Shopping time!!!!!.... tanggal 31 Desember 2015, saatnya menghabiskan tahun dan menghabiskan duit. Karena bagasi pulang sudah beli bisa sampai 20 kg masing-masing, maka kami tidak khawatir lagi soal bawaan. Sarapan, kami ke rumah makan arab di sebelah T Hotel. Tapi sayang ternyata roti canai karinya tidak seenak dulu. Selanjutnya ngeluyur dulu ke Pasar Seni, dan heran deh aku masih saja tersesat mau menuju ke sana. Dua tahun lalu sempat salah turun stasiun, dan sekarang kejadian lagi. Aku benar-benar harus mengingat bahwa kalau mau ke Pasar Seni benar-benar turun di stasiun Pasar Seni yang sudah tertulis dengan jelas,.... bukan Masjik Jamek apalagi KLCC.

DP benar-benar gila di sini, sedang aku masih bisa menahan diri karena lagi-lagi aku kan sudah sering ke sini.... Orang-orang sudah pada bosan kukasih gantungan kunci Petronas..... *borong tas gajah*... Beli coklat, si penjual keturunan arab SKSD sama kami.... Mungkin banyak orang Indonesia yang beli sama dia, sehingga dia sudah punya kosakata baru seperti "Ya keles..." dan "Bingit..." yang diucapkannya menjadi "Binggit..." Okelah karena usaha dia yang boleh juga, akhirnya kami beli banyak, dikasih bonus coklat lagi dan dikasih diskon....

Hobi banget foto di depan stasiun LRT Dang Wangi


Habis dari Pasar Seni ke KL sentral untuk menuntaskan list "Must to do" ku yang tinggal satu, yaitu Yong Tau Fu. Eh kayaknya bukan "Must to do" deh tapi ganti jadi "Must to eat" karena dari kemarin sasarannya makan melulu... Sialnya tempat lama yang kuingat lagi renovasi, hu hu.... jadi kemana Yong Tau Fu ku itu, masak kami harus keliling mall di KL demi Yong Tu Fu, karena aku bertekad nggak mau pulang sebelum ketemu. Coba deh prinsip ini kuterapkan untuk cari cowok, mungkin aku sudah ketemu pangeran berkuda putih ku sekarang... *benerin jilbab*

Setelah kami bertanya dengan bagian informasi, kami mendapatkan titik terang misi yang berat ini. Yong Tau Fu ada di mallnya di lantai 3 (kalau tidak salah), maka jalanlah kami dan tara..... kami ketemu cowok eh Yong Tau Fu di sana...

Yong Tau Fu KL Sentral


Tapi satu yang kulupa dari Yong Tau Fu ini, dulu aku belum alergi seafood, jadi bisa gila-gilaan makannya. Sekarang, semenjak penyakit sial itu menjangkitiku aku cuma bisa makannya terbatas, karena aku juga tidak suka sayur... *selamat tinggal udang dkk*

Yong Tau Fu ku yang sepi... tapi masih enak


Sebelum ngemall, kami kembali ke hotel dulu buat taruh barang sebelum lanjut lagi. Kali ini muter nyari Vincci de el el di Bukit Bintang. DP nyari tas buat nyokapnya, jaket buat adeknya dan baju buat bokapnya. Aku... nyantai... orang-orang rumahku nggak boleh protes kubawain apapun karena sudah sering kubawain. Jadi aku lebih seru nyari barang untuk diriku sendiri di sana.... hehe...

Di Pavilion


Pulang ke hotel si DP pake acara mau nukar warna baju lagi, tapi aku sudah nyerah, nggak mau nemanin... dia jadi sendirian balik lagi dan aku tunggu di hotel. Lumayan nunggu sambil nonton Cinemax mengistirahatkan kaki yang nggak ada cadangannya ini. Makan malam kami keluar lagi dan makan di Plaza Low Yat. Suasana tahun baru seperti biasa meriah, tapi kami tidak berniat menunggu sampai jam 12, karena dari hotel, kembang api pasti kelihatan, kami juga takut nanti suasana tidak kondusif banyak orang teler dan alasan sebenarnya adalah besok pesawat kami berangkat pagi-pagi. Jam setengah 6 kami sudah pesan taksi dan sudah harus ke bandara, itu artinya jam setengah 5 subuh jika waktu Indonesia.

Nasi goreng menu makan malam terakhir di tahun 2015


Pulang ke hotel, ketiduran dan terbangun saat tengah malam. Happy New Year... bunyi terompet dan kembang api heboh dari luar jendela... kami cuma melihat dari kamar, kembang apinya ketutup gedung, jadi cuma bisa ngeliat dari kaca jendela gedung seberang.

Tahun baru dari jendela hotel


Bangun subuh-subuh, setelah check out dari hotel, kami berangkat. Suasana jalan masih tersisa keramaian dari semalam. Kali ini bye bye Malaysia, sampai jumpa lain kali, soalnya kan kalau mau kemana-mana pake Air Asia transit dulu di sini. Di bandara sarapan di Bumbu Desa lagi... haha... kali ini bubur ayam.... mungkin lain kali baru nyobain makanan lain selama di KLIA2.

Bubur ayam Bumbu Desa


Pulang ke Palembang kami dapat gate P3 (untung bukan P19), itu artinya gate yang jauh yang harus nyebrang sky bridge dulu. Sudah nukar uang sisa Ringgit ke Rupiah, waktu masih 30 menit lagi saat kami masuk antrian imigrasi. Kasihan orang-orang yang mau cepat ngejar pesawat mereka saat diimigrasi yang panjang itu, mereka kena marah saat minta prioritas.

Keluar imigrasi, jalan kaki menuju gate P3, kami sambil setengah berlari karena waktunya sudah semakin mepet. Akhirnya setelah sampai kami duduk sebentar sebelum akhirnya masuk ke pesawat. Surprise.... salah satu pramugarinya adalah pramugari saat kami pulang dari Phuket dua hari yang lalu. DP yang ingat karena kami beli nasi lemak sama dia....

Rincian biaya selama perjalanan ini kira-kira sebagai berikut: (diluar tiket Madame Tussauds dan Trick Eye Museum serta belanja besar yang pake kartu kredit)
Singapura : 114 SGD
Malaysia : 613 MYR
Thailand : 5400 THB
atau kira-kira 5,5 juta Rupiah

Oke... perjalanan kali ini selesai.... dan cerita ini juga selesai.... Semoga tulisanku berikutnya tidak tentang Malaysia lagi, Singapura lagi atau Thailand lagi...

Terima kasih. *gaya nulis email, nggak pake best regards*

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...