Akhirnya.... fuihh... *lap keringat* setelah bertahun-tahun memendam keinginan pengen ke Negara baru selain Malaysia, Singapura dan Thailand, aku berhasil juga mengunjungi Macau dan Hong Kong dari tanggal 25 Desember 2017 sampai dengan 2 Januari 2018.... walaupun setelahnya jadi bokek, capek, letih, lelah *urut-urut kaki*... tapi lega rasanya seperti punya jerawat yang akhirnya pecah... hahaha...

Aku sudah menulis cita-cita pengen mengunjungi tempat-tempat tertentu di Dunia, dari part 1, part 2 sampai part 3 yang tak berkesudahan karena sepertinya menghayalnya akan jalan terus.... Demi obsesi tersebut, satu demi satu diusahakan kesampaian... semogaaaaa (a nya banyak) berhasil didatangi semua... Perjalanan obsesiku ini juga sudah kutulis perinciannya di tulisan sebelumnya. Trus kenapa minus Shenzhen.... nanti deh cerita lengkapnya. Kalau diingat-ingat lagi kejadiannya sekarang, jadi pengen nendang dinding.... trus nangis di pojokan...

Perjalananku kali ini lagi-lagi bareng my sister sebut saja MS yang baik hati menemaniku jalan-jalan di Negeri orang. Berhubung beliau dari Pekanbaru dan aku di Palembang, kami sepakat ketemu di Kuala Lumpur. Karena pesawat dari Pekanbaru ke Kuala Lumpur dengan pesawat selanjutnya ke Macau hanya berjarak 2,5 jam, aku khawatir tidak keburu. Belum check in nya, belum keluar masuk imigrasinya... maka kami sepakat akan lanjut ke Macau besoknya pagi-pagi sekali. Sebulan sebelum keberangkatan aku dapat telpon dengan kode +60 tapi tidak kuangkat karena males ngangkat telpon yang nggak kenal akibat keseringan dapat telpon dari penawaran program-program kartu kredit. tapi si penelpon kekeuh nelpon terus sampai besoknya. Akhirnya aku sadar jangan-jangan Air Asia, karena baru-baru ini aku dapat email yang mengatakan pesawat Palembang-Kuala Lumpur PP dipercepat sejam. Setelah telpon diangkat, benar saja, ternyata dari Air Asia yang mengatakan hal sama seperti di email. Okeh... jadi tambah lama saja saia di KLIA 2 nungguin MS menjadi selama 2 jam lebih.... Cukup untuk explore toko-toko di sana ngabisin duit Ringgit...

Persiapan sebelum berangkat, menukar uang Ringgit sedikit, kemudian Hong Kong Dollar dan Yuan. Pataca Macau tidak ada di Palembang, jadi nukar ke US Dollar dulu.. Nanti sampai di sana baru ditukar lagi. Saat itu aku mendapatkan kurs 3.455 untuk Ringgit, 2.080 untuk Yuan, 1.780 untuk Hong Kong Dollar dan 13.688 untuk US Dollar.

Perjalanan dimulai... bawaan diminimalisir menjadi satu tas tangan dan satu koper yang beratnya tidak melebihi 20 kg. Satu tas cadangan sudah disiapkan nanti untuk bawaan tambahan yang targetnya tidak melebihi 7 kg. Di Bandara sudah dibuat cemas karena pas sampe sudah ada pengumuman mengenai kedatangan Air Asia dari Kuala Lumpur... aku lari-lari mau check in dan memasukkan bagasi, setelah sampai di depan counter check in makin cemas karena ternyata antriannya panjang... dari antrian keliatan sepertinya aku bakal sepesawat dengan rombongan para jemaah Umroh. Ini nih... seharusnya aku juga umroh, bukannya ke Hong Kong dan Macau... Oke... next trip aku akan umroh... berhenti dulu jalan-jalannya... tapi semoga umrohnya nanti tidak sendirian lagi.... *berdoa komat kamit*

Saat sudah masuk pesawat, aku duduk di dekat jendela. Memang sengaja soalnya aku pengen lihat rel LRT dari atas... terakhir kali aku naik pesawat adalah 2 tahun lalu saat perjalanan ke Phuket, dan aku belum sekalipun melihat perkembangan pembangunan LRT dari mulai dikerjakan sampai sekarang. Jadi selama 2 tahun ini, aku hanya duduk manis saja di rumah.... memalukan... haha... Tengah sibuk memikirkan angan-angan sederhanaku itu, seorang Bapak A nanya dengan nada ramah kepada Bapak B yang duduk di barisan kursiku di sisi lorong pesawat. Apakah si Bapak B keberatan tukaran duduk dengan salah satu keluarga dia di belakang, karena dia ternyata duduk diantara aku dan si Bapak B. Tapi Bapak B bilang kalau di barisan satu lagi di sampingnya adalah keluarganya. Tidak berhasil dengan Bapak B, Bapak A sekarang sasarannya aku.... "Mbak sendirian ya, mau ngga tukaran duduk dengan..." belum selesai dia ngomong langsung kupotong dengan judes, "Maaf, saya mau duduk di sini! makasih..." Enak aja... aku sudah bayar kursi buat duduk dekat jendela, seenaknya aja minta tukar... Akhirnya si Bapak A tidak punya pilihan, dia duduk terpisah sama keluarganya dan duduk di antara aku dan si Bapak B. Mungkin karena karma kejudesannku.... saat pesawatnya sudah terbang, rutenya ternyata tidak melewati rel LRT... hahaha...

Sampai di Kuala Lumpur seperti biasa kalau Bulan Desember, semua orang mau liburan, termasuk yang lagi nulis ini. Antrian imigrasinya panjannggg... Karena aku punya waktu yang lama di sana, aku berusaha menikmatinya, masalahnya.... aku agak khawatir bagasiku, karena biasanya conveyor belt nya gabung dengan penerbangan lain saking ramenya. Selesai urusan di imigrasi aku tidak tahu di mana bagasiku... screen board penunjuk bagasi pesawatku tadi sudah tidak menunjukkannya karena sudah tergeser dengan pesawat-pesawat lain yang baru datang. Untung masih ada beberapa jemaah umroh yang sepesawat denganku ngasih tau dimana ngambil bagasinya. Posisinya ternyata yang paling ujung, yang ngambil bagasi tinggal sedikit, memang tidak digabung dengan bagasi dari pesawat lain, tapi aku tidak menemukan bagasiku.... Conveyor belt itu sudah berputar lebih dari 3 kali, dan koper yang kulihat yang itu-itu juga, tapi punyaku tidak ada. Males banget ngurus yang kayak gini, kalau memang bagasiku hilang. Aku jalan sedikit menyusuri conveyor belt dan taraaa.... koperku berdiri dengan cantik di lantai menungguku... Rasanya mau mengucapkan 'terima kasih' sebesar-besarnya kepada yang sudah rajin ngambil koperku dan iseng tidak mengembalikan lagi ke tempatnya....

Jadi ngapain saja aku selama 2 jam lebih.  Kuputuskan tidak keluar dari area setelah pengambilan bagasi,  sehingga aku tetap bisa bolak balik mengamati orang yang keluar dari imigrasi karena sim card ku tidak kuaktifkan roamingnya dan aku malas mau beli kartu lokal di KL.  Wifinya ada tapi tidak bisa konek dan aku jadi anak hilang selama nungguin MS karena nggak bisa ngabarin siapapun aku di mana.

Kira kira tiga jam kemudian setelah aku sempat kenalan dengan satu keluarga dari Brunei,  juga setelah aku capek ngitungin orang-orang lewat yang ngambil bagasi akhirnya aku ketemu MS yang ternyata tetap masih lebih gendut dibanding aku...  Horee....  *penting*

Trusss... Kemana agenda kami selanjutnya... Sepertinya keliling KLIA 2 mau cari jaket karena kabarnya Hong Kong dingin dan juga cari makan,  karena homestay kami malam itu jauh dari keramaian.

Siap menuju Hong Kong..


Wajah sumringah setelah kelaparan...


Proteinnya satu,  karbohidratnya dua...


Sesi foto-foto pasti ada... Dan ternyata MS kalau ngambil foto super parah...   Banyak blur dan banyak objek yang tidak penting ikut kefoto... Misalnya lantai...  Langit-langit... Sementara objek nya sendiri tidak fokus... Kesenangan liburan terancam mengecewakan kalau dokumentasi kacau balau...  So jadilah aku seperti DP...  Ngasih pelatihan singkat bagaimana versi foto yang oke menurut aku...

Foto setelah pelatihan singkat... lumayan


Jam 5 sore kami dijemput sama kontak dari homestay@klia. Sengaja milih penginapan yang dekat dengan bandara karena besok subuh kami sudah harus berangkat ke Macau. Sebenarnya aku punya ide nginap di bandara seperti pulangnya nanti...  Tapi MS males... Kalau pulang nanti tanggal 2 Januari kan emang jarak waktunya sangat dekat, karena dari Hong Kong pesawatnya datang malam dan subuh sudah lanjut lagi, tapi kalau sekarang kami masih punya banyak waktu karena pesawat kami datangnya siang.

Okelah...  Ini jadi pengalaman baru lagi... Nginap di penginapan transit.  Tempatnya dekat sekali dari bandara...  sangat bersih... Bentuknya seperti rumah, setiap rumah punya beberapa kamar. Rumah yang kami tempati memiliki dua kamar dengan interior yang keren dan dilengkapi area bermain anak-anak.

Salah satu sudut rumah


Karena pusat kota dan tempat-tempat lain sangat jauh,  kami disarankan cari makan di bandara, tapi di dapur sudah tersedia makanan kecil seperti roti dan minuman sachet kopi teh yang boleh digunakan.

Untuk ukuran homestay sangat memuaskan,  tapi tentu saja aku tidak bisa ke sana kalau bukan karena alasan transit. Walaupun kamarnya sangat menyenangkan, tapi ternyata aku tidak bisa tidurrr... Cape tapi nggak bisa tidur itu sangat mengesalkan... karena terlalu senang atau terlalu khawatir akan perjalanan besok. Rencananya bangun jam 2, tapi perasaan jam 1 lewat pun aku masih sadar...

Lanjut part 2

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...