beli minuman. Makanannya asli enak walau pilihannya terbatas, ada nasi kuning, ayam goreng, sop ayam, ayam bumbu kuning dan Yong Tau Fu sederhana, sarapan sekaligus makan siang hari itu lumayan oke, sisa kupon yang masih ada bisa ditukar lagi (hemat khan 200 Bath masih ada kembalian), tapi tuh refund habis juga buat beli kaos kaki gara-gara kakiku lecet pake sepatu.





Habis makan tancap gas menuju BTS Saphan Taksin, sepanjang perjalanan bisa dilihat Kota Bangkok dengan jelas yang merupakan kelebihan BTS dibanding MRT yang Cuma gelap doang. Kami mengamati suara pemberitahuan perhentian setiap stasiun dalam Bahasa Inggris dan Thailand yang seperti biasa dipanjangkan bunyi ujung katanya. Turun di Saphan Taksin baca petunjuk dulu yang sudah kusiapkan, untuk perahu juga ada beberapa pilihan (Ke Grand Palace harus naik perahu dari sana melintasi sungai Chao Praya), mau yang naik tourist boat dengan tiket seharian 150 Bath atau mau yang satu-satu, kami menanyakan bagaimana kalau mau yang sekali jalan, petugasnya bilang “on the boat” tapi tangannya menunjuk ke meja tak jauh dari sana, maka kami pindah tempat lagi, di meja itu kami bilang mau naik perahu sekali jalan, sambil ngasih 500 Bath, orang itu manggil temannya untuk mengajak kami ke perahu, tapi kok uangnya nggak ada kembalian, kami protes kok malah lebih mahal dari yang tiket seharian, akhirnya tuh uang kami ambil dan kembali ke tempat yang menjual tiket seharian 150 Bath, heran deh masih ada aja orang yang mau manfaatin turis kayak kami, akhirnya beli tiket untuk tourist boat sehari penuh seharga masing-masing 150 Bath, dikasih tiket+jadwal boat sampai jam 4 sore dan brosur tempat wisata di setiap pier.

Tak lama bersama turis-turis lainnya (kebanyakan bule) kami naik ke tourist boat, yang ternyata juga ada pemandu yang ngoceh menjelaskan tempat-tempat wisata setiap pier. Kami sebenarnya hanya mau ke tiga tempat, Grand Palace, Wat Pho dan Wat Arun, nanti kalau ada waktu baru ke tempat lain, ternyata oh ternyata benar kata si petugas yang di Saphan Taksin tadi, kalau mau naik boat yang sekali jalan bayarnya di atas boat, sial kami sudah kepalang beli yang 150 Bath, soalnya kami lihat ada satu lagi petugas yang menagih ongkos diatas boat, kalau sudah beli tiket seharian tinggal ditunjukkan, tapi nggak apa-apalah, namanya pengalaman, lagian kitakan jadi lebih tau kalau ada jadwal+brosur yang sudah dikasih tadi. Dari brosur juga tertera jadwal jam kapan saja boat akan datang, sehingga bisa diperkirakan kapan sudah harus pulang kalau nggak mau ketinggalan boat.














Perjalanan kira-kira memakan waktu setengah jam, kebanyakan penumpang sepertinya mau turun di pier no 9 tempat Grand Palace berada, si pemandu berulang kali mengatakan "Nothing special today in Grand Palace" untuk meyakinkan kami bahwa Grand Palace buka agar tidak masuk perangkap penipu-penipu yang berkeliaran yang mengatakan Grand Palace tutup dan mengarahkan kami ke tempat lain.Turun di Pier 9, kami mengikuti bule-bule di depan kami, karena perkiraannya mereka pasti mau ke sana juga, tapi karena jalannya melewati emperan yang lumayan rame, jadi kami nggak tau lagi yang mana rombongan bule satu boat tadi, akhirnya berdasarkan peta dan feeling (yang agak pe de+sok tau) kami mengikuti suatu jalan yang akhirnya Alhamdulillah ternyata benar adalah jalan menuju Grand Palace.












Uh keren deh pokoknya pertama kali lihat nih istana, udah baca artikelnya di wikipedia dan banyak sumber lain, tapi ternyata lebih bagus ketika dilihat sendiri, begitu masuk udah kelihatan peraturan-peraturan untuk tidak memakai sandal, celana pendek, baju tidak berlengan dan lain-lain lengkap dengan ilustrasi gambarnya, banyak turis yang emang bandel atau nggak tau tuh peraturan terpaksa nyewa baju, kain dan celana panjang disana. Kami masuk dan membeli tiket seharga 350 Bath per orang (Kalau warga Thailand gratis masuk sana), di pintu masuk akhirnya kami banyak bertemu saudara-saudara setanah air yang satu Bahasa, Bahasa Indonesia.... :) jadi nggak berasa sendirian lagi di sana.... Selama di Grand Palace sempat lupa diri, foto sana foto sini, tapi nggak peduli ama lingkungan, nggak ada yang kenal juga kok.









Setiap sudut rasanya mau di poto, ada satu tempat sembahyang mereka yang kalau mau masuk harus lepas alas kaki dan harus duduk selama di dalamnya dan tidak boleh mengambil gambar, karena nggak masuk akhirnya kami hanya lihat-lihat dari luar. Di sana juga penjagaan cukup ketat, ada satu ibu-ibu yang pake celana pendek sedangkan kain sewaannya cuma di tenteng disuruh pake sama penjaganya di toilet.


Sempet juga poto ala Mr. Bean sama dua penjaga berseragam disana yang tidak keberatan dengan permintaan kami, selesai poto tidak lupa kami mengucapkan Thank you, Khob Kun Khab sambil senyum-senyum. Pengennya agak lama disana, tapi berhubung hari sudah siang (panas banget), sedangkan kami masih mau ke Wat Pho dan Wat Arun serta nggak mau ketinggalan boat, akhirnya jam 2 lewat kami keluar dari sana. Sebenarnya aku mau Ke Khaosan sebentar dari sana (khan dekat), tapi kayaknya nggak sempat, jadi kami langsung menuju Wat Pho.


Keluar dari Grand Palace, bingung lagi nggak tau arah, berdasarkan peta, Grand Palace dan Wat Pho yang ada patung Reclinning Budhanya itu bersebelahan, tapi Kompleks Grand Palace aja luas sekali, sehingga nggak jelas sebelah mana Wat Pho berada, akhirnya My Sister memberanikan diri nanya kepada petugas disana, dengan petunjuk dari si petugas kami jalan kaki lagi untuk menuju Wat Pho, keliling di luar pagar Grand Palace lumayan jauh, beli minum di jalan mau minta di bungkus si gadis penjual nggak ngerti kita ngomong apa, akhirnya satu-satunya jalan tuh kantong plastik + sedotan aku tunjuk “with that”, baru dia ngerti. Saat jalan ke Wat Pho itulah kami ternyata nggak disangka ketemu juga “tokoh jahat” Thailand yaitu penipu yang sering diceritakan orang, tapi nih orang herannya pake seragam, dengan meyakinkan dia bilang Wat Pho lagi tutup (berhubung dia tau kami sudah dari Grand Palace, kalau kami menuju Grand Palace pasti dia bilang Grand Palace yang tutup), lagi ada sembahyang, buka lagi jam empat, kesini aja kesana aja naik tuk tuk, mana petanya, coret sana coret sini menjelaskan lokasi apa gitu sambil manggil tuk-tuk, kami sebenarnya percaya nggak percaya juga, tapi akhirnya kami bersikeras mau ke Wat Pho biar tutup tapi mau nunggu, soalnya udah pegel dan nggak mau ke tempat lain, tuh orang mukanya langsung berubah nggak senang trus ngoyor pergi karena nggak berhasil mencapai tujuannya. Dan ternyata Wat Pho buka pas kami sampe disana, dasar tukang tipu, kami ngomel-ngomel di depan gerbang Wat Pho sambil bersyukur tidak kena perangkap tuh orang, tapi ada sisi baiknya juga, tadi aku sempat nanya kepada si penipu itu di mana pier 8 sebelum mengatakan tetap mau ke Wat Pho walau tutup. Di Wat Pho tiket masuknya masing-masing 50 Bath, harus lepas alas kaki kalau mau masuk, Patung Budha tidurnya besar sekali, tapi agak susah kalau mau poto secara utuh karena banyak tiang-tiang penghalang, Cuma ada satu lokasi yang bisa ngambil potonya secara utuh, dan cukup rame, akhirnya gantian sama turis-turis lain buat ngambil poto dari sana.





Pulang dari Wat Pho kita menuju pier 8 sesuai petunjuk si penipu tadi, rencana mau ke Wat Arun nyebrang sungai, tapi pas lihat jam, kayaknya nggak sempat lagi, karena jadwal terakhir boat lewat tinggal 15 menit lagi. Akhirnya nggak jadi ke Wat Arun, kami hanya nunggu di Dermaga sambil mandangin Wat Arun dari sebrang yang juga kelihatan. Selama nunggu banyak ketemu biksu-biksu cilik yang lalu lalang diantara bule-bule sementara disamping tempat duduk kami ada ibu-ibu yang sudah cukup tua penjual minuman dengan aksen Thailand yang kental mengucapkan suatu kalimat berulang-ulang, setelah disimak dengan cermat :p, ternyata kalimatnya “some drink madam, water ten bath”, oke juga tuh ibu-ibu kayaknya udah hapal banget Bahasa Inggris angka-angka buat dagangannya.





Pulangnya kita mampir lagi ke MBK buat makan sebelum ke hotel lagi, habisnya alternatif lain di kampung arab lumayan mahal, dalam perjalanan pulang sempat beli oleh-oleh lagi di kios-kios yang banyak terdapat di sekitar hotel buat tambahan dan juga akibat lapar mata.

Sebelumnya part 1 dan part 2.... dan Lanjut ke part 4 dan part 5

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...