Tanggal 28 Desember 2015, sampai jam 9 pagi kami masih hibernasi dibalik selimut. Rugi banget memang ngabisin waktu buat tidur jauh-jauh ke Phuket, tapi pertimbangan ini kami ambil demi kelangsungan kisah perjalanan kali ini. Setelah merasa hari sudah siang, sudah bosan tidur dan merasa sudah sehat, kami bangun. Target hari ini adalah jalan ke Jungceylon, keliling-keliling Patong dan beli paket tur untuk besok. Diputuskan kami lebih memilih ngeliat batu James Bond daripada pantainya Leonardo Dicaprio.

Namanya Uma, kalau jadi orang marketing cocok banget. Dia nggak seperti penjual yang maksa-maksa, tapi lebih seperti teman baik yang membantu kami memilihkan paket tur yang bagus. Ketika kami datang lagi, dia sudah senyum-senyum, dan bertanya bagaimana keputusan kami. Jiwa jualannya baru keluar setelah kami menawar dengan sadis dan dia berkata, "No.... Can't..." dengan dialeg Thailandnya tapi sambil pura-pura seperti anak kecil.... Akhirnya setelah kira-kira dua jam kemudian kami sepakat untuk ikut paket tur James Bond Island besok, dengan harga 1300 THB. Kayaknya masih mahal deh, tapi nggak apa-apalah, inikan tahun baru, semua pada mahal.... nanya ke tempat lain nggak ada yang lebih murah. Selesai transaksi, kami minta nomor Uma jika ada apa-apa saat tur besok. Setelah jadi friend dengan DP di Line, mereka malah jadi sering ngobrol kemudian.....

Selesai urusan beli paket tur, kami makan lagi di restoran halal dekat hotel milik "temen kuliahku". Orangnya ramah dan kami langsung betah di sana. Luar biasa deh, orang-orang yang buka bisnis di bidang pariwisata kayak gini, semuanya pada ramah dan menyenangkan. Habis makan, kami dikasih nota pembayaran dengan tulisan tangan keriting yang disimpan DP sebagai kenang-kenangan. Kemudian kami menyeberang jalan ngeliat Patong Beach, komentarku.... persis Kuta, nggak ada satu spot pun bagi kami untuk ngambil foto tanpa ada bikini yang ikut-ikutan kefoto. Kami benar-benar saltum berpakaian lengkap dengan dikelilingi para bule yang berjemur.... Sayang nggak ada bikini syariah, jadi kami nggak bisa ikutan berjemur di sana.... hehe...

Patong Beach...


Lagi kami asyik berfoto ria, seorang bule kasihan ngeliat kami nggak bisa berfoto bersama. Jadi dia baik hati ngambil foto kami berdua, beberapa kali malah. Kami sangat berterima kasih dan menawarkan foto selfie bersama dia.... Karena nggak enak mungkin ngeliat pakaian kami sementara dia pake bikini, dia jadi pake kain dulu sebelum berfoto dengan kami. Dia dari Rusia, dan ketika kami mengatakan dari Indonesia, kami harus menambahkan embel-embel Bali supaya dia tau.

"We are from Indonesia, do you know Bali?"....
"Yes sure..."
"Okey... Bali is Indonesia..."

hahaha.... urusan beres, dia pasti ngerti dan tau Indonesia. Sebenarnya pengen sih nyebut Palembang untuk menjelaskan Indonesia... kira-kira gini pertanyaannya seandainya kalau diubah.

"We are from Indonesia, do you know Palembang?"....
"Sorry i don't know where is it..."
"Okey fine,...." *tertunduk lesu*...."Palembang near Bali...." *berkata lirih* hehehe....

Foto sama bule baik...


Rela minggir demi tulisan Patong Beach...


Kabel listriknya semrawut...


Foto kaki (lecet) yang agak penting, eksis di Patong...


Puas ngelayap di Patong, kami melanjutkan perjalanan menyusuri Bangla Road menuju Jungceylon. Niatnya mau cari mango with sticky rice dan cari oleh-oleh. Kalau nggak dapat mangga yang dimakan sama ketan ini, aku nggak mau pulang, karena ini masuk dalam salah satu list "must to do..."

Hore ketemu....


Kalau untuk oleh-oleh makanan, kami susah nyarinya, karena semua pada nggak halal. Untung ada keripik "Greenday" keripik buah-buahan produksi Thailand yang halal, dengan berbagai macam rasa. Pisang, Strawberry, Anggur, Nangka dan lain-lain.... semua dikemas utuh seperti bentuk aslinya..... Lho kok jadi gaya ngiklan... hahaha.... Gara-gara keripik "Greenday" juga, bawaan tas jadi penuh tapi enteng... Di Bangla Road juga ketemu pop mi halal yang wadahnya mangkuk, lengkap dengan tutupnya. Karena bagus jadi tertarik dan pengen bawa pulang ke Palembang. *nambahin bagasi lagi....*

Setelah puas belanja, kami balik lagi ke hotel, tapi malamnya keluar lagi dan kembali ke Bangla Road. Bangla Road ini kalau malam penuh sama manusia, kendaraan bermotor nggak boleh lewat, semua kios, toko, cafe dan rumah makan, karyawannya pada turun ke jalan untuk menarik konsumennya, sampai Mc D juga nggak ketinggalan. Kali ini kami memilih makan malam beli kebab, cape deh... di Palembang juga ada. Gara-garanya sih tertarik ngeliat dagingnya ditusuk dan ditumpuk besar yang kayak foto di bawah, nah di Palembang nggak ada yang kayak itu...

Kebab di Bangla Road


Satu lagi yang masuk list "must to do" di Thailand, yaitu makan pancake. Ibu penjual pancake menjelaskan bahwa dia bukan muslim, tapi bahan-bahan pancakenya bebas pork, maka kami pesan Banana Vanilla dan Mango Caramel. Selama pesanan kami dibuat, Ibunya nggak keberatan difoto, juga dibuat video. Ini nih akibat kebanyakan nonton TV program jalan-jalan, jadi kelihat pancake di Phuket dan harus diwujudkan... Pancakenya kami bungkus bawa pulang ke hotel. Karena emang udah kenyang jadi sisanya masuk kulkas, untuk dimakan lagi buat besok....

Yang sebelah kiri harganya 50 THB, yang sebelah kanan 100 THB, yang tengah tidak dijual...


Tara... ini pancakenya...


Lanjut Part 6

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...