Lusanya kami ke Kuala Lumpur, mau lihat-lihat seperti apa sih ibukota Malaysia yang terkenal dengan Petronasnya (tiket pulangku juga dari KL), perjalanan menuju kesana memakan waktu kurang lebih 4 jam. Sepanjang dibis aku cuma tidur, pas sore masuk ke KL jauh-jauh tuh Petronas sudah kelihatan, entah KL yang kecil atau memang Petronasnya yang kelewatan tinggi, tapi rasanya disana, dimana-mana aku ngeliat tuh gedung deh kayaknya. Turun dari bis langsung naik taksi menuju ke hotel Brisdale, supir taksinya agak “preman” jalan pintasnya boleh juga, sampai masuk kepelataran kantor demi menghindari lampu merah dan supaya cepat. Sesampainya di Hotel Brisdale di daerah Chow Kit, aku dapat surprise, kami dapat kamar hotel dilantai 7 yang viewnya langsung ke Tower KL dan juga Petronas (tuh kan lihat petronas lagi). Jadi bukannya mandi malah aku sibuk foto sana foto sini dari kamar hotel. Pemandangan malamnya juga oke, Si Petronas lampunya keren, awas juga kalau nggak keren udah jauh-jauh aku datangnya dan mahal lagi. Tapi dari kamar jangan lihat pemandangan kebawah, soalnya bawahnya pasar, kurang lebih samalah kayak pasar 16. Sayup-sayup dari jendela yang bisa dibuka terdengar lagu yang kayaknya familiar banget, hahaha.... lagunya ungu,... emang sih lagu-lagu Indonesia banyak banget diputar disini, contohnya di bis tadi juga yang diputar lagu-lagunya Agnes... Pokoknya kalau soal musik, jelas pasti Indonesia pemenangnya dibanding Malaysia.





Habis mandi, sempat nonton TV sebentar sambil nungguin Vivi, teman my sister yang juga mau ikut jalan menyambut tahun baru malam ini. Ada dua opsi buat kami, kata Vivi kalau ke Petronas isinya foreign termasuk TKI, jadi malam itu kami ke Bukit Bintang, katanya kalau disana banyak ABG dan lebih seru.

Untuk ke bukit bintang kami naik monorel (tiketnya juga kukoleksi), sebentar sudah sampai dibukit bintang yang ternyata memang super ramai banget. Makan malam ditraktir Vivi, menunya steak yang lagi-lagi rasanya aneh bagiku, ah pokoknya bagiku semua makanan disana rasanya aneh. Sambil makan ditemani live music, lagunya Radja (tuh kan lagu indonesia lagi...), #kalau lagu Malaysia aku males ngedengerin. Selesai makan, sambil nungguin kembang api, kami jalan-jalan mengelilingi Bukit Bintang.

ABG disana minta ampun isengnya, mereka bawa semprotan kayak hair spray yang isinya macam-macam dan berwarna-warni (apa sih namanya) untuk disemprot ke orang-orang lewat. Aku malas mandi lagi, jadi sedapat mungkin aku menghindari semprotan-semprotan mereka. Tengah malam bukit bintang semakin meriah dengan munculnya kembang api. “Happy New Year”…… Setelah kembang apinya habis, pestanya bubar, kembali ke habitat masing-masing. Mau kembali ke hotel kembali rebutan untuk naik monorel, sesampai di hotel ganti baju dan aku langsung terlelap.





Tanggal 1 Januari 2008 direncanakan ke KLCC untuk melihat Petronas dari dekat. Sebenarnya pengen ke Genting juga, tapi tidak sempat. Kami kembali naik monorel ke KL sentral untuk ganti naik LRT, kereta yang nggak pake pak sopir, sama kayak MRTnya Singapura. Munculnya di stasiun KLCC di mall tepat diantara menara kembar Petronas, lihat sana lihat sini ngeliat semua yang ada disitu, tidak ketinggalan foto-fotonya, kalau melihat Petronas langsung ke atas rasanya pegel banget. Ya percaya deh kalau Petronas gedung tertinggi nomor dua didunia, eh bisa sih nomor satu sebenarnya, asal menara kembarnya ditumpuk,…. He he he... Pengen naik ke menaranya, tapi tiketnya sudah habis karena sudah terlalu siang. Ya deh, kalau kesini lagi nanti dibela-belain datang pagi supaya bisa dapat tiketnya.



Setelah puas shopping, beli cardigan Mango dan lain-lain, juga oleh-oleh dapat semua, kami kembali ke hotel. Aku sempat nyesel karena tadi lihat Vivi makan Yong Tau Fu. Tadi sih nggak pengen, setelah sorenya jadi pengen, tapi nggak tau mau nyarinya dimana. Malamnya aku merasa agak kurang sehat, gawat nih kalau besok aku nggak bisa naik pesawat gara-gara sakit, jadi aku makan obat yang emang kubawa dari rumah. Kalau emang nggak sembuh-sembuh, ya udah telpon ke rumah bilang sakit nggak bisa pulang dan terpaksa liburnya diperpanjang seminggu lagi... hehehe... #kena semprot bos...

Sambil nungguin my sister mandi aku nonton TV, film Sixty Six ceritanya unik tentang anak yang mau “barmiztvah” (semacam kayak sunatan kali ya...) tapi orang-orang pada sibuk menyambut Piala Dunia di Inggris, jadi dia sedih acaranya sepi, tapi belum selesai nonton, my sister sudah ngajak cari makan karena sudah laper berat, ya akhirnya aku nggak selesai nonton tuh filmnya....#pulang ke Palembang langsung cari filmnya.

Aku pulang…. dari rantau…. He he….. Hari ini aku balik Ke Palembang. Sempat bingung waktu mau masukin bagasi di Bandara saat sang petugas bilang “ditolak” saat koperku nyangkut. Aku langsung tersinggung, sialan nih orang, ngapain koperku ditolak, tapi akhirnya dengan otak cerdasku aku ngerti, maksud dia, tuh koper harus “kudorong” biar masuk. Heran nih orang-orang Malaysia, perasaan omongannya nggak ada yang jelas, mana bahasanya kacau semua.... : p

Akhirnya aku balik ke Indonesia tanpa masalah, emang sepertinya pulang kampung sendirilah orang-orang imigrasi nggak akan sewot, aku diterima dengan baik di negaraku sendiri. Akhir tulisan ini, pokoknya…. aku akan datang lain kali ke sana lagi, karena aku masih penasaran. Belum makan Yong Tau Fu, belum ke Genting dan belum ke Sentosa. Tunggu cerita selanjutnya.... (kapan-kapan)...

Sebelumnya part 1 dan part 2...

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...