Hari ini adalah waktunya menggelandang.... waktu check out jam 11 pagi, tapi pesawat baru boarding jam 6 sore. Jadi ke mana sisa waktunya. Sepertinya bakal ke Masjid. Sampai di Kuala Lumpur sekitar jam 9 malam atau lebih, belum urusan imigrasi dan ambil bagasi, entah jam berapa selesainya, jadi kami memutuskan menginap di Bandara, karena pesawat ke Palembang jam 7 pagi, jam 4 subuh sudah harus check in dan masuk imigrasi lagi. Kami sudah mengamati sebelumnya pada saat datang waktu itu, kami akan tidur di Mushola lantai 2 dekat keberangkatan.

Jam 10 lewat kami check out, pamit sama Mrs. Roweina dan mengucapkan terima kasih atas bantuannya, kami akan kembali lagi ke sana jika suatu saat ke Hong Kong lagi. Rencananya mau beli makan siang bungkus saja, sholat di Masjid baru ke bandara. Perjalanan ke Masjid kami melewati MTR Tsim Sha Tsui exit A1 dimana banyak mbak mbak dari Indonesia yang masih menikmati libur tanggal merah 1 Januari dengan berjualan makanan di samping Masjid. Aku membeli nasi ayam dengan lalapan murah sekali (dibanding harga di Hong Kong), seharga 20 HKD ditambah ketan hitam. Makannya pake tangan tapi dikasih sarung tangan plastik. Ternyata di Masjid sangat ramai, karena ada pengajian, banyak juga mbak-mbak yang makan siang di sana, maka bergabunglah kami di sana bersama mereka, tapi makannya di luar.

Perlengkapan mau makan


Saking ramenya Masjid, di dalam dan lantai 2, aku nggak kebagian tempat sholat, jadi nyempil sama mbak-mbak lain di dekat tangga. Sudah nggak sempat lagi kalau mau cerita-cerita di sana, karena kami sudah harus cusss ke bandara. Aku orangnya agak malas berkenalan dengan orang di jalan, hanya seperlunya saja, beda sama MS yang super ramah yang ketemu orang, orang bisa langsung curhat. Ini saja saat mau pulang MS masih asyik cerita sampai foto bersama dengan salah satu mbak di sana. Aku juga foto-foto, tapi sendirian... haha..

Depan Masjid Kowloon


Kalau di Macau kami selalu naik bis, maka di Hong Kong ini kami punya rekor, yaitu tidak pernah naik mobil, ke mana-mana naik MTR. Jam 1 lewat kami menyeret koper yang berat dari pintu A1 dengan tujuan central. Dari central pindah ke stasiun Hong Kong kali ini beda seperti kemarin, ganti jalur hijau menuju airport.

Di sana sebenarnya ada fasilitas check in in town, tapiiii antriannya super panjang dan tidak kulihat counter Air Asia. Daripada capek-capek dan tidak bisa, kami memutuskan langsung membawa koper saja, pasti di kereta ada tempat khusus, kan kereta spesial ke bandara. Scan kartu octopus untuk naik kereta, saldoku berkurang sekitar 100 an dollar, (lupa saldo sebelumnya). Sisanya jadi 70 an dollar dengan deposit 50 HKD yang nanti akan ditukar di bandara. Begitu melihat keretanya baru tau kenapa mahal. Keretanya lebih bagus dengan tempat duduk 4 seperti gaya gerbong first class MTR waktu kami ke Shen Zhen. Ada juga tempat khusus untuk meletakkan koper.

Waktunya berangkat, kereta ngebut dan hanya berhenti 2 kali sebelum tiba di airport. Pas sampai, begitu pintu kereta terbuka sudah berjejer troli yang bisa dipakai dan counter tempat untuk menukar kartu octopus.

Di Airport Express


Stasiun MTR di Bandara Hong Kong International Airport


Bandaranya...


Setelah menukar kartu octopus kami masuk ke bandara. Belum bisa check in karena kami kecepatan datangnya. Jadi nimbang koper dulu dan menyusun barang yang masih bisa masuk jatah ke koper. Kemudian jalan-jalan di sekitar bandara. Di sana juga ada toko merchandise asli Disneyland yang harganya sama.... tapiii... sudah bokek berat... nggak mampu lagi princess mau beli-beli lagi barang di sana... hahaha....

Tak lama counter Air Asia buka, maka check in lah kami untuk mengurangi bawaan koper yang berat. Masalahnya setelah itu di mana gate 215. Bandara Hong Kong itu luas dan besar sekali.... Sepertinya lebih besar dibanding Soekarno Hatta dan Suvarnabhumi Airport. Memang selain boarding pass, kami juga mendapat petanya, tapi petanya lurus-lurus saja dengan estimasi waktu jalan kaki, sementara aslinya jalannya kan belok belok dan naik turun lantai. Kami ada di terminal 1 dan harus menuju ke terminal 2 (terbalik nggak ya,... lupa saat nulis ini). Ada sih petunjuknya tapi masih bingung juga, maka jurus terakhir tentu saja adalah nanya... belok sana belok sini naik lift.... turun lagi.... pusing.... mau masuk Imigrasi terbagi dua ada yang south satu lagi north, entah apa bedanya.... kami masuk yang south. Alhamdulillah di Imigrasi nggak ada masalah, baru keluar ada lagi cewek yang mau survey dan langsung kutolak dengan manis sambil mengucapkan terima kasih.... *capek jadi korban nara sumber hahaha...*.

Di Bandara makan lagi saudara-saudara... seolah-olah sudah sebulan tidak makan... cuma cemilan sih sebenarnya, di Popeyes yang halal dekat pintu keluar Imigrasi. Selesai nyemil cantik lanjut nyari gate 215 lagi. Belok-belok dan naik turun lagi akhirnya kami ketemu tempat seperti stasiun MTR.... Whatttt mau ke gate nya naik kereta lagi... Si petugas ngasih tau jumlahnya dua stasiun untuk ke gate 215 untuk orang norak yang nanya ke dia yaitu aku... Besar banget nih HKIA... sampe-sampe mau ke gatenya saja naik kereta. Sepertinya aku memang harus explore Eropa supaya kenorakanku berkurang dan mata terbuka lebar *nabung sisa dollar*.

Menu di Popeyes


Menuju gate 215


Hore ketemu...


Menunggu pesawat...


Saat nunggu mau boarding aku sebenarnya sudah sangat lelah, tapi MS asyik bercerita sama satu mbak dari Indonesia yang bercerita pengalamannya di sana dan bisa Bahasa Mandarin dengan lancar. Dia juga mau pulang ke Jakarta via Kuala Lumpur. Jam 6 pesawat berangkat, bye bye Hong Kong, aku nanti kapan-kapan balik lagi....

Makan lagi di pesawat...


Pesawatnya terbang dengan pemandangan di jendela samping kirinya adalah Bulan Purnama, cantik sekali.... 3 Jam lebih baru sampai di Kuala Lumpur. Saat mau mendarat dari jendela pesawat terlihat jelas Petronas dengan lampu-lampunya yang terang... Padahal dalam rencana perjalananku kali ini Kuala Lumpur hanyalah benar-benar tempat transit, tapi ternyata aku memang ditakdirkan harus melihat Petronas tiap kali ke sini... he he... Setelah mendarat, keajaiban terjadi... aku masuk imigrasi Malaysia tanpa antri... oh begini toh kalau sampainya larut malam... saingannya dikit... Ambil koper dan menuju Mushola di keberangkatan untuk istirahat dan sholat.

Baru kali ini aku tidur di Bandara, dan aku susah tidur... dari jam 1 aku tidur cuma dua jam dan terbangun jam 3 nggak bisa tidur lagi. Ya sudah jadinya siap-siap mau check in, ganti baju (nggak pake mandi) cuma cuci muka, gosok gigi dan pake parfum banyak-banyak, kemudian dandan dikit. Pesawat MS ke Pekanbaru jaraknya 3 jam dari pesawatku  ke Palembang jadi dia masih santai. Jam 4 kami keluar dan aku check in kemudian sarapan kemalaman eh kepagian di Bumbu Desa.

Makan di tempat favoritku di Bandara KLIA 2


Selesai makan, aku berpamitan sama MS, soalnya aku harus masuk duluan dia masih nunggu waktu check in yang masih lama, Gate ku ada di Q12 dan itu jauh jalan kakinya. Masuk imigrasi aku sudah sendirian, kemudian jalan ke sana, jauhhhh... harus melewati skybridge ke sana dan ternyata saudara-saudara... setiba di sana gate ku diganti bukan di Q12 tapi L22.... dimana itu... di sana tadi yang belokan dekat imigrasi, dekat gate ku ke Macau beberapa hari lalu dan melewati skybridge lagi... aku jalan balik lagi melewati skybridge seperti setrikaan*jalan sambil ngos ngosan*...

Sampai di L22 ketemu lagi sama ibu bapak saudara-saudara setanah air yang baru pulang umroh. Sholat Subuh juga ramai sekali di surau di depan gate L5. Selesai urusan tinggal menunggu waktu boarding. Pesawat baru terbang jam 7 lewat saat Matahari sudah muncul sampai di Palembang jam 8 pagi lewat sedikit. Kabar gembiranya untukku kalau pas pergi dari Palembang aku tidak melihat pembangunan rel LRT... pulang ini kelihatan jelas semuanya... Hahaha... Sampai Jembatan Ampera dan Musi VI pun kelihatan...

Palembang aku datang...


Di Imigrasi Palembang aku ditanya-tanya mau ngapain di sini, aduh pertanyaan aneh, Pasporku hijau... lah aku orang sini, kerja, hidup dan tinggal di sini... Kok ditanya gitu.  Yo wes lah mereka hanya menjalankan tugas. Selesai urusan ambil bagasi dan imigrasi aku pulang ke rumah dengan sekoper pakaian kotor dan badan luar biasa capek.

Kesimpulannya dari perjalananku ini adalah bahwa Macau lebih unik dengan peninggalan Portugisnya, sementara Hong Kong adalah negara modern dengan orang-orangnya yang berjalan sangat cepat seperti Singapura tapi lebih luas, besar dan agak crowded di beberapa tempat... he he... untuk biaya aku menghabiskan 5 juta untuk tiket, 2 juta lebih untuk penginapan dan 7 juta untuk uang selama di sana...

Kembali part 7

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...