Luar biasa sibuknya saya, sampai-sampai kisah liburan di Bulan Agustus sudah hampir 3 bulan tidak selesai-selesai ditulis. Yaelah... siapa juga yang hari gini nulis blog kan ya, kok liburan masih mau ditulis lagi di blog, vlog dong mestinya ya... hehe.... tenang saudara-saudara, vlog juga ada kok... dan juga kejar tayang, gak selesai-selesai diedit..... (walau yang nonton juga sedikit.... 😅). Udah kepalang saya hobi, jadi.... walau tidak menghasilkan tapi tetap saya lakukan, hitung-hitung refreshing. Kerja udah capek, refreshingnya ya begini... 😎 Kurang-kurang vlog traveling, saya juga punya vlog masak.... hitung-hitung mendokumentasikan resep masakan. Resepnya beberapa dari ibu saya, dan kalau bermanfaat Insya Allah pahalanya untuk Ibu saya.

Balik lagi ke cerita jalan saya ini.... setelah dari Batam, saya dan Desi lanjut nyebrang ke Singapura. Menuju ke Batam Center pagi-pagi naik taksi.... bye bye Nongsa Resort yang bikin awal liburan jadi adem. Sampai di Batam Center ternyata jam  ferry kami bisa kalau mau dimajukan, karena kami datang kecepatan, tapi nambah berapa puluh ribu saya lupa. Ya mau saja dong kami, daripada bengong nunggu di sana.... Beda sekali ya liburan saat high season Desember yang bikin emosi karena penuh orang sampai dapat tiketnya pun siang, sementara sekarang malah bisa ditukar pagi, walau saat kami beli online jam nya siang.

Singkat cerita kami sudah naik ferry, bagasinya dibawa masing-masing dan ditaruh di tempat khusus. Sampai di dalam.... sepi pemirsah.... kami bisa pindah-pindah duduk untuk merekam perjalanan dan mencari posisi paling strategis. Kalau sudah menjelang masuk Singapura, sebaiknya duduk di sisi kanan, karena akan kelihatan jelas gedung-gedung Singapura, termasuk Marina Bay Sands. Ferry mendarat dengan lancar, dan masuk ke imigrasi pun dengan cepat. Pengalaman akhir tahun 2015 tidak bisa dibandingkan. Antrian Ferry merapat saja butuh sejam, belum lagi antrian imigrasi yang kecepatannya lebih lambat dari jalannya siput. Sekarang, cuma scan paspor setelah isi data di mesin kiosk sudah bisa masuk Singapura.

Setelah menukar uang buat nambah-nambah kalau mau jajan, kami langsung menuju stasiun MRT. Tidak minat mau cari jajanan di vivo city, pengennya naruh koper dulu di hotel. Hotel kami ada di daerah yang nama tempatnya jalan besar. Stasiun MRT nya juga jalan besar, kalau dari Google maps hotelnya ada di depan exit A. Dari Harbour Front jalur ungu, pindah di China Town pindah jalur biru, 3 stasiun turun di stasiun Jalan Besar. Kalau saya bandingkan dengan subway di Korea, untuk memilih jalur kereta biasanya kita lihat dari next stasiunnya, mau ke kanan atau kiri. Misal kita dari Chungmuro mau ke Gyeongbokgung, maka kita lihat next stasiunnya Euljiro 3(Sam)ga bukan Yaksu. Nah kalau di Singapura, kita mau stasiun yang kanan atau kiri harus lihat stasiun paling ujung,.... yang buat bingung ada stasiun ujung yang ternyata beda atau diganti penamaanya... Untuk turis yang kurang kenal daerah Singapura, ini bisa membuat jadi bingung. Untuk hotel kami, dari Chinatown kami menuju arah expo, kalau sebaliknya stasiun paling ujungnya Bukit Panjang. Oh ya satu lagi info terbaru dari per MRT an Singapura adalah, sudah ada line yang bentuknya melingkar seperti JR Line di Tokyo, cuma saya belum familier dengan stasiun-stasiunnya.

Sampai di stasiun Jalan Besar exit A kami jadi menyesal, karena walau letak hotel kami di seberang, kami harus 3 kali menyeberang jalan. ke kanan, ke atas dan ke kiri. Sementara di seberangnya ada exit B yang hanya tinggal menyeberang sekali ke hotel kami. Oke, jadi default hotel kami stasiunnya berubah jadi exit B kalau mau ke mana-mana. 

Untuk check in belum bisa, tapi bapak resepsionis yang sepertinya pemiliknya mengizinkan kami menitipkan koper, sambil menunggu waktu check in jam 2 siang. Sambil menunggu, kami mencari makan dulu, ada banyak tempat makan halal di sekitar hotel, termasuk makanan Indonesia. Juga ada 7 eleven untuk beli makanan kecil dan minuman. Di sekitar situ juga ada mall, dan kalau jalan sedikit lebih jauh bisa ke Bugis Junction. Jam 2 kami check in dulu dan istirahat sebentar. Sebenarnya di Singapura ini selain saya ingin ke Garden by the Bay karena belum pernah, saya juga ingin ke Merlion dengan suasana malam. Berkali-kali saya datang ke sana selalu siang. Sementara Desi ingin joging di sekitaran Merlion, jadi besok atau lusa, kami akan datang ke Merlion pagi-pagi sekali. Untuk suasana malam ke Merlion akan kami wujudkan hari ini. 

Makan siang dekat Hotel

Sore kami ke Bugis Junction dulu, lihat-lihat barang yang lucu-lucu di sana dan pengen beli mie salted egg yang dimana-mana ada. Kurang kerjaan ke Daiso dan beli perintilan penting, tidak penting seperti sendok untuk propoerti vlog masak 😁. Pas mau ke stasiunnya, ngeliat ada yang jual Old Chang Kee yang pernah direview Ria SW, dan ini halal. So belilah kami, pengen coba curry puff nya dan beberapa varian lain. Menjelang sore, melipirlah kami ke Merlion. Turun di stasiun Raffles exit H belok kiri. Tapi kami ke kanan dulu menyusur sungai sampai ke Hotel Fullerton sebelum menyeberang ke Merlion.

Judulnya kan Liburan Low Season Agustus ke Singapura. Dari Batam naik ferry sepi, pas sampai sini.... Masya Allah... ternyata tetap ramai saudara-saudara. Mau cari foto yang bagus harus diiringi dengan doa agar keegoisan orang-orang di sekitar kita agak ditahan sedikit. Memang sih saya sudah berkali-kali ke sini, tapi kan kali ini pengen yang latarnya malam. So dengan perjuangan yang luar biasa, akhirnya dapatlah beberapa foto yang lumayan dengan latar Merlion dan Marina Bay Sands.

Latar Marina Bay Sands

Latar Merlion


Lampu Marina Bay Sands dari kejauhan berganti-ganti dari merah, biru ke ungu. Saya yakin kalau dari dekat, pasti ada musiknya. Yah lumayanlah ya, sudah terpenuhi keinginan ke sini malam-malam. Setelah puas, kami pulang, karena besok baru akan jalan yang sesungguhnya di Singapura.





0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...