Sebenarnya aku punya list must to do setiap kali mengunjungi suatu negara baru, beberapa diantaranya sebenarnya sepele, tapi entah kenapa selalu kutargetkan. Ini sudah menjadi semacam standar untukku. Yah semua orang kan boleh punya kebiasaan aneh, mungkin ini adalah kebiasaan anehku. List must to do ku itu yaitu:

1. Beli lonceng dinner
2. Koleksi koin-koin dan uang kertas yang nilainya kecil dibawah Rp 100.000,-
3. Harus lewat bandaranya
4. Menginap, tidak boleh cuma numpang lewat
5. Fotoin bendera negaranya yang dilihat di jalan
6. Fotoin tiang jalan
7. Mengunjungi mall
8. Jalan-jalan di malam hari

Tuh kan banyak hal-hal sepele yang jadi target, seperti motoin bendera dan tiang jalan. Tapi yah mau bagaimana lagi, karena aku punya penyakit OCD, bagiku yang penting... bisa jadi tidak penting dan sebaliknya, yang tidak penting... bisa jadi penting. OCD ku itu misalnya kalau habis menutup dan mengunci pintu mobil, aku sering balik lagi karena mau ngecek. Contoh lain lagi, aku sering lupa saat mandi, sudah sikat gigi atau cuci muka belum, akibatnya aku jadi dua kali sikat gigi atau cuci muka. Gara-gara OCD juga aku jadi kadang repot dan harus tahan malu. Oke, balik lagi ke topik awal, list di atas juga tidak boleh bertambah, karena kalau bertambah, aku makin repot mau ulang dari awal. Misalnya ada target baru, koleksi tumbler starbucks, masa aku harus mengunjungi lagi negara-negara yang sudah kukunjungi demi obsesi itu.

So.. sekarang mari kita bahas "penyakitku" ini.

Untuk lonceng dinner, syukurlah total koleksiku sampai saat ini lengkap, untuk negara yang sudah pernah kukunjungi. Ada 7 negara, dari Malaysia, Singapura, Thailand, Macau, Hong Kong, Jepang dan Brunei Darussalam. Nanti kalau ke negara baru lagi, kembali pasang niat ngubek pasarnya nyari lonceng dinner.

Untuk koleksi uang, biasanya sebelum pergi mengunjungi suatu negara, aku browsing dulu jumlah pecahan koin dan uang kertasnya. Biasanya koin akan kukoleksi seluruhnya, sedangkan kertas aku batasi harus dibawah Rp 100.000,- nilainya. Uang koin ini juga termasuk pecahan sen, misalnya Singapura ada koin 1 dollar sisanya sen, Malaysia semuanya sen, sementara Thailand koinnya tidak dalam sen. Koin Macauku tidak lengkap karena ada beberapa pecahan yang sepertinya sudah jarang digunakan di sana. Kalau di Macau sen disebut avos pada tulisan di koinnya. Koin Hong Kong bentuknya ada yang menempel seperti dua koin pada pecahan 5 Dollar sementara pecahan 2 Dollar sisinya bergerigi, koin di Jepang warna dan bentuknya macam-macam, ada yang punya lubang. Di Brunei, uang 1 sen nya warnanya gold sementara koin yang bernilai lebih besar malah tidak. Untuk uang kertas, negara yang salah satu sisi gambar tokohnya selalu sama adalah Malaysia, Singapura, Thailand dan Brunei Darussalam. Sementara Macau, Hong Kong dan Jepang bermacam-macam. Kabarnya uang Hong Kong dikeluarkan oleh tiga bank. Untuk uang kertas Jepang, sama seperti Indonesia gambar tokohnya lebih dari satu. Aku tidak sanggup tentu saja kalau mau koleksi semua pecahan uang kertas. Ringgit aku cuma mampu sampai pecahan 20 saja, sementara Dollar Singapura malah lebih kecil lagi yaitu pecahan bernilai 5. Satu-satunya uang pecahan yang bernilai tinggi pada koleksiku adalah 1000 Yen (Rp 133.000,-), karena uang kertas di Jepang nilainya paling kecil adalah pecahan 1000. Untuk mengumpulkan koleksi koin ini aku pernah tahan malu nukar koin di penjaga toilet di Singapura yang pasrah koinnya kupilih-pilih, aku juga nekat menukar koin di KFC Brunei karena aku cuma sebentar di sana dan tidak belanja-belanja lagi ke tempat lain.

Ringgit Malaysia


Dollar Singapore


Bath Thailand


Pataca Macau


Dollar Hong Kong


Yen Japan


Ringgit/Dollar Brunei Darussalam


Soal nyicip bandara suatu negara juga bikin aku jadi repot. Dulu aku kalau ke Singapura lewatnya dari Johor Bahru sehingga tidak lewat Changi. Hal ini jugalah yang membuat aku jadi tidak puas dan jadinya berkali-kali ke Singapura. Syukurlah akhirnya kesampaian naik pesawat langsung ke Changi. Malah untuk Singapura aku punya rekor sendiri, yaitu aku sudah ke sana lewat 3 moda transportasi. Lewat udara menggunakan pesawat dari Palembang, lewat darat menggunakan bis dari Johor Bahru dan lewat laut menggunakan ferry dari Batam. Saat tahun 2017 aku ke Macau dan Hong Kong, agar kecicip bandara di keduanya, aku jadi mengatur mendarat di Macau dan pulang dari Hong Kong.

Soal harus menginap di negaranya juga dilatar belakangi oleh kunjungan ke Singapura. Dua kali ke sana aku hanya PP dari Johor Bahru. Aku terus pasang niat pengen menginap di Singapura, Alhamdulillah tercapai dua kali saat tahun 2015. Tuh kan repot.... gimana jadinya kalau aku transit, ke Seoul misalnya lewat Vietnam, aku jadi harus menginap dulu di Vietnam, kalau tidak nanti aku gatal-gatal dan gatalnya baru hilang setelah tercapai menginap di Vietnam... haha..

Kalau untuk foto bendera sama tiang jalan sih sebenarnya hanya kebetulan, karena aku suka foto ngiseng kalau lagi di jalan, dan ternyata banyak menangkap objek diantaranya bendera dan tiang jalan... eh jadi keterusan dilengkapi terus, malah dicari kalau belum dapat. Negara yang tempatnya paling banyak memasang bendera negaranya sejauh ini dari pengamatanku adalah Malaysia, yah mungkin juga karena aku paling sering ke sana. Kalau untuk tiang jalan, aku sering gila ngambil foto sama tiang jalan, asal jalannya sepi tapi.

Tiang jalan di Macau, ngambil foto tidak peduli lagi ada perbaikan...


Tiang jalan di Hong Kong


Mall pasti ada di setiap negara, dari kisah perjalananku selama ini hanya di Macau yang aku tidak ke mallnya. Sebenarnya sih kalau mengunjungi toko-toko, sudah saat di Hotel Venetian, tapi bagiku itu belum dihitung... Jadi list yang ini tidak lengkap. Satu lagi list yang tidak lengkap adalah jalan-jalan di malam hari. Sebenarnya sih kan sederhana saja, tapi aku tidak keluar dari hotel saat malam hari di Brunei karena kekhawatiranku atau tepatnya kegeeranku takut ketemu orang sedeng yang kutemui sampai 4 kali saat siangnya. Jadi... apakah aku akan ke Macau dan Brunei lagi demi dua hal ini.... sepertinya kalau untuk sengaja,.... tidak.... tapi kalau nanti kapan-kapan dapat rejeki ke sana lagi... ya ayo-ayo saja...

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...